" mencintai seseorang sungguh tersiksa, dua hari yang lalu aku sudah berangkat bersama Adik ku ke Charleston tetapi dia tidak ikut , aku kembali sendiri diam-diam , dia terluka dalam bertarung, " kata Maxie.
" kau kemari mengunjungi ku atau hanya untuk menjadikan ku teman curahan hati mu supaya kau lega," tanya Argos.
" bagaimana sepasang kaki yang kupesan kan untuk mu apakah bisa dipakai , itu yang aku ingin tahu," tanya Maxie.
" kondisi kita berbeda , tempurung lutut ku sudah hancur selamanya aku tidak mungkin berjalan normal , kaki mu hanya patah setelah disambung hanya perlu beberapa tahun akan pulih seperti semula ," kata Argos.
Di balik ruangan... diruang tunggu.... jantung Madox berdetak kencang , seolah ada rasa ingin tahu siapa dibalik pintu itu. Suaranya mengingatkan Madox akan masa lalu.
" seharusnya aku sudah mati, dokter menemukan ku ... dia menjadikan ku riset percobaan nya saat itu dia belum seperti sekarang , aku berhutang pada nya ..... dia memberikan ku pekerjaan ditempat ini , sekaligus sebagai penyemangat mereka yang yang mengalami hal yang sama ," kata Argos.
" seperti aku contoh ya , kau dengan telaten menjadi ahli therapy untuk ku berjalan , aku beruntung bertemu dengan mu, " Kata Maxie.
" setidaknya walaupun dengan alat bantu berdiri aku bisa melakukan banyak pekerjaan , " kata Argos,
" besok aku pasti pergi , dia marah karena aku meninggalkan rombongan secara diam-diam aku harus segera bergabung dengan mereka kembali , semua untuk ku tetapi aku justru meninggalkan mereka demi cinta ku, aku terlalu egois ," kata Maxie.
" cinta memang egois , aku mencintai nya tetapi rela meninggalkan nya demi kebahagian nya , entah bagaimana kabarnya , mungkin sekarang dia masih di Charleston , bekerja di perkebunan seperti dulu," kata Argos.
Deg deg.... Jantung Madox bergetar , " dia .... suaranya...... tempat asalnyaa.... dan kakinya....." Madox ingin mendorong masuk tetapi ditahan nya.
"Ayo kita masuk dokter sudah memanggil mu," panggil Duman Volkov.
Madox terkaget ....
Madox keluar dari ruang dokter dengan kondisi tangan terpasang tergendong dan diberi penahan ....
Yang membuat Madox terus diam terkaget , pria yang memasangkan Alat penyangga tangan untuknya .... seorang pria pincang dengan bantuan tongkat , wajah nya sangat dia kenal . Tubuh kekarnya dulu berubah lebih kurus , kulitnya terlihat lebih cerah tetapi satu hal sikap tetap sabar nya dan wajah nya semakin tampan dan bersih. Pandangan nya ....
Argos pura-pura tidak mengenal Madox yang berubah....
Tempat lain .... di tempat Moraless .....
Vito menghentak kasar di atas Marco ..... bayangan iblis tua terus menerus menghantuinya . Tubuh sexy dengan tatto indah dan sepasang puting yang menawan tidak bisa dia lupakan terlebih kilauan berlian saat dia bergerak.
Rambut basah karena keringat yang ikal gelombang yang menjuntai menutupi sebagian wajah nya saat dia bergerak menebaskan pedangnya.....
" aichhh , pelankan kau menyakitiku ," rintihan Marco yag tidak sadar Vito memikirkan orang lain . Marco yang percaya diri bahwa Vito sudah jatuh di pelukan nya dan akan membebaskan nya dari tempat ini.
Vito mengabaikan Marco membayangkan diri nya sekarang sedang bersetubuh dengan iblis tua. " dia milik ku , aku harus memilikinya ..... " dengus Vito , Vito lupa dengan semua pria yang pernah diincarnya keinginan nya sekarang hanya satu memiliki iblis tua sebagai milik nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
devotion
Ficción GeneralPeringatan cerita untuk dewasa18+ Sampah , itu kata yang tepat untuk ku..... Walaupun indah setelah di rusak aku hanyalah sampah yang tidak berguna Setelah wanita yang kupermainkan membalas dendam pada ku aku terbuang , para pria dengan kejam menyik...