Malam itu, seluruh daerah Gunung Marapi diliputi oleh gemuruh pertempuran. Sinar jingga kemerahan nampak bersinar dari tempat itu, layaknya sinar kehangatan mentari yang mulai terbenam.
Banyak diantara para bangsa jin yang tinggal di tempat itu memutuskan untuk melarikan diri dari sana, menjauhi pertempuran dahsyat yang terjadi kala itu.
Kaum Banaspati, saat ini mereka semua sedang bertarung untuk bertahan hidup. Membunuh dan melahap api saudara sendiri, adalah hal yang harus mereka lakukan untuk terus bertahan.
Banyak diantara mereka yang menyerah, tak memiliki niatan bertarung karena tak ingin menyakiti saudara mereka sendiri. Namun, banyak pula diantara mereka yang masih tetap bertarung, meskipun dengan kemungkinan menang yang sangat tipis.
Lara, sebagai seorang Kakak tertua sekaligus Banaspati terkuat di sana, ia benar-benar tak terkalahkan. Banyak diantara kalangan Banaspati yang mencoba mengalahkannya bersama-sama, namun tak ada yang berhasil menumbangkannya.
Agni, ia sendiri cukup kuat. Meskipun dengan hati yang berat, ia berusaha untuk mengalahkan para saudara-saudaranya yang mencoba menyerangnya, kemudian ia akan menyerap mereka semua hingga habis.
Pertarungan itu benar-benar terasa sangat mencekam, saudara yang selama ini hidup damai dan tentram, dalam satu malam berubah menjadi beringas hanya karena perintah dari satu orang.
Pada akhirnya, dua Banaspati yang nampak mampu bertahan hingga akhir hanyalah Lara dan Agni, sebagai dua Banaspati terkuat yang tersisa.
Area hutan di sana sudah terbakar oleh api astral, tak ada lagi mahluk yang tersisa di gunung itu selain para Banaspati dan Mak Lampir. Namun pertarungan haruslah tetap berlanjut hingga hanya ada satu Banaspati yang tersisa.
"Agni, menyerahlah! Kau tak akan bisa mengalahkanku!" ucap Lara.
"Maaf kak, tapi aku akan berusaha untuk tetap bertahan hingga akhir!" balas Agni, sembari menyerang kakaknya itu.
Pukulan Agni begitu keras, menyebabkan ledakan api yang membumihanguskan area sekitarnya hingga menjadi abu.
Namun Lara masih cukup kuat untuk menahannya, bahkan hingga menyerap serangan Agni itu.
Hal itu tentu membuat Agni kesal, gadis itu pun segera melakukan sebuah tendangan ke arah pinggang sang Kakak. Namun serangan itu lagi-lagi berhasil diblokir, meskipun sang Kakak sempat terdorong beberapa meter ke samping.
Lara lalu tak tinggal diam, ia mulai membalas serangan Agni dengan menciptakan sekumpulan bola api di udara, yang lalu ia hempaskan ke arah adiknya itu.
Dengan sigap, Agni melompat menghindar ke samping, menghindari setiap serangan sang Kakak.
Ketika ada kesempatan, Agni segera menciptakan sebuah tombak api di tangannya. Kemudian ia lemparkan ke udara, menuju ke arah Lara.
Melihat ada tombak yang meluncur ke arahnya, Lara segera menciptakan sebuah pedang yang digunakan untuk membelokkan serangan Agni ke tanah.
Sesaat kemudian, Lara segera terbang melesat ke arah Agni. Dengan memanfaatkan pedangnya, ia mencoba menyabet tubuh Agni secara vertikal.
Namun Agni tak tinggal diam, gadis segera menciptakan dua buah keris berukuran besar untuk menahan sabetan pedang sang kakak.
Benturan energi api pun kembali terjadi, meningkatkan intensitas hawa panas yang menyeruak di tempat itu.
"Sudah kukatakan padamu, kau tak akan bisa menang!" ujar Lara pada Agni.
"Pertarungan masih belum selesai, masih ada kesempatan bagiku untuk menang!" balas Agni.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indagis
ParanormalIndagis merupakan sekumpulan orang indigo berkekuatan magis. Mereka melakukan kontrak dengan para mahluk halus agar dapat meminjam kekuatan mereka. Membuat orang-orang itu mampu bertransformasi menjadi seorang pahlawan yang membawa kekuatan dari dua...