Reynandira

23 13 1
                                    

🍯 Karya : Dinda Fadila Napiana 🍯


Hari ini adalah hari Senin. Hari pertamaku libur sekolah. Dan kebetulan hari ini aku ada janji dengan Reynan. Entah mengapa dia mengajakku keluar hari ini. Mungkin dia mau membahas tentang lomba, dan mungkin bukan hanya aku yang diajak janjian. Aku telah selesai mandi dan berganti pakaian.
“Ini masih cukup pagi”keluhku
“Nandi... Buruan turun”teriak bunda. Entah mengapa bunda menyuruhku turun, mungkin menyuruhku sarapan. Ya, hari ini aku masih tidak berpuasa. Bukan karena malas tapi kahanan. Aku bergegas turun.
“Ngapain dia di sini”gumamku dalam hati
“Pagi Ra...”sapa seorang laki-laki yang mengenakan jelana jeans, baju kotak-kotak dengan jaket jeans yang dipegangnya. Dia nampak sangat keren.
“Emmm iya pagi”jawabku gugup
“Yaudah bunda tinggal dulu ya, di belakang masih banyak cucian”kata bunda sambil meninggalkan kami
“Iya bunda”jawab Reynan. Ya benar, Reynanlah orang yang kumaksud tadi’
“Udah siap Ra?”tanya Reynan
“...”aku tak menjawab. Aku masih kaget dengan pakaiannya. Biasanya dia memakai baju koko dan bersarung. Sekarang dia memakai pakaian modis gaya anak muda zaman now.
“Raaa... Kamu gak apa-apa kan?”tanya Reynan
“Emm enggak kok gak papa”lamunanku terbuyarkan ketika Reynan melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.
“Jalan sekarang?”tanya Reynan
“Emmm kamu... ehh elo udah pamit sama bunda”tanyaku gugup
“Udah, tadi sekalian ngobrol-ngobrol sama bunda”jawabnya sambil tersenyum sangat manis. Astaghfirullah, itu zina Nan.
“Ohhh, yaudah gue pamit dulu sama bunda”kataku sambil menuju ke belakang
“Ok aku tunggu di depan ya”kata Reynan
Aku pun berpamitan dengan bunda. Tapi tumben bunda gak komen or nitip pesan buat aku. Biasanya setiap aku pergi sama laki-laki bunda selalu nitip pesen. Emm mungkin bunda lelah.
“Udah yuk”ajakku kepada Reynan
“Hayukk”jawab Reynan
“Ehhh itu mobil lo?”tanyaku setelah melihat mobil warna biru yang terparkir di depan rumahku.
“Bukan...Itu mobil pak Ismail”jawabnya
“Emangnya pak Ismail punya mobil?”tanyaku
“Punyalah, kalo gak punya aku gak akan pake mobil hari ini”jelasnya
“Ohhh”jawabku
“Yaudah yuk”ajak Reynan sambil membukakan pintu mobil untukku. Sok romantis dasar.
Diam. Di sepanjang jalan kam hanya diam. Tak tau apa yang mau kami obrolkan. Aku hanya membolak-balikan Hpku tak berfaedah. Sampai akhirnya ada telfon masuk dari bunda.
“Hallo Assalamu’alaikum bunda”kataku
“Ada apa bunda?”tanyaku
“Emmm iya bunda nanti Nandi cariin buat bunda”jawabku
“Iya bunda, Nandi janji”kataku
“Iya bunda siap”jawabku
“Wa’alaikumussalam Warrahmatullahi Wabarraktuh”saluran telfon terputus
“Kenapa Ra?”tanya Reynan memecah keheningan antara kami
“Emm itu bunda suruh beliin jilbab buat pasangan gamis bunda”jawabku
“Mau nyari kapan? Sekarang?”tanya Reynan nampak semangat
“Emm entar aja...Males ketemu sama emak-emak rempong pagi-pagi”jawabku
“Yaudah, terserah kamu aja”jawabnya patuh. Hri ini aku merasa dispesialkan oleh Reynan, ternyata dia bisa romantis.
“Hemmm, kita mau kemana sih? Kita gak jemput temen-temen dulu?”tanyaku
“Temen-temen siapa?”tanyanya balik
“Yaa Anjar, Filda, guru-guru ngaji di masjid?”jawabku
“Ngapain ngajak mereka, aku kan cuma ngajak kamu”jawabnya.
Aku kaget. Beneran Reynan cuma ngajak aku pergi.
“Lhooo bukannya mau bahas tentang lomba tho?”tanyaku
“Siapa yang bilang?Aku kan gak bilang kayak gitu kemarin”jawab Reynan
“Ohh iya ya”jawabku
Kami tiba di sebuah rumah makan yang menjual berbagai makanan sehat. Tidak aja Junk Food dan Sea Food di sini. Terus aku mau makan apaan di sini. Aku gak terbiasa makan-makanan yang serba sehat di luar kecuali makanan bunda.
“Yukk turun”ajak Reynan
“Emm iya”jawabku patuh
“Masuk yuk”ajak Reynan ketika aku sudah turun dari mobil
“Kita mau ngapain di sini?”tanyaku
“Kamu belum sarapankan?”tanya Reynan. Seakan-akan dia tau bahwa hari ini aku sedang tidak berpuasa.
“Belum”jawabku
“Yaudah kamu sarapan dulu di sini, kamu gak lagi puasa kan”jawab Reynan
“Kok lo tau kalo gue lagi gak puasa”tanyaku
“Tadi dikasih tau bunda”jawab Reynan
“Udahh yuk, keburu demo nanti cacing-cacing diperutmu”kata Reynan
“Tapi kan lo puasa”kataku
“Ya kan yang makan cuma kamu, aku gak makan”jawabnya
“Kasian elonya dong”jawabku
“Gak papa. Kan udah niat”jawab Reynan sambil tersenyum
“Males ahh, makanannya gak enak semua. Gak ada Junk Food”jawabku
“Ya kan ini rumah makan sehat, gak mungkinlah ada makanan cepat saji”jelas Reynan
“Gak mau ahh, lagian belum laper juga, balik mobil yuk”jawabku sambil membuka pintu mobil
“Yaudah kamu tunggu di dalam mobil dulu ya, aku mau ke kamar mandi dulu”jawabnya
“Ok siap”jawabku patuh
Sekitar sepuluh menit Reynan ke kamar mandi. Dia tak kunjung kembali. Apa ada yang terjadi sama Reynan ya?. Jangan-jangan Reynan terpeleset di kamar mandi?. Atau mungkin dia terkunci di dalam kamar mandi?. Ahh ngapain aku ini. Ngapain aku mikirin Reynan. Tapi masa’ iya ke kamar mandi lama banget. Aku ke sana ah. Aku pun keluar dari mobil untuk menghampiri Reynan.
“Kamu ngapain keluar Ra?”tanya Reynan yang baru saja keluar dari rumah makan itu.
“Emmm gak papa, gerah di mobil”jawabku ngeles
“Mobil kan ada Acnya Ra. Masa’ masih gerah”jawabannya membuatku malu. Aku baru ingat kalo mobilnya ternyata ada ACnya.
“Yaudah yuk masuk”katanya
Aku pun masuk ke dalam mobil.
“Nihh makan dulu”kata Reynan sambil menyodorkan plastik berisi kotak makanan di tambah cup jus di dalamnya.
“Buat aku?”tanyaku sambil menerima plastik yang disodorkan Reynan
“Ya iyalah, masa’ buat aku”jawabnya sambil menyalakan mobilnya
“Emm makasih”jawabku sambil membuka kotak makanannya. Berisi bubur ayam dan jus tomat. Semua itu adalah makanan dan minuman favoritku. “Kenapa Reynan bisa tau?”tanyaku dalam hati.
“Suka?”tanya Reynan
Aku mengangguk pelan. Sambil membaca doa mau makan dan setelah itu aku mulai memaknnya.
“Kamu nambah manis kalo kamu pake bahasa ‘aku-kamu’ Ra”kata Reynan
Aku tersegrak.
“Ehh hati-hati dong Ra. Minum dulu gih”kata Reynan sambil membukakan jus tomat
Aku pun menerimanya dan langsung meminumnya.
“Makasih”kataku
“Aku salah ngomong ya Ra. Maaf ya”kata Reynan
“Gak papa kok”jawabku
Suasana kembali hening. Aku pun melanjutkan makanku. Hingga akhirnya kami tiba di sebuah mall yang merupakan tempat pertama kali aku dan Reynan bertemu.
“Udah makannya?”tanya Reynan
“Udah”jawabku sambil memasukkan bekas tempat makan dan cup jus
“Yaudah mana, aku buangin”kata Reynan sambil mengambil plastik sampah yang ku pegang
“Ehh gak usah”jawabku yang sambil menahan plastiknya
“Gak papa. Yaudah yuk turun”jawab Reynan sambil tersenyum
Reynan pun turun dan aku pun juga ikut turun. Entah apa yang akan kami lakukan di sini. Mungkin Reynan mau mengantarku mencarikan jilbab untuk bunda. Kami pun masuk ke dalam mall dan benar, Reynan menyuruhku untuk mencarikan jilbab untuk bunda. Kali ini aku benar-benar merasa dispesialkan oleh Reynan, entah ini hanya perasaanku atau memang benar aku sedang dispesialkan oleh Reynan. Setalah kami berkeliling mall dari toko ke toko akhirnya aku menemukan jilbab untuk bunda. Susahnya.
***
Aku duduk di sebuah kursi tunggu di Timezone. Tepatnya ditempat ruang tunggu yang dulu menjadi saksi betapa marahnya aku kepada Reynan. Namun sekarang aku ikhlas, aku tau bahwa barang yang bagus takkan selamanya menjadi bagus. Contohnya bajuku. Aku tak menyangga bahwa Reynan akan mengajakku ke sini. Dia tiba-tiba berjalan menuju ke arah Timezone tanpa berkata apapun. Aku juga hanya mengikutinya dibelakang tanpa berkomentar. Semua itu aku lakukan karena tadi Reynan juga mengikutiku tanpa berkomentar saat aku mencari jilbab untuk bunda.
“Nihh Ra”Reynan tiba-tiba datang mebawa minuman coklat
“Emm makasih”jawabku sambil menerima minuman dari Reynan
“Maaf ya lama nunggu, tadi keasyikan maen soalnya,hehehe”kata Reynan sambil menyengir
“Iyaa gak papa kok”jawabku
“Gimana enak”tanya Reynan
“Alhamdulillah enak”jawabku
“Yaudah yuk pulang”kata Reynan
“Emm hayuk”jawabku sambil berdiri
Brukkk...
Sebuah boneka doraemon yang sangat lucu dan lumayan besar terjatuh ketika Reynan tertubruk oleh seseorang.
“Reynan kamu gak apa-apa kan?”tanyaku
“Gak papa”jawab Reynan sambil membungkuk mengambil boneka
“Itu boneka siapa Rey?”tanyaku bingung
Tiba-tiba Reynan mengambil posisi jongkok menghadapku sambil menyodorkan boneka doraemon warna biru yang lucu.
“Nandira Hilwa Handika. Will you get my girlfriend”pertanyaan Reynan membuatku kaget
Mata semua orang langsung tertuju pada kami. Terdengar beberapa orang berteriak “Terima...terima...terima...”. Hal ini membuatku senang sekaligus malu. Aku tak tau apa yang harus ku jawab. Di satu sisi aku memiliki perasaan yang sama kepada Reynan tapi di satu sisi aku teringat pernyataan Arsista bahwa dia mempunyai perasaan yang lebih kepada Reynan.
“Ra? Capek nih Ra. Jawab dong. Yes or No?. Kalo kamu mau kamu ambil boneka ini kalo kamu gak mau kamu boleh buang boneka ini”suara Reyhan membuyarkan lamunanku
“Emmm....”
“Emmm....”
“Ayo mbak terima aja”teriak salah satu perempuan yang ada di Timezone
“Emmm.... I will”jawabku malu-malu sambil menerima boneka doraemon. Reynan pun langsung loncat kegirangan.
Suara gemuruh sorak dan tepuk tangan terdengar ramai di Timezone. Aku merasa senang ternyata Reynan memiliki perasaan yang sama dengan aku. Tapi aku merasa malu sekarang, karena banyak orang yang menyaksikan ketika Reynan menyatakan perasaannya kepadaku.
“Kakak ini buat kakak”tiba-tiba seorang anak perempuan kecil datang menghampiriku sambil membawa bouquet bunga mawar merah dan putih berbentuk love yang lumayan besar.
“Ini buat kakak”tanyaku kepada anak itu
“Iya kak”jawab anak itu
“Dari siapa dek?”tanyaku kepada anak itu. Tapi anak itu langsung lari.
Aku lihat ada sebuah kertas surat berwarna merah hati di sana. Langsung kubuka dan kubaca.

To : Nandira Hilwa Handika
Jika surat ini sudah kamu baca...
Brarti kamu memiliki rasa sama dengan saya...
Saya bukan orang yang baik...
Meskipun saya hadir dari kumpulan orang baik-baik...
Saya belum baik dalam menahan rasa...
Selelah pertemuan kita dulu...
Saya sudah jatuh hati dengan kamu...
Dan aku yakin suatu hari nanti kita akan kembali bertemu...
Kamu yang telah hadir dengan sejuta makna...
Membawa bahagia di setiap timbulnya duka...
Membuat saya tak mampu menahan apa yang telah saya pendam...
Saya bersyukur bisa mengenal dan bersama kamu saat ini...
Semoga di setiap senjaku selalu hadir wajahmu...
Selamat datang dan hadir di kehidupan saya...
Nandira Hilwa Handika....
Reynan Abdul Gana 

Event; KumcerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang