~ Puan Gusti Halida Lutfiiah ~
Kaizaki membanting bolanya dengan malas. "Sungguh menjekelkan!" Serunya dengan kesal. Sesekali Kaizaki menatap aneh gadis di depannya. Gadis itu sontak tertunduk sambil memegang erat buku-bukunya.
"Maaf, aku menggangumu?" Tanya gadis itu pada Kaizaki. Kazaiki terdiam, matanya makin tajam menatap sang gadis. "Perkenalkan aku Hishiro," ucap Hishiro takut.
"Ahh sudahlah," seru Kazaiki menatap lelah Hishiro. "Gue ga punya banyak waktu, kalo perlu cepet!" Ucap Kazaiki sombong.
Hishiro makin takut, dengan tubuh bergetar ia menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Kazaiki. "I-ni t-tugas dari ibu," sejenak Hishiro bernafas. "Da-dari i-bu-" namun perkataanya tepotong begitu saja.
"Ah repot, sini kertasnya." Potong Kazaiki dengan kasar. Kasaiki mulai membaca isi kertas itu. matanya menyipit, tiba-tiba ia bingung sendiri. Ia tidak memahami isi dari kertas itu. Dengan kesal, ia menatap Hishiro dengan kejam. "Apa ini, tolong jelaskan."
Hishiro mulai menjelaskan maksud dari kertas itu. Kasaiki mulai paham, lalu mengangguk setuju akan kerjasamanya bersama Hishiro.
"Karena lo butuh gue, elo harus ngikutin kegiatan gue." Ujar Kazaiki dengan sombong.
Hishiro sontak terkejut, lolucon macam apa ini. Bukankah dirinya dan kazaiki sama-sama membutuhkan. Lagi pula itu tugas kelompok. Bukan tugas ngejar-ngejar manusia sombong seperti kazaiki.
"Ka-kazaiki, aku ga bisa ngikutin kegiatanmu terus." Ucap Hishiro dengan lemas.
"Emang gue peduli gitu?" Ucap kazaiki menarik bolanya dengan kasar. Kazaiki langsung berlari merapat ke lapangan. Ia langsung bermain bola. Tanpa mempedulikan Hishiro yang menunggunya sejak tadi.
**
Hari kedua Hishiro masih setia menunggu Kazaiki. Sampai detik ini belum ada perkembangan sedikitpun dalam tugasnya. Ia sekilas berfikir, jika Kazaiki berbohong. Namun apa dayanya, tugas sekolah yang ia kerjakan. tak sengaja mengelompokan Hishiro dan kazaiki dalam satu kelompok.
"Kazaiki, sudah bermain bolanya?" Ucap Hishiro malu-malu.
Kazaiki menatap Hishiro tidak suka. "Ngapain lu, pulang aja sana, gangu." Ujarnya dengan kejam.
Hishiro menunduk, ia mencengkram erat kertas di tangannya. Tugas ini harus di selesaikan tiga hari lagi. Jika ia telat mengumpulkan, maka nasipnya di sekolah ini akan naas.
Kazaiki menatap Hishiro tak peduli. Kakinya melangkah menuju lapangan bola. Dengan sombong. Lalu ia memamerkan keahliannya dalam bermain bola.
"Hishiro! Gue jago banget kan?" Sombongnya.
Hishiro terdiam, ia menunduk.
"Ck, gitu amat mukanya," keluh Kazaiki menatap aneh Hishiro.
"Ka-kazaiki, kapan kita menyelesaikan ini?" Tanya Hishiro mengalihkan topik. Kazaiki menatap Hishiro tidak suka. Ini bukan waktunya mengerjakan tugas. Ini waktunya bersenang-senang.
"Yaudah, a-aku pulaang ya." Ucap Hishiro pelan.
"Heh! Mau kemana lu," ancam Hishiro.
"Udah mau malem, aku takut di marahin ayah." Ujar Hishiro takut.
"Ck, penakut!"
**
Lusa tugas ini wajib di kumpulkan. Entah bagaimana nasib Hishiro nanti. Sampai sekarang tidak ada perkembangan dari tugas ini.
Hishiro menatap lapangan bola dengan lelah, Ia selalu menunggu.
"Ka-kazaiki, kapan?"
"Kapan apanya?" Ujar kazaiki tak tau diri.
"I-tu a-nu tugasnya." Ujar Hishiro dengan wajah takut.
"Oh, gausah deh gue capek."
Seketika Hishiro lemas, ia bingung dengan Kazaiki. Bukanya lusa tugas ini akan di kumpul? Terus bagaimana Hishiro bisa mengerjakannya.
Kazaiki tak peduli. Ia semakin asik bermain bola. Kakinya berlari-lari mengellingi lapangan. Sambil menujukan gaya sombongnya.
Hishiro sudah muak, ia melempar kertas itu dengan kasar. Dengan rasa jenkel Ia melangkah dan mulai pergi.
"Heh, mau kemana lo," ucap kazaiki kasar. "Lihat dulu sini kemahiranku."
Hishiro menatap kazaiki bingung, matanya menyipit, menatap kazaiki lelah.
Kazaiki makin asik bermain bola.
Brukkk...
Hishiro membalik, ia kaget tiba-tiba Kazaiki terjatuh tepat di depannya. "Ka-kazaiki, ka-kamu ga papa?"
Kazaiki terdiam, wajahnya lecet.
"Bentar," Hishiro mulai mengulurkan tanganya pada Kazaiki.
Kazaiki menatap Hishiro bingung,
"Udah gapapa, jangan kaya anak kecil deh."
Kazaiki mengangguk, tapi kakinya terasa sakit sekali.
"Ini cuma keseleo, kayanya kamu kena karma." Ucap Hishiro tertawa kecil.
Kazaiki masih terdiam.
"Jadi besok aku ga usah nunguin kamu main bola lagi yah?"
Kazaiki mengangguk, ia mengaruk dahinya dengan sedikit malu.
"Oke deh, gapapa, gausah gitu deh."
"Elu sabar banget sih, ga capek nungu gue setiap hari?" Tanya Kazaiki bingung.
Hishiro tersenyum, ia tidak menjawab.
"Sudahlah, mari pulang."
Hishiro pun berdiri, "ayo, aku antar."
Kazaiki menunduk, ia menahan malu.
"Hey kenapa? Ga usah malu."
"Terimakasih, justru aku belajar banyak dari elu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Event; Kumcer
RandomEvent cerpen yang telah dilakukan oleh member Feedback Squad. 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙣. 𝙄𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙢𝙖𝙠 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙠𝙪�...