Chapter 13

1.1K 79 4
                                    

Pagi yang cerah suasana kediaman VIHOKRATANA sedang suram. Semalam Nanon bermimpi buruk dan dia terus berteriak histeris hingga membuat seluruh keluarga cemas. Dan pagi ini putra bungsu keluarga Vihokratana itu demam tinggi.

"Ayah ke kantor saja. Hari ini ada meeting penting yang tidak bisa diwakilkan orang lain kan" Pluem mengingatkan Tay. Karena hari ini Tay ada meeting yang penting.

"Lalu adek?" Tay benar-benar cemas semalaman Nanon tidak mau tidur karena takut bermimpi buruk lagi.

"Biar Abang yang jaga adek. Frank hari ini juga ada kuis kan?" Frank yang duduk disamping Nanon cuma menggeleng.

"Frank dirumah saja bang. Tidak ada yang lebih penting dari Nanon" jawab Frank dia benar-benar cemas dengan kondisi Nanon. Jikapun kuliah dan ikut kuis dia tidak akan fokus.

" Jangan seperti itu. Non akan marah jika kau membolos kuliah karena menjaganya. Setelah selesai kuis  kau bisa langsung pulang" cegah Pluem. Dia yakin Nanon akan sedih jika sampai Frank membolos karena dirinya.

"Jangan cemas Abang akan menjaganya."
Dia tahu keluarganya sangat mencemaskan Nanon. Tapi Nanon akan sedih jika mereka melalaikan kewajiban demi dirinya.

"Ini bubur untuk Nanon. Berikan saat dia bangun nanti. Bunda cuma sebentar. Setelah mengecek semuanya bunda akan langsung pulang"

Sebenarnya New cemas tapi dia tidak bisa begitu saja meninggalkan restoran. Hari ini ada yang memesan restoran untuk acara makan siang keluarga jadi dia harus mengecek semuanya lancar.

"Abang mengerti Bun."

New mencium kening Nanon lembut " cepat sembuh ya dek jangan buat bunda khawatir. Bunda pamit dulu." New lalu pergi. Sebenarnya dia tidal tega mau meninggalkan Nanon. Tapi dia tidak punya pilihan lain. Tay pun ikut pergi setelah mencium kening Nanon dan membelai kepalanya lembut.

"Titip adek bang. Jika ada apa-apa cepat hubungi ayah" pesan Tay pada Pluem. Walau dia yakin anak sulungnya ini bisa diandalkan menjaga Nanon dia tetap tidak tega.

"Ayah pergi saja." Suruh Pluem

"Ya ayah pergi dulu" dan Tay pun pergi menyusul New yang menunggunya di depan.

Tinggal Frank yang masih diduduk di samping ranjang Nanon.

"Cepat kuliah sana" usir Pluem

"Abang yakin bisa menjaga adek sendiri?" tanya Frank dia bersikap seolah kurang yakin Pluem bisa menjaga Nanon sendirian padahal dia cuma mencari alasan saja. Tentu saja abangnya ini bisa menjaga Nanon dengan baik. Karena dari kecil Pluem lah yang menjaga dia dan Nanon. Frank hanya tidak ingin pergi kuliah. Percuma saja dia tidak akan fokus karena cemas dengan keadaan Nanon. Dan seperti biasa Pluem selalu tahu niatnya.

"Pergi kuliah sana!" usir Pluem

"Tapi bang...Nanon" Frank tetap keras kepala.

"Adek sudah tidak apa-apa. Ikuti saja kuisnya. Setelah itu kau bisa langsung pulang"

"Baiklah" akhirnya Frank menyerah juga. "Aku ke kampus dulu" sebelum pergi Frank membelai kepala Nanon pelan.

Setelah semuanya pergi Pluem dengan telaten mengganti kompres di kening Nanon.

"Apa yang kamu impikan Non? Kenapa terlihat sangat gelisah" gumam Pluem cemas

Pluem benar-benar cemas Nanon adalah adik kesayangannya. Dia tidak suka kesayangannya gelisah seperti ini dalam tidurnya.

"Orang-orang itu benar-benar harus diberi pelajaran" ucap Pluem penuh dendam

Didalam mimpi Nanon. Dia sedang berada diruang yang pengap. Dia tidak sendiri dia dikelilingi oleh beberapa orang yang berusaha membuka pakaiannya. Dia berusaha melawan tapi mereka terlalu kuat.Dia sudah berteriak meminta tolong tapi tidak ada yang datang menolongnya.  Dan akhirnya dia hanya bisa menangis saat orang-orang itu menertawakan keadaannya. Nanon benar-benar ketakutan saat mereka mendekatinya.

Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang