84. penyelesaian 2

591 53 6
                                    


"Tembak  aku sekarang  jika kau berani,"teriak Franco.

Bersamaan dengan teriakan Franco.

Beberapa Jarum melayang terbang mengenai anak buah Danny yang menahan  Crevo , Alberto dan Mario.

Anak buah Danny langsung menjerit kesakitan , Danny langsung kaget dan bergerak cepat menarik pelatuk pistolnya ke arah Franco.

Xavi  dan Aldo  secara bersamaan langsung menyerang Danny.

"Dor...Dor ....dor ,"suara pistol Danny meletus , tetapi arah sasaran nya menjadi tidak teratur.

Aldo meluncur menendang kaki Danny. Sedangkan Xavi menerjang memegang tangan Danny hingga arah pistol nya menuju keatas.

Danny berusaha mempertahankan pistol nya . Lutut nya jatuh menyentuh tanah akibat serangan Aldo. Danny dan Xavier  bergelut memperebutkan pistol nya.

Franco tersenyum sambil berguman ,"mati kau sekarang, bocah yang kau anggap ingusan tolol yang akan menghabisi mu." Franco tampak yakin dengan kemampuan keponakan nya yang tampan.

Lisa mematung diam tersadar saat Fordy yang terluka bersembunyi di belakang nya seolah memohon keselamatanan dari ibunya.

"Jangan menarik perhatian, diam-diam kau pergi ... Setelah semua selesai jika ibu mu masih bernafas temui aku,"bisik Lisa. Lisa wanita penuh intrik dan mengerti keadaan , wanita yang masih sexy di usia tua nya tahu dirinya dalam keadaan terjepit diantara dua musuh besar yang sedang bertarung. Lisa harus pandai mengambil sikap jika ingin selamat, tetapi satu hal dalam benak wanita ini sudah tidak peduli nasib suami nya. Jika sebelumnya Lisa masih memikirkan masa depan Fordy yang dianggap anak nya dari Danny sekarang justru sudah tidak memiliki harapan apapun.

Flame Morris terbujur kaku dengan luka tembak di dada nya di pangkuan Gavin . "Mengapa kau menyimpan Rahasia ini ... Apa kau tidak pernah menganggap aku putra mu... Bahkan kau menyerahkan ku pada bajingan jahat sebagai ayah ku....,"meskipun tidak menangis tetapi mata Gavin tidak bisa menahan airmata nya. Dari kecil Gavin tidak pernah menuntut dan menyalahkan orang lain , bahkan ketika ayah nya tidak menginginkan nya hanya kebaikan yang teringat dalam memori diotak nya. Ingatan Gavin kembali ke masa lalu, saat bisnis kecil  nya sendiri dimulai Gavin sering mendapatkan pesanan pekerjaan yang dirasakan tidak perlu dari Flame konstruksi . Jika dulu Gavin menganggap keluarga Morris sekumpulan orang bodoh yang beruntung, yang tidak bisa mengelola efisien dan efektif tentang biaya kerja, sekarang sadar keuntungan kerja awalnya di dukung secara diam-diam oleh ayah kandung nya.

Vito tertegun melihat apa yang dialami Gavin . Ada keinginan kuat Untuk merangkul dan menguatkan orang yang dia cintai sejak kecil tetapi Vito tidak berani melakukan nya, Vito takut di tolak oleh Gavin. Hati Vito rasa nya sesak . Vito memutar bolamatanya memandang sang iblis tua yang berteriak kencang mengobarkan pertarungan. Wajah tampan  Franco sekilas  benar-benar mirip Gavin disaat  tertentu, terlebih bibir manis nya dan rambut hitam yang ikal, dalam hati nya Vito menyadari ternyata kerinduan yang memuncak pada Gavin lah yang membuat dirinya bertindak tidak rasional.

Franco sempat melirik kearah Vito dan tersenyum mengoda bocah labil itu "Jika dia mau menjadi kaki tangan ku sungguh sesuatu yang kuharapkan , bocah itu memiliki kesetian tinggi pada cinta....," pikir Franco. Semua pikiran Franco karena melihat sekilas Gavin ada mirip dengan dirinya. Tentu saja Franco berpikir dirinya lebih tampan dan gagah dari Gavin meskipun Gavin lebih muda darinya.

Maxie nendengus kesal "tidak berubah," bahkan apa yang di janjikan sang Iblis tua belum juga dilakukan.

Igor tersenyum melihat Maxie. " Kita harus siaga dan secepat nya menyingkir,"-bisik Igor pelan .

devotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang