🍃HARAPAN 1🍃
Natasya FitriHembusan angin menjadi saksi bisu kedua insan yang sedang bercengkerama tersebut, tatapan ketidak sukaan sangat terpancar di wajah sang gadis.
"Kita putus." Hanya dua kata namun mampu membuat bungkam sang empu yang berdiri di hadapanya.
"Kenapa?" tanyanya kepada gadis tercintanya.
"Aku cuman pengen putus itu aja," ujarnya lalu membuang muka, enggan melihat wajah kasihan pria itu.
Tanpa sepatah kata pun akhirnya gadis itu pergi dari pantai yang menjadi tempat pertemuan terakhirnya dengan pria itu.
Natcha Faiza Maurer, gadis berperawakan tinggi bak seorang model dengan senyumannya yang khas, saat ini sedang memasuki sebuah sekolah yang dibilang favorit bagi kalangan remaja.
Langkah kakinya membawa ia masuk ke dalam sekolah tersebut. Banyak tatapan mata yang membuat dirinya risih seakan dirinya adalah makhluk aneh yang datang entah dari mana.
Hari ini adalah hari di mana murid dibebaskan dari pelajaran, namun dijerat oleh para anggota OSIS dengan acara classmeet.
Natcha memasuki kelas X IPA-3, gadis itu duduk di salah satu kursi nomor tiga paling ujung. Ia melirik sekilas teman sekelasnya yang saling berbicara, bercanda ria layaknya sudah kenal lama.
Merasa bingung, akhirnya gadis itu memutuskan untuk bermain handphone-nya.
Saat ini sekolahnya sedang mengadakan acara bagi siswa-siswi SMA Garena, khusus para siswa kelas X yang akan di pandu oleh OSIS.
"LIMA MENIT BELUM KE LAPANGAN, SAYA HUKUM!" sentakan dari seseorang yang berada di ambang pintu membuat para siswa maupun siswi kelas X IPA-3 langsung lari terbirit-birit meninggalkan kelas.
Natcha yang sedang mendengarkan lagu menggunakan handsfree dengan volume keras pun tak peduli apa yang dikatakan oleh ketua OSISnya.
"Yang duduk di ujung, KAMU DENGAR?!" teriak pria itu lagi lebih kencang dari pada yang tadi.
Merasa diabaikan, akhirnya Gavin maju melangkah mendekati gadis itu. "Kamu dengar kata-kata saya?" ujarnya pelan menahan amarahnya yang siap meledak.
Natcha akhirnya melepas handsfree-nya dan menatap Gavin. "Apa?" tanyanya cuek.
"Pura-pura gak denger atau tuli beneran?" tanya Gavin sarkas lalu duduk di atas meja Natcha.
Natcha mengedikkan bahunya tak peduli, lalu menatap ke arah luar jendela. Ia bingung mengapa teman-temanya dan seluruh siswa kelas X lainnya duduk di lapangan.
"Cepet keluar! saya kasih kamu hukuman!" ujar Gavin lalu berlalu pergi meninggalkan Natcha.
Gavin mencoba untuk marah besar kepada gadis itu, gadis yang selama ini mengisi hatinya, membuat pikirannya kacau karena ia kira ia takkan bertemu dengan gadis itu. Namun takdir berkata lain, Gavin dipertemukan dengan gadis itu, gadis cuek, pendiam, dan sulit bergaul terhadap lingkunganya. Gavin mengacak rambutnya frustasi, ia ingin sekali memeluk gadis yang merupakan mantan kekasihnya, sungguh miris.
Gavin Putra Ganesha namanya, lelaki yang bisa dibilang sempurna dari fisik, bahkan hanya dengan memakai seragam putih abu-abu Gavin tampak sempurna di mata para kaum hawa.
Natcha berjalan keluar kelas mengikuti arah Gavin pergi, Gavin membawa Natcha ke sebuah gudang yang kumuh, gelap dan sepi.
"Ngapain kita di sini?" tanya Natcha waspada.
"Menurut lo mau ngapain kita?" balas Gavin sambil maju melangkah mendekati Natcha.
"Stop! Mundur!" teriak Natcha takut saat Gavin mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Event; Kumcer
RandomEvent cerpen yang telah dilakukan oleh member Feedback Squad. 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙣. 𝙄𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙢𝙖𝙠 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙠𝙪�...