bagian 87

2.7K 207 39
                                    

Happy reading yorobun...
Jangan lupa vote dan commentnya ya...

Jungkook tengah berada disebuah mobil dalam perjalanan menuju tempat rose dipindahkan. Ia menatap jalan sembari sesekali berdecis kesal dengan apa yang dilakukan hyungnya. Ia menatap ke arah kaca spion kemudian melirik ke arah belakang. "percepat laju mobilnya." perintah jungkook.

Supir jungkookpun langsung mempercepat laju mobil. Jungkook kembali menatap ke arah spion "sepertinya ada yang ingin bermain-main denganku." monolognya sembari terkekeh.

Setelah beberapa lama iapun sudah sampai didepan halaman rumah tua itu. Jungkook turun dari mobil dengan kacamata hitam bertengger indah ditelinganya.

Disana terlihat banyak sekali pengawal yang berjaga disekitaran rumah. Jungkook berjalan sedikit cepat lalu iapun berhenti didepan pintu dan bercakap-cakap sebentar dengan seorang pengawal.

Setelah selesai iapun langsung masuk kedalam ruangan, terlihat seorang namja tengah duduk sembari meminum sebuah white wine dengan kaki diangkat keatas meja. Jungkook duduk disamping wonwoo "sepertinya kita akan kedatangan tamu hyung." bisik jungkook.

Wonwoopun mengenryitkan dahinya tidak paham. Kemudian seorang pengawal masuk dengan membawa seseorang yang sedari tadi megikuti jungkook. "bos ada seorang penyusup." lapor seorang pengawal sembari mendorong tubuh sungaje hingga ia terjatuh dilantai.

Jungkook sedikit terkejut kemudian ia tersenyum remeh pada sungjae yang sudah babak belur karna dihajar oleh para pengawal wonwoo "sepertinya sifat ingin tahumu itu tidak pernah hilang sungjae~ssi, dan aku benci itu."

Sungjae menatap wonwoo dan jungkook secara berganti, sesekali ia mengusap tepian bibirnya yang mengeluarkan darah dari bekas tonjokan para pengawal wonwoo. "kau pasti mengikutiku karna kau penasaran dengan apa yang kubicarakan ditelfon tadi kan?" kata jungkook sembari menyilangkan kakinya.

"aku sudah menduga jika kau memang mendengarkan percakapanku." sambungnya.

Sugjaepun hanya terkekeh "jadi benar kau yang menculik rose? Heh sudah kuduga" kata sungjae.

Jungkook dan wonwoopun saling bertatapan kemudian terkekeh kecil. "iya benar, kau ingin melihatnya? Baiklah bawa dia ke tempat rose sekarang." perintah wonwoo.

Pengawal itupun menganggukan kepalanya kemudian ia menyeret sungjae menuju tempat rose disekap.

Sungjae dihempaskan hingga ia tersungkur dilantai, kemudian pengawal itupun mengikat kebelakang tangan sungjae.

Rose terkaget ketika pintu dibuka dengan kasar kemudian seseorang dilempar kedalam. Ia mencoba mengangkat kepalanya dan menatap ke arah orang itu.

"diam." bentak pengawal itu sembari menendang punggung sungjae. Pengawal itupun menutup kembali pintunya dan menguncinya.

Sungjaepun terus berusaha memberontak "woy lepaskan aku." teriaknya sembari menggedor gedor pintu dengan kakinya. Namun nihil beberapa kali ia mencoba namun tetap tidak ada yang merespon.

Alhasil iapun berhenti dan mengedarkan pandangannya kesegala arah.
Kini matanya terfokus pada seseorang yang tengah tertunduk lesu dengan rambut tidak terawat dan bercak darah di kedua kakinya.

Sungjaepun mencoba untuk mendekatinya 'apa dia masih hidup? Atau sudah mati?' fikir sungjae. Ketika sungjae mendekat tiba-tiba rose mendeongakan kepalanya, sontak sungjaepun Langsung terkaget. "hwwaaaa setannn." teriak sungjae sembar menjauhkan tubuhnya dari rose.

Rosepun hanya terdiam kemudian sungjaepun berhenti berteriak dan menatap lekat kearah rose. 'rose? I..ini benar kau?' tanya sungjae. Rosepun tidak menjawab sama sekali. Ia hanya terdiam seperti mayat hidup.

Sungjae mendekati rose, ia menatap Rose dari atas hingga bawah. Dia merasa miris melihat keadaan rose saat ini 'kurasa jika joy dan teman-temannya tahu mereka akan menangis melihat keadaannya sekarang.' fikirnya.

"rose kau masih bisa mendengarku kan?" tanya sungjae. Rosepun mencoba menatap sungjae kembali "ne." lirihnya.

Sungjaepun menghela nafas panjang "syukurlah, bertahanlah rose aku akan mencoba meminta bantuan." sungjaepun mengambil ponselnya kemudian ia berusaha mendial nomor joy.

Setelah beberapa saat akhirnya iapun bisa menelfon joy.
'yeoboseo?'
'chagiya aku sudah menemukan rose.'
'jinjja? Kau menemukannya?'
'iya, dengar baik-baik beritahu mark hyung bahwa rose dan aku telah disekap disebuah rumah tua ditepian hutan.'
'baiklah, tapi tunggu kau juga disekap?'
'ne aku disekap bersama rose, ceritanya panjang nanti setelah kami bebas aku akan meceritakannya.'
'baiklah, sekarang bagaimana keadaan rose?'
'dia sangat kacau, aku tak bisa mendeskripikasnnya..sudah yang jelas rose membutuhkan bantuan secepatnya.'
'ne aku akan segera mengabari mark oppa.'

Sungjaepun menutup panggilannya kemudian ia kembali menyimpan ponselnya. "bertahanlah rose sebenar lagi kita akan bebas." kata sungjae.

Rosepun hanya menatap sembari tersenyum simpul "tapi aku sudah tidak kuat sungjae." katanya lirih.

Sungjaepun menatap rose, "sepertinya kau mengalami pendarahan, apa kau sedang hamil rose?" tanya sungjae.

Rosepun mengangguk pelan. Sungjae yang melihat anggukan rosepun langsung terkaget "astaga rose..jadi kau sedang hamil..aigoo kau harus cepat ditolong rose. Ku mohon bertahanlah." panik sungjae.

Fyi, Sungjae adalah seorang dokter spesialis kandungan, ia bekerja disalah satu rumah sakit terbesar di jepang. Jadi ia tahu betul apapun keadaan seorang ibu hamil.

Rosepun menyenderkan kepalanya kedinding "aku sudah tidak kuat sungjae." lirihnya.
Sungjaepun menggelengkan kepalanya "tidak..tidak kau harus kuat, rose yang kukenal adalah yeoja yang kuat dan keras kepala..jika kau menyerah sekarang kau bukan rose yang kukenal selama ini." kemudian tiba-tiba pintupun terbuka dan menampakkan wonwoo yang berjalan dengan sombongnya.

"bagaimana? Kalian suka tempat ini?" tanya wonwoo sembari membungkuk ke arah sungjae.

"kurang ajar, tega-teganya kau kenyekap seorang yeoja yang hamil. Dimana hati nuranimu eoh?" marah sungjae.

Wonwoo terkekeh kecil kemudian menatap wonwoo dengan mata elangnya "kau ingin tahu dimana hati nuraniku? Jawabannya tidak ada..aku tidak punya hati nurani sama sekali." ketusnya.

"pantas saja, dengar ya Seseorang yang tidak memiliki hati nurani sepertimu tidak akan pernah bisa merasakan hidup yang bahagia." wonwoopun mulai emosi, dengan kuat iapun mendaratkan pukulan kewajah sungjae.

Sungjaepun langsung terjatuh dan sudut bibirnya sedikit robek. "diamlah, kau memang orang yang tidak berguna." katanya sembari beranjak dan berjalan menuju rose.

"bagaimana rose, apa kau sudah merasakan tanda-tanda waktumu yang sudah dekat?" sambungnya sembari menatap rose.

Rosepun tersenyum kecut "kau sudah jera kan? Sekarang kau menyesal kan?" tanya wonwoo lagi.

Rosepun hanya terkekeh kecil "tidak ada penyesalan jika itu bisa membuatku menjuah darimu." katanya lirih.

Wonwoopun terlihat tersulut emosi lagi "wah wah wah masih belum jera juga kau?" kata wonwoo sembari mendekati rose.

Wonowopun kembali mencengkram dagu rose "sifat keras kepalamu itu memang tidak pernah menghilang." wonwoopun membuang muka rose kesamping kemudian kembali beranjak menuju pintu.

"huft...baiklah nikmatilah ruangan ini, anggap saja ini rumah kalian sendiri. Kkkk" katanya kemudian iapun pergi keluar.



Seperti janji ku dobel up...
Maaf ceritanya kurang bagus...
Jangan lupa vote dan commentnya..

[✔] 1. WITH YOU [DALAM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang