Chapter 36

728 63 4
                                    

Nanon terlalu asyik menikmati eskrim dan cheessecakenya sampai dia tidak menyadari Ohm memandang dirinya intens. Semua ekspresi Nanon membuatnya benar-benar terpikat. Dia merasa sangat bodoh karena pernah menjadikan anak semanis dan semenggemaskan ini taruhan. Ohm juga sangat menyesal sudah membullynya. Andai dia menyadari semua pesons Nanon dari dulu dia tidak akan pernah terjebak dengan Prigkhing. Dia yakin semuanya tidak akan jadi serumit ini. Dia tersenyum melihat betapa menggemasksnnya Nanon. Nanon bisa sebahagis itu hanya karena mendapatkan eskrim dan cheessecake. Ohm sudah benar-benar terpikat dengan pesona Nanon. Dan dia berjanji akan berusaha mendapatkan Nanon.

"Ohm!" panggil Sing sambil berbisik.

"Apa?" respon Ohm tanpa mengalihkan pandangannya

"Jangan menatapnya seperti itu. Dia bisa illfeel padamu" kata Sing pelan

"Aku tahu" gumam Ohm. "Tapi terlalu sayang untuk dilewatkan"

"Dasar. Calon bucin" ejek First.

"Katakan itu pada dirimu sendiri" ejek balik Ohm

Lalu mereka semua diam. Ohm tetap memperhatikan Nanon. Saat melihat ada noda krim dibibir Nanon. Ohm mengambil tisu berniat membersihkannya. Saat tangan Ohm mendekat Nanon reflek mundur untuk menghindar.

"Mau apa kau?!" Nanon menatap Ohm curiga. Dia memang sudah dinyatakan pulih tapi terkadang paranoidnya masih suka kambuh saat ada yang tiba-tiba menyentuhnya.

"Maaf mengagetkanmu" Ohm memang sempat kaget dengan reaksi Nanon. Tapi dia paham butuh waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan trauma. "Ada noda dibibirmu. Aku cuma ingin membersihkan saja"

"Aku bisa sendiri" Dengan cemberut Nanon mengambil tisu di tangan Ohm dan membersihkan bibirnya sendiri. "Terima kasih"

"Ya" Ohm tersenyum dengan respon Nanon tadi. Sangat menggemaskan.

Sementara itu Sing dan First cuma menggelengkan kepalanya. Mereka tidak pernah melihat Ohm yang seperti ini. Terlihat lucu. Ohm sudah benar-benar jatuh pada pesona Nanon. Mereka cuma berharap Ohm tidak terluka nantinya

"Non! boleh aku tanya sesuatu?" tanya Ohm. Ohm penasaran ingin menanyakan hal ini

"Hemmm" respon Nanon. Hal itu tidak membuat Ohm kecewa. Dia malah tersenyum. Meski cuma gumaman dia senang Nanon masih mau meresponnya.

"Apa saat kita pacaran dulu kau tidak memiliki sedikit rasa padaku?" tanya Ohm serius

"Pura-pura pacaran maksudmu" ralat Nanon.

"Maafkan aku. Pura-pura pacaran." kata Ohm

"Rasa untukmu?" tanya Nanon. "Kenapa kau ingin tahu?"

"Cuma ingin tahu saja. Selama kita pacaran kau sibuk dengan kegiatanmu sendiri. Kita bahkan sangat jarang berinteraksi"

"Entahlah" kata Nanon singkat. "Aku tidak tahu bagaimana rasanya suka pada seseorang. Aku tidak pernah tahu rasanya  jatuh cinta pada seseorang. Karena aku punya abang dan kakak yang sangat posesif padaku. Mereka masih merasa aku anak kecil yang harus selalu dijaga ketat"

"Begitu aku mengerti" Ohm tersenyum menatap Nanon. "Non! Bila aku bilang aku jatuh cinta padamu apa kau akan percaya?"

"Kau?!" tunjuk Nanon pada Ohm. "Jangan bercanda!" Nanon cuma tertawa. Mana mungkin dia percaya kalau Ohm jatuh cinta padanya. Orang yang pernah menjadikannya taruhan jatuh cinta padanya. Dia tidak akan percaya hal seperti itu akan terjadi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tak lama kemudian Chimon datang menghampiri mereka.

"Non ayo pergi. Yang lain sudah menunggu" ajak Chimon

"Hubungi si pendek Bass. Suruh pulang saja. Tinggalkan Billkin dan Pp berdua"

Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang