bagian 86

2.7K 195 1
                                    

Happy reading yorobun....
Jangan lupa vote dan commentnya ya...

Beberapa yeoja kini tengah duduk berkumpul disebuah ruang tamu untuk menunggu kabar dari para namja, ya mereka tidak ikut mencari keberadaan rose karna memang tidak diperbolehkan oleh mark.

Mark tidak memperbolehkan mereka ikut karena mark takut akan ada hal yang membahayakan mereka, lagipula jika mereka ikut itu akan membuat konsentrasi mereka terpecah.

"sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya wendy.

Jennie menatap wendi dengan wajah sendunya "kita doakan mereka supaya mereka dapat segera menemukan rose."

"kuharap rose baik-baik saja, aku tak akan bisa maafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu pada rose." sambung jennie sembari beberapa kali melirik ponselnya berharap seseorang menelfonnya dan memberikan kabar baik tentang keadaan rose.

Jisoo menatap jennie sendu "kau jangan begitu jennie~ah, aku yakin rose akan baik-baik saja. Dia yeoja yang kuat, kalian juga harus yakin dan terus mendoakan rose." jelas jisoo.

Semuapun mengangguk setuju, kemudian suasana kembali hening hingga sebuah bunyi panggilan masuk terdengar dari ponsel joy. Ia mengambil ponselnya kemudian melirik sebentar nama pemanggilnya.

Seketika senyumnya merekah ketika sang pujaan hati tengah menelfonya.
Iapun beranjak menuju balkon apartemen untuk mengangkat telfon.

'yeoboseo? Oppa'
'ne ini aku.'
'akhirnya kau menelfonku juga, kau tahu aku sangat merindukanmu, kemana saja kau susah sekali dihubungi.'
'mian kemarin aku sangat sibuk.'
'sesibuk apa hingga tidak bisa sama sekali memberiku kabar walau cuma mengirim pesan atau menanyakan kabarku.'
'aigooo...jangan merajuk, maafkan aku beberapa hari ini banyak sekali pasien yang harus kutangani.'
'hemm...baiklah, emm...oppa apa kau jadi kekorea?'
'tentu saja bahkan aku sudah dibandara sekarang.'
'jinjja? Kau sudah diincheon? Aigoo..Mengapa kau tak bilang padaku.'
'kkkk sebenarnya aku ingin memberimu kejutan, tapi tidak jadi karna aku sudah terlalu merindukanmu jadi aku menelfonmu.'
'oww.. kau bisa saja oppa, oh iya oppa, apa kau tahu jika rose sekarang hilang.'
'ha? rose hilang? Bagaimana bisa?'
'dia diculik oppa, aku tak tahu ceritanya detailnya bagaimana semuanya terjadi begitu cepat.'
'haishh bisa-bisanya dia diculik, semoga dia segera ditemukan.'
'ku harap juga begitu.'
'emm chagiya, nanti aku akan telfon kembali, katakan salamku pada teman-temanmu, oh iya nanti aku akan coba ikut membantu mencari rose.'
'ne oppa.'
'baiklah oppa pergi dulu, oppa ada janji dengan teman oppa dicafe..nanti aku akan menemuimu dan kita akan jalan-jalan berdua, annyeong saranghae.'
'ne nado saranghae.'

Joypun mematikan panggilannya kemudian ia kembali duduk disofa sembari tersenyum-senyum tidak jelas. Irene melirik joy dengan tatapan sinis bercampur heran "kau kesurupan apa, senyum-senyum tak jelas seperti itu."

Joypun menatap irene sinis sembari memanyunkan bibirnya "aigoo eonnie kalau bicara, aku habis menelfon sungjae oppa dong, kalian tahu dia sudah ada dikorea." teriaknya senang.

Semua menatap joy heran "dia dikorea?" tanya seulgi. Joypun hanya mengangguk mengiyakan. Sedangkan Mereka hanya ber-oh ria.

Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk, jenniepun dengan malas berjalan menuju pintu dan membukanya "chagiya?"

Ya, hanbin dan mingyu datang ke apartemen jennie. Jennie mempersilahkan masuk dan merekapun duduk bersama diruang tamu. "chagiya apa kau sudah menemukan rose?" tanya jennie antusias, hanbinpun menarik nafas panjang kemudian ia menggelengkan kepalanya pelan "mianhae aku belum menemukannya sama sekali."

Jenniepun langsung tertunduk lesu "lalu mengapa kalian disini? Bukannya harusnya kalian ikut mencari rose?" tanya seulgi.

"mark hyung yang menyuruh kami kesini untuk memastikan keadaan kalian." jawab mingyu.

Hanbin menatap jennie yang tertunduk kemudian ia menepuk pundak jennie dengan lembut "tenanglah chagiya..yakinlah bahwa rose akan segera ditemukan." jennie menegakkan kepalanya, airmatanya kini mulai menetes.

Hanbin menyentuh pipi jennie sembari mengusap airmata itu dengan ibu jarinya "sudah jangan menangis, jika rose melihat ini dia akan sangat marah padamu." senyum jenniepun merekah kemudian ia memeluk hanbin dengan mesra.
"gomawo hanbin, kamu memang orang yang tepat. Aku sangat bersyukur karna bisa mendapatkanmu."

Hanbinpun hanya terkekeh kecil "aku juga sangat bersyukur karna bisa menjadi bagian dari hidupmu." hanbinpun membalas pelukan jennie, sementara para anggota blackvelvet dan mingyu menatap mereka dengan senyum simpul yang terukir di wajah mereka.

Ditempat lain....

Seorang namja tengah duduk disebuah cafe sembari menikmati secangkir coffee latte kesukaannya. Matanya memandang kesegala arah kemudian sebuah senyumpun mengembang diwajahnya.

Tiba-tiba seseorang datang dan duduk dihadapannya "hai bro, kau sudah lama menungguku?" tanya orang itu sembari mengepalkan tangannya mengajak tos.

Sungjae Membalas tos itu "tidak terlalu, aku juga baru sampai, kau ingin pesan apa?" tanya sungjae.

Namja itu sedikit berfikir "americano." sungjaepun tersenyum kemudian ia memanggil pelayan dan memesan secangkir americano.

"kau akan tinggal berapa lama dikorea?" tanya namja itu.
Sungjaepun meneguk coffenya sebentar "sekitar 2 bulan." jawabnya singkat sembari kembali meneguk coffenya.

"baiklah, apa kau rindu berjalan-jalan disini? Aku bisa mengantarmu jalan-jalan  jika kau mau." tawar namja itu.

"tentu saja, tetapi sepertinya aku akan menghabiskan waktuku dengan kekasihku, sudah lama aku tak pergi bersamanya." Pelayanpun datang dengan membawa secangkir americano.

Pelayan itu menaruh pelan-pelan cangkir coffe itu "hemm baiklah, oh iya sebenarnya siapa sih yeochin yang bisa membuat sahabat karibku ini luluh? Dari awal kalian pacaran aku sama sekali belum pernah melihatnya. Kenalkan lah padaku." pinta namja itu sembari menyeruput minumannya.

Sungjaepun hanya terkekeh kecil "baiklah lain kali aku akan mengenalkanmu padanya." tiba-tiba telfon namja itu berbunyi.

Sontak iapun langsung merogoh saku celananya dan mengangkat telfonnya tanpa menjauh dari sungjae.

'yeoboseo?'
'tuan, saya ingin memberitahukan bahwa tuan wonwoo telah memindahkan nona rose kerumah tua yang berada ditepi hutan.'
'ha? Mengapa rose dipindahkan? Memangnya mereka semua sudah tau?' jungkookpun tanpa sadar tengah berbicara setengah keras, namun walaupun begitu sungjaepun sudah dapat mendengarnya. Iapun hanya berpura-pura mengaduk coffeenya namun telinga dan fikirannya terus bekerja. 'dengan siapa jungkook berbicara? Tadi apa? Rose? Dipindahkan? Apa jangan-jangan jungkook yang selama ini menculik rose?' fikirnya.

Jungkook yang menyadari suaranya terlalu keraspun langsung menutup mulutnya dan memperkecil volume suaranya. "baiklah aku akan segera kesana." jungkookpun mematikan panggilannya kemudian iapun kembali meminum pesananya.

"oh iya sungjae, sepertinya aku tak bisa lama-lama..ada hal penting yang ingin kuurus. Lain kali kita bertemu lagi." kata jungkook sembari beranjak dari duduknya dan menepuk pundak sungjae.

Sungjaepun hanya tersenyum "baiklah, jika kau ada waktu kabari aku." katanya. Jungkookpun berjalan menuju keluar cafe.

Sungjae menatap kepergian jungkook dengan intens 'apa dia akan ketempat rose dipindahkan? Tapi masa jungkook yang menculik rose? Bagaimana jika yang jungkook maksud rose yang lain bukan rose yang kukenal?' fikirnya.

'apa aku harus mengikutinya? Atau tidak?' sambungnya sembari menyeruput coffeenya.



Bagaimana? maaf baru up....
Maaf kalo ceritanya gaje, ngga nyambung...
Besok akan kubuat lebih baik lagi ...

[✔] 1. WITH YOU [DALAM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang