Ketika ingatan tentang masa lalu yang menyakitkan kembali lagi
Manakah yang akan dipilih? Tetap melupakan atau menghadapinya
Ketika seseorang yang pernah menyakitimu datang memohon ampunanmu
Apa yang akan kamu lakukan memaafkan atau melupakannya?
Ke...
Nanon sangat menikmati suasana pasar malam ini. Sudah lama dia tidak pergi ke tempat seperti ini. Dan Nanon sangat senang. Dari masuk tadi Nanon tidak berhenti tersenyum. Dia tahu dari tadi Ohm terus memperhatikannya tapi dia mencoba untuk acuh. Lebih baik dia menikmati malam ini mumpung abang memberi ijin. Belum tentu lain waktu dia bisa bebas pergi"
Yang lain tersenyum mendengar pertanyaan Nanon. Mereka tidak tahu kalau Nanon selugu itu.
"Bukan hadiahnya yang dipanah Non" kata Drake membuat Nanon menatapnya. "Kau harus memanah papan diujung sana sesuai nomor hadiahnya tapi mereka akan memberikan rintangan agar kita sulit untuk mendapatkannya" Nanon mengangguk mengerti.
"Begitu" Lalu Nanon menoleh ke arah permainan itu lagi. Dia melihat sepasang boneka lucu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mon ayo kesana" Nanon menarik Chimon. Yang lain cuma mengikuti. Mereka tersenyum melihat betapa antusiasnya Nanon
Setelah sampai di tempat permainan itu. Mereka dilayani oleh seorang paman yang ramah.
"Ingin mencoba permanan ini?" tanyanya. "50 ribu untuk 3 anak panah"
"Non mau coba" lalu Nanon membayarnya. Setelah mendapatkan bujur dan 3 anak panah
"Kau tinggal membidik arah papan itu pilih no. hadiah yang kau inginkan. Nanti anak buahku akan menggerakkan rintangannya" paman itu menjelaskan
"Ok. Non mengerti" Nanon menyerahkan 2 anak panahnya pada Chimon. "Tolong pegang ya?"
"Kau mau hadiah yang mana Non?" tanya Drake
"Rahasia" Nanon mulai bersiap-siap
"Apa Nanon bisa memanah?" tanya Sing
"Entahlah" Phuwin menatap Nanon khawatir
"Kalian tidak tahu?" tanya Pineare. "Nanon itu atlet panahan. Saat SMP dia dua kali mewakili sekolah dan selalu juara"
"Kami tidak tahu" Drake menatap Nanon yang sedang bersiap memanah. "Saat SMA Nanon pendiam."
"Dia sangat mahir memanah. Tapi tidak tahu kalau dengan rintangan seperti itu" kata Sammy ragu.
"Ohm! Tidak ingin melakukan sesuatu?" bisik First. "Kasihan jika Nanon gagal. Dia pasti sedih"
"Jika aku mencurangi bukankah dia akan kecewa jika tahu itu bukan usahanya sendiri?" Nanon tetap memperhatikan Nanon