Chapter 31

878 76 6
                                    

Sudah larut malam tapi Nanon dan yang lainnya sama sekali tidak berniat untuk tidur. Apartement Sammy sangat berantakan dan Sammy cuma bisa menatapnya prihatin. Harusnya dia tidak setuju begitu saja saat mereka memutuskan untuk menginap diapartementnya. Harusnya mereka keapartement Billkin atau Pp saja. Besok pokoknya tidak akan dia biarkan mereka pulang begitu saja. Mereka harus membantunya membereskan apartement dulu. Awas saja. Akhirnya mereka tidak jadi meminta menjelaskan pada Nanon tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya. Bukan mereka tidak mau tapi Chimon yang mencegah mereka. Chimon mengatakan kondisi Nanon belum benar-benar pulih. Dia tidak mau Nanon akan kembali histeris lagi. Akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu Nanon menceritakan sendiri yang sebenarnya terjadi.







Sementara itu di kediaman Vihokratana. Pluem baru saja pulang dari kantor setelah menyelesaikan semua pekerjaannya yang tertunda. Sebenarnya dia ingin menelpon adik manisnya atau tunangannya tapi dia takut mengganggu istirahat mereka. Ini sudah tengah malam. Dia yakin mereka sudah istirahat. Saat dia masuk rumah Pluem melihat bundanya sedang duduk di ruang keluarga sendirian. Bundanya ini pasti menunggu kepulangannya. Bahkan bundanya sambai tertidur seperti itu. Lalu Pluem mendekat. Dia duduk di samping New dan bernia untuk membangunkan bundanya

"Bun! Bunda!" Pluem menyentuh bahu New lembut. Karena tidak ada respon akhirnya Pluem menepuk-nepuk bahu New hingga terbangun. "Bunda! Bun! Bangun!"

"Abang!" akhirnya New terbangun saat melihat jam ternyata sudah lebih dari tengah malam. "Kenapa baru pulang?"

"Maaf bun Pluem banyak pekerjaan. Harus diselesaikan sebelum semakin menumpuk"

"Sudah makan malam" tanya New. Putra sulungnya ini kebiasaan akan melupakan makan malam jika sedang sibuk. Dan itu tidak baik untuk kesehatannya

"Belum bun" Pluem menggelengkan kepalanya. Percuma berbohong pada bundanya. Sang bunda pasti sudah tahu kebiasaannya ini

"Ya sudah kamu mandi dulu. Pasti gerahkan. Bunda buatkan nasi goreng" Pluem membelai kepala Pluem lembut. Putra sulungnya sudah dewasa

"Abang bisa buat sendiri bun. Lebih baik bunda istirahat saja." Pluem tahu bundanya pasti lelah

"Tidak apa-apa. Abang cepat mandi" suruh New. "Jangan lupa pakai air hangat"

"Iya bun. Abang mandi dulu" sebelum ke kamarnya Pluem mencium pipi New terlebih dulu.

Setelah Pluem ke kamarnya New memutuskan ke dapur untuk menyiapkan nasi goreng untuk putra sulungnya. Saat sedang memasak Tay masuk ke dapur. Saat terbangun tadi dia tidak menemukan istrinya. Jadi dia memutuskan mencari ke dapur.

"Hin? Sayang!" panggil Tay

"Apa sih? Jangan berteriak ini sudah larut malam!" tegur New. Suaminya ini kebiasaan sekali. Apa dia tidak tahu kalau ini sudah larut malam

"Maaf sayang. Apa yang kamu lakukan malam-malam begini?"

"Membuat nasi goreng untuk abang. Dia baru saja pulang"

"Selarut ini?" tanya Tay. "Padahal aku sudah bilang tidak perlu lembur. Dia bisa mengerjakan lagi besok. Tidak terlalu mendesak pula" Tay selalu heran pada putra sulungnya itu. Kenapa begitu mirip dengan istrinya

"Kau ini seperti tidak mengenal putramu saja" New menggelengkan kepalanya. Suaminya ini seperti baru mengenal putranya saja. Putra sulung mereka itu memang tidak suka menunda-nunda pekerjaannya.

"Ya kau benar" Tay lalu duduk di bangku samping dapur. Tak lama Pluem datang

"Malam ayah" sapa Pluem

"Malam. Hin nanti antar nasi gorengnya ke ruang keluarga ya? Ada yang harus aku bicarakan dengan abang"

Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang