Chapter 38

870 61 5
                                        

Ohm mulai berlatih tinju pada Bright. Dia harus bisa setidaknya tidak mudah jatuh saat menghadapi Pluem nanti. Dengan begitu Pluem akan mengakui kemampuannya. Jadi dia punya harapan mendekati Nanon. Untuk itu dia harus berlatih dengan keras.

"Dengar Ohm kau harus fokus saat menghadapi Pluem" nasihat Bright. "Jangan berfikir apapun selain pertarunganmu"

"Ya kak"

"Jangan terlalu lama menatap mata Pluem" peringat Bright. "Kau harus punya reflek yang bagus. Perhatikan gerakan tangan Pluem"

"Baik kak Ohm mengerti" Ohm memperhatikan setiap arahan dari Bright. Dalam seminggu ini dia harus mengusai semua teknik yang diajarkan Bright

"Satu lagi Ohm. Jangan mudah terpancing jika Pluem mengatakan sesuatu. Jangan sampai fokusmu hilang. Sekali kau kehilangan fokus kau akan kalah"

"Baik kak. Aku akan ingat semua kata-kata kak Bright"

"Bagus. Ayo mulai berlatih"

Bright membawa Ohm ke tempat latihannya di belakang kafenya. Setelah sampai Ohm melihat ring tinju, beberapa sarung tinju dan 2 samsak tinju tergantung di ruangan itu.

"Kak Bright sering latihan disini?" tanya Sing. Dia tidak menyangks kafe ini ada tempat latihan tinjunya

"Ini tempat latihanku dan Pluem" kata Bright yang mengejutkan Ohm

"Kak Pluem latihan disini?" tanya Ohm

"Ya. Jika dia tidak punya waktu untuk pergi ke tempat latihan dia akan berlatih disini" Bright melihat jam tangannya. "Gantilah pakaianmu lalu kita mulai latihannya"

"Ya kak"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sementara itu Nanon dan Chimon mulai mengawasi pacar Bass. Ternyata seperti kata teman-temannya. Orang itu dingin sekali. Bagaimana sahabat pendeknya bisa tahan dengan orang dingin seperti itu.

"Aku atau kau yang maju?" tanya Nanon

"Kau saja. Aku lihat dari sini." Chimon masih memperhatikan Dun. Pria ini cukup tampan juga. Gayanya juga keren dan Cool. Tidak heran Bass bisa terpikat

"Ok. Perhatikan aku ya"

Lalu Nanon mulai berjalan mendekati Dun yang saat ini sedang berjalan dengan kedua temannya. Saat sudah dekat Nanon pura-pura tersandung dan menabrak Dun reflek Dun memegangi Nanon agar tidak jatuh hingga semua buku yang dia pegang jatuh berhamburan.

"Maaf. Aku tidak sengaja" kata Nanon setelah Dun mendorong Nanon menjauh

"Lain kali kalau jalan berhati-hatilah" kata Dun acuh. Lalu dia menunduk untuk membereskan bukunya

"Aku minta maaf" Nanon ikut menunduk. "Biar aku bantu" setelah mengambil sebuah buku Nanon berdiri tegak lagi. "Ini"

"Terima kasih" Dun menerimanya begitu saja. Dia bahkan sangat acuh pada Nanon

"Harusnya aku yang berterima kasih padamu. Maaf sudah menabrakmu dan membuat bukumu jatuh"

"Bukan masalah" Dun menatap 2 temannya. "Ayo pergi. Kita ada kelas setelah ini"

"Tunggu dulu!" cegah Nanon. "Apakah bukumu ada yang rusak? Aku bisa menggantinya"

"Cuma sedikit kotor saja. Tidak apa-apa"

"Siapa namamu? Kau fakultas mana?" tanya Nanon

"Maaf. Kami sedang buru-buru" Dun langsung pergi diikuti oleh teman-temannya.

Setelah mereka pergi Chimon mendekati Nanon yang memandang kepergian 3 orang itu sambil tersenyum.

"Bagaimana?" tanya Chimon

Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang