Brother

15 3 0
                                    

~ Nunik Maya Deliya ~

Seorang laki-laki tampan terlihat masih tidur terlelap di kasurnya. Alarm yang sejak tadi berdering tak membuatnya bangun. Tak lama kemudian, terdengar pintu kamar diketuk.
" Sehun~ah, ayo bangun! Mama papa udah nunggu di meja makan," panggil laki-laki yang mengetuk pintu.
Laki-laki itu punya wajah yang mirip dengan Sehun. Parasnya yang tampan, kulitnya putih namun sedikit pucat. Ia bernama Suho, kakak Sehun. Mereka berdua bersaudara dan putra dari seorang konglomerat. Tuan Kim, ayah mereka adalah seorang pemilik perusahaan Next In Corporate yang bergerak di bidang IT. Ibunya, Nyonya Kim juga seorang desainer ternama, dan beliau juga mengelola sebuah butik terbesar di Korea Selatan.
Karena sedari tadi Sehun tak membukakan pintu, Suho pun masuk ke kamar Sehun. Ia lalu membuka gorden jendela dan menarik selimut yang dipakai Sehun, berharap adiknya itu segara bangun. "Sehun, ayolah. Ini udah siang, kasihan mama papa udah nunggu dari tadi. Lagipula kamu ada kuliah pagi kan?" titah Suho.
"Ahhh, kenapa berisik sekali sih! Mengganggu saja!" gerutu Sehun sambil kembali menarik selimutnya
"Tapi ini udah siang, Sehun. Papa sama mama juga mau ke kantor, kasian mereka jika terlambat karena nungguin kita sarapan," pinta Suho dengan menggoyang-goyangkan tubuh Sehun. Namun tiba-tiba Sehun menghempaskan tangan Suho dengan kasar, dan itu membuat Suho terkejut.
"YA!!! Jangan pernah sentuh aku, aku sangat jijik denganmu. Dasar cerewet!" Setelah mengatakan itu, Sehun segera bangkit dan pergi keluar kamar sambil membanting pintu dengan keras. Suho pun hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah. Kata-kata Sehun barusan memang sangat menohok, tapi Suho sudah terbiasa dengan itu. Ia sudah kebal dengan caci maki yang keluar dari mulut adiknya. Tak jarang Sehun juga memperlakukan Suho dengan kasar saat orang tua mereka sedang tidak di rumah. Namun Suho tak mau melawan ataupun membalas perbuatan adiknya, karena ia tahu tidak baik bagi keluarganya dan disisi lain, Suho sangatlah menyayangi Sehun. Suho sangat berharap, ia dengan Sehun bisa akrab seperti saat mereka kecil dulu.  Manik mata Suho mulai berkaca-kaca, "Apa salahku, Sehun~ah? Sampai kau membenciku dan bahkan merasa jijik denganku," gumam Suho.
Usai sarapan, Tuan Kim dan Nyonya Kim pamit untuk pergi ke kantor. "Suho, bagaimana keadaanmu akhir-akhir ini? Apa ada masalah?" tanya Nyonya Kim.
"Kesehatanku baik-baik saja, eomma. Tidak usah mengkhawatirkanku, lagipula aku juga rutin minum obatnya," jawab Suho dengan tersenyum.
"Syukurlah, kalo gitu. Maafkan mama sama papa karna jarang dirumah, jadi kami tidak bisa memantau kondisi kesehatanmu setiap saat," tutur Nyonya Kim.
Suho tersenyum, "sudahlah, eomma. Tidak perlu minta maaf, kalian bekerja keras juga demi aku dan Sehun."
"Ouh, iya. Hari ini jadwalmu medical checkup kan? Sehun, nanti tolong antar kakakmu ke rumah sakit, kamu mau kan?" tanya Tuan Kim.
Mendengar itu, Sehun pun memutar bola matanya malas. Ia sangat enggan jika disuruh mengantarkan Suho untuk check up. Karena menurutnya itu mengurangi waktu bermain dengan teman-teman kampusnya.
"Tenang saja, pa. Tidak perlu khawatir. Sehun tadi udah bilang kalo dia akan mengantarkan aku buat check up," pungkas Suho. Ia sudah paham kalo Sehun pasti tidak mau mengantarnya, jadi dia sengaja berbohong supaya orang tuanya tidak khawatir.
"Benarkah, Sehun? Terimakasih banyak karena kamu sangat perhatian dengan kakakmu," ujar Tuan Kim. Dan Sehun pun hanya tersenyum kecut mendengarnya. Setelah itu Tuan dan Nyonya Kim bergegas berangkat ke kantor.
" Ternyata selain cerewet, kau juga pandai membual. Dan asal kau tahu, aku tidak akan pernah sudi mengantarmu, itu sangat membuang-buang waktuku saja, diriku sangat muak punya kakak penyakitan sepertimu" ejek Sehun, yang kemudian segera berlalu pergi meninggalkan Suho. Buliran hangat pun meluncur dari mata Suho. Perkataan adiknya barusan sangat menyakitkan baginya, sampai Suho pun tak kuat membendung air matanya.
Suho memang harus rajin memeriksakan kesehatannya, karena Suho menderita penyakit perikarditis kronis, yaitu penyakit kelainan pada periakrdium jantung, dimana penderita akan mengalami gejala seperti sesak nafas, nyeri jantung, dan kerap pingsan. Maka dari itu, tiap hari Suho harus mengkonsumsi obat-obatan dan rutin untuk check up. Penyakit Suho diketahui ketika ia berumur 12 tahun, dan itu membuat Tuan dan Nyonya Kim menjadi sangat protektif dengan keadaan Suho. Sejak saat itulah, Sehun merasa kasih sayang orang tuanya berkurang karena lebih mementingkan kakaknya. Dan itu yang membuat Sehun sangat membenci Suho.
Suho sudah bersiap untuk pergi ke rumah sakit, dia terpaksa harus naik angkutan umum karena mobilnya sudah dibawa Sehun pergi kuliah. "Tuan mau pergi?" tanya satpam rumah Suho. "Iya, pak. Saya mau check up hari ini," jawab Suho sopan.
"Tapi saya tidak mau diantar, saya pergi sendiri saja. Sekalian mau jalan-jalan," lanjut Suho. Ia sudah paham, pasti nanti pak satpam akan menyuruh sopir untuk mengantarnya, dan ia tidak suka itu. Suho ingin punya waktu bebas, tanpa adanya pengawal yang terus mengikutinya kemanapun ia pergi.
"Tapi tuan, ini perintah dari Tuan Kim," ucap satpam itu.
"Ayolah, pak, sekali ini aja. Saya mohon, ya?" pinta Suho dengan merajuk. Dan akhirnya Suho diperbolehkan pergi sendirian, tapi dengan syarat ia tak boleh pulang terlambat. Suho pun segera berjalan menuju halte terdekat. Saat sedang menunggu, tiba-tiba seseorang memanggilnya. "Suho hyung! Kamu mau kemana?" tanya orang itu.
"Ouh, Chanyeol, ternyata kau. Aku mau ke rumah sakit, hari ini ada jadwal chec up," jawab Suho.
"Kenapa sendirian? Sehun kemana? Kenapa tidah mengantarmu hyung?" tanya Chanyeol lagi.
"Dia hari ini ada kuliah pagi, dan sekarang udah berangkat," ucap Suho.
"Kalo gitu, aku antar saja, hyung. Kuliahku masih nanti siang juga soalnya, dan lagipula rumah sakit jalurnya searah dengan kampus," tawar Chanyeol.
"Tidak usah, Chanyeol~ah. Malah merepotkanmu nantinya, aku pergi sendiri saja,"
"Aishh...tak apalah hyung, aku tak merasa direpotkan olehmu. Udah cepat naik hyung!" ajak Chanyeol. Suho pun segera naik ke mobil Chanyeol, sebenarnya ia merasa tidak enak, tapi karena Chanyeol memaksanya, akhirnya ia menurut.
Selain mengantar Suho ke rumah sakit, Chanyeol juga mengantarkan Suho pulang ke rumah. "Terimakasih banyak Chanyeol, udah mau mengantarkanku sampe rumah. Sekali lagi maaf karena merepotkanmu. Aku merasa tidak enak jadinya, hehehehe" tutur Suho sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Iya, hyung, sama-sama. Tidak usah sungkan denganku hyung. Aku dan Sehun sudah berteman lama, otomatis Suho Hyung juga menjadi kakakku juga, iya kan hyung?" kelakar Chanyeol.
Suho pun tersenyum geli, " yayaya... terserah kamu saja lah."
Chanyeol pun segera pamit pulang, dan tidak mampir karena setelah ini masih ada kuliah sore. Dan tanpa disadari, ternyata sejak tadi Sehun memperhatikan kedekatan Suho dan Chanyeol. Amarah pun mulai terpancar di matanya. Ia sangat terlihat tidak suka melihat Suho akrab dengan temannya.
"Sehun~ah, kau sudah pulang rupanya. Apa kamu udah makan?" tanya Suho yang melihat Sehun sedang berdiri di depan pintu. Namun bukannya menjawab, Sehun malah menarik Suho dengan kasar menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, Sehun langsung mendorong keras Suho ke lantai. "Akhh... Sehun, ada apa? Kenapa kau mendorongku? Apa salahku?" tanya Suho dengan menahan sakit di sikunya karena terbentur lantai.
"Kau masih belum sadar apa kesalahanmu? Dasar manusia rakus!!! APA BELUM PUAS, DIRIMU MEREBUT KASIH SAYANG MAMA PAPA, DAN SEKARANG KAU JUGA AKAN MEREBUT TEMANKU, EOH!!? teriak Sehun.
"Lebih baik, kau mati saja. Daripada aku harus punya kakak yang sakit-sakitan sepertimu!!!" hina Sehun dan kemudian langsung melenggang pergi meninggalkan Suho dikamarnya. Suho terisak, dadanya terasa sesak, bukan hanya karna penyakitnya, tapi juga karena perkataan Sehun barusan. Nafasnya tiba-tiba tersengal, ia memegangi dadanya yang terasa nyeri, sepertinya penyakitnya kambuh. Segera ia mengambil obatnya di laci meja dan meminumnya. Dan handphonenya tiba-tiba berdering, dan ternyata ayahnya yang menelepon.
"Yeoboseyo, ada apa papa menelponku?" tanya Suho dengan berusaha menormalkan suaranya.
"Suho~ya, sepertinya mama dan papa tidak pulang untuk beberapa hari ini. Kita ada dinas di luar kota. Jadi kamu baik-baik dirumah ya dengan adikmu"
"Baik, pa. Papa hati-hati disana,"
"Kamu jaga kesehatan, jangan lupa minum obatnya, arraseo!?"
"Ne, appa tidak usah khawatir,"
   Setelah telpon ditutup, Suho memutuskan untuk berbaring di kasur. Jika penyakitnya kambuh, pasti badannya akan terasa sangat lemah dan tak bertenaga. Alhasil ia hanya bisa berbaring untuk memulihkan kondisinya.
   Sudah hampir satu minggu, orang tua Suho tidak pulang ke rumah. Dan selama itu juga, Suho harus menghadapi sikap kasar Sehun kepadanya. Suatu ketika kabar buruk menimpa Suho dan Sehun. Kedua orang tuanya dikabarkan meninggal karena kecelakaan saat perjalanan pulang ke Seoul. Ini seperti mimpi buruk bagi Suho, orang yang dicintainya kini telah pergi. Dan kini ia akan benar-benar kesepian, walaupun masih ada Sehun, adikknya. Tapi Sehun tak pernah sekalipun menganggap Suho sebagai kakaknya. Semua orang turut berduka atas musibah yang menimpa Suho dan Sehun. Suho pun tak berhenti menangis sejak pemakaman Tuan dan Nyonya Kim. Matanya terlihat sangat sembab dan wajahnya juga bertambah pucat, karena dari kemarin ia belum makan dan minum sama sekali. Chanyeol pun ikut prihatin dengan musibah yang menimpa Suho dan Sehun. Ketika melihat Suho masih terisak didepan foto kedua orang tuanya, ia pun menghampiri dan menenangkannya. "Suho hyung, aku turut berduka cita. Tabahkanlah hatimu, hyung," ujar Chanyeol.
"Terima kasih banyak, Chanyeol~ah atas perhatianmu. Dan sekarang aku sudah tak punya siapa-siapa lagi, hiks... hiks, eomma appa..." tutur Suho sambil terisak.
"Sssttt, jangan bilang begitu hyung, masih ada aku dan Sehun disini. Tenanglah hyung, berhentilah menangis, wajahmu sangat pucat sekarang," titah Chanyeol yang kemudian merangkul Suho dan menepuk bahunya untuk menenangkannya.
   Sehun yang melihat itu, semakin membuatnya tambah benci dengan Suho. Karena menurutnya, Suho lah penyebab kematian orang tuanya. "Lihat saja, aku bakal membuatmu menderita karena sudah merebut semua yang menjadi milikku," gumam Sehun sambil mengepalkan tangannya kesal.
Dua Minggu kemudian...
Sekarang Suho mulai ikut mengolah perusahaan milik almarhum ayahnya. Walaupun sekarang belum diputuskan siapa yang akan mengambil alih perusahaan, tapi setidaknya Suho membantu demi jalannya perusahaan. Lain hal dengan Sehun, hampir tiap hari ia hanya berfoya-foya, tiap malam pergi ke club, mabuk-mabukan, menghamburkan uang, dan berkencan. Bahkan kuliahnya pun ia abaikan. Suatu ketika, Sehun mengajak teman-temannya untuk pesta dirumahnya. Mereka pesta sampai subuh, dan membuat rumah Suho menjadi berantakan. Dan tentu saja Suho yang bakal membereskan semuanya, karena asisten rumah tangga yang biasanya sedang cuti. Jadi semua pekerjaan rumah mulai dari mencuci, beres-beres rumah, memasak, semua dilakukan Suho. Sehun juga kerap menyuruh Suho untuk menyelesaikan tugas kuliahnya, Suho tak menolak karena iya tahu Sehun bakal marah besar padanya. Bahkan karena saking sibuknya, Suho hampir melupakan semua jadwal check up nya.
Saat sedang membaca buku di sofa, Suho terkejut karena Sehun tiba-tiba melempar pakaian padanya. " Cepat kau setrika, aku mau pake buat kuliah, dasar pemalas" pinta Sehun dengan ketusnya.
"Ah...iya sehun-ie, akan aku setrikakan. Tunggu sebentar ya, aku sudah menyiapkan sarapanmu di meja makan." Suho langsung beranjak untuk menyetrika bajunya Sehun. Namun tak beberapa lama, Suho merasa pening dikepalanya, pandangannya mulai mengabur. Sepertinya sekarang penyakitnya mulai kambuh lagi. "Akhh... kenapa sakit sekali," rintih Suho sambil memegangi dadanya yang sakit. "Kenapa kau lama sek-" Sehun sangat terkejut melihat bajunya yang bolong karena setrika, apalagi itu kemeja kesayangannya. Dan sekarang kemeja itu rusak. Raut wajah Sehun terlihat sangat marah dengan Suho.
"YA!! kau apakan kemejaku sampai seperti ini!!?, apa kau dendam denganku, iya?" teriak Sehun pada Suho.
" Sehun-ah, maafkan aku. Tapi tiba-tiba kepalaku terasa pening, jadi aku lupa kalo sedang menyetrika," sesal Suho.
PLAK...
Sehun menampar Suho dengan keras, sampai ujung bibir Suho mengeluarkan darah.
"Apa yang kau lakukan, Kim Sehun?!!" Chanyeol yang melihat Sehun menampar Suho tidak bisa tinggal diam. " Chanyeol, orang ini lantas dihukuml, gara-gara dia hidupku berantakan, dia sangat menyusahkan semua orang karena dia penyakitan, dia itu pembawa sial!!" murka Sehun. Tapi Chanyeol malah menampar pipi Sehun. " Jaga mulutmu itu, Sehun. Bagaimanapun juga dia itu kakakmu. Tak sepantasnya memperlakukan dia layaknya pembantu. Dan kau tak lihat kondisi kesehatan kakakmu saat ini, eoh?!!" ucap Chanyeol yang tak kalah emosinya.
"Jadi sekarang kamu malah membela si keparat ini, iya?? Kalian berdua sangat memuakkan." Sehun yang marah pun langsung pergi meninggalkan Suho dan Chanyeol. "Suho hyung, kamu tidak apa-apa?," tanya Chanyeol dengan khawatir. "Tak apa Chanyeol~ah, tapi boleh bantu aku berdiri," pinta Suho. Chanyeol pun dengan sigap membantu Suho untuk berdiri dan mengambilkan obatnya Suho. Chanyeol yang kasihan dengan kondisi Suho meutuskan untuk menginap di rumah Suho dalam beberapa hari. Untuk berjaga-jaga jika nantinya Sehun berbuat hal yang lebih parah lagi kepada Suho. Walaupun Suho sempat menolak karena takut merepotkan, tapi Chanyeol tetap bersikeras dengan keputusannya.
Semenjak Chanyeol menginap, Sehun jarang sekali berbuat kasar dengan Suho. Ia juga sering pulang larut malam hingga tak jarang Sehun tidak menginap di rumah. "Suho hyung, aku pergi menemui temanku sebentar ya. Hyung jangan kemana-mana tetap dirumah, mengerti!" ucap Chanyeol. "Arraseo, kamu hati-hati," titah Suho dengan melambaikan tangannya. Chanyeol pun membalas sambil tersenyum.
Suho merasa seharian ini ia tidak melihat Sehun. Ia mengira Sehun masih tidur,maka Suho pun memutuskan untuk membangunkannya karena Sehun belum makan Suho pergi ke kamar Sehun sekaligus membawakan Sehun makan dan minum. Namun saat pintu kamar Sehun diketuk, tak ada jawaban sama sekali. Suho lantas memberanikan diri untuk membuka pintunya. Saat pintu kamar Sehun dibuka, bau alkohol langsung tercium, Suho pun menutup hidungnya. Kamar Sehun sangatlah berantakan seperti kapal pecah, botol alkohol dimana-mana, dan sampah banyak berceceran di lantai. Namun Suho tak melihat Sehun ditempat tidur. Saat meletakkan nampan di meja, betapa terkejutnya Suho melihat Sehun berada di pojok tempat tidur, dengan pisau ditangannya dan sepertinya hendak melukai pergelangan tangannya.
"Sehun, apa yang kau lakukan. Letakkan pisau itu," sergah Suho. " Jangan mendekat atau aku akan mengiris tanganku dengan pisau ini!" cegah Sehun. "Oke-oke, aku tak akan mendekat. Tapi tolong letakkan pisau itu, itu berbahaya Kim Sehun," ucap Suho dengan waspada.
"Kau tahu, aku sangat membencimu. Dari dulu kamu sudah merebut semuanya dariku, kau menghancurkan semuanya, kau keparat Kim Suho. Kenapa kau tak mati dari dulu, kenapa kau masih hidup dan membuat semuanya berantakan!!" teriak Sehun penuh emosi. Suho tak menggubris perkataan Sehun, ia khawatir dengan keselamatan adiknya. Saat Sehun sudah sedikit lengah, Suho langsung nekat untuk merebut pisau dari Sehun. Namun Sehun terus berontak, sampai akhirnya...
JLEB...
Pisau itu malah menusuk perut Suho. Suho pun ambruk dengan mengeluarkan banyak darah dari perutnya. Sehun yang melihat pisau dan tangannya berlumuran darah sangat shock. Chanyeol yang sudah kembali dari luar sangat terkejut melihat, Suho yang tergeletak tak sadarkan diri dikamar Sehun dengan berlumuran darah. "Sehun, kau apakan Suho hyung. Kenapa bisa seperti ini. Hyung bangun, Suho hyung," ucap Chanyeol sambil menepuk pipi Suho namun tetap tak ada respon dari Suho. Segera Chanyeol menelepon ambulance dengan handphone nya.
"Tidak, aku bukan pembunuh....aku tidak membunuhnya," gumam Sehun dengan frustasi.
Suho pun segera dibawa ke rumah sakit, dan Sehun dibawa ke polisi karena kasus narkoba dan kekerasan. Selain dipenjara Sehun ternyata juga mengalami gangguan kejiwaan, sehingga dia harus dirawat di rumah sakit jiwa. Kejadian itu membuat psikis Sehun terganggu.
Setelah dirawat beberapa minggu, Suho sudah mulai pulih dan diperbolehkan untuk pulang. Mengetahui kalau ternyata Sehun di rumah sakit jiwa, Suho langsung meminta Chanyeol untuk mengantarnya menjenguk Sehun. Sesampainya di sana, Suho sangat prihatin melihat keadaan adiknya. Wajah Sehun terlihat sangat lesu, dengan tatapan mata yang kosong. Dan posisi kakinya yang diikat dengan ranjang. Sangat miris memang. " Eomma, appa. Maafkan aku karena tidak bisa menjaga Sehun dengan baik," batin Suho sedih.
Suho tak pernah sekalipun membenci Sehun, walaupun Sehun sudah banyak berbuat jahat dengannya, dia masih tetap menyayangi Sehun. Bahkan hampir setiap hari dia selalu menjenguk Sehun untuk membawakannya makanan, atau sekedar menemani Sehun.
"Sehun~ah, maafkan aku karna aku tak bisa menjadi kakak yang baik buatmu," ujar Suho yang kemudian merangkul Sehun. Walaupun ucapan Suho barusan tidak pernah direspon oleh Sehun, namun setidaknya, Sehun sudah tidak berontak saat Suho memeluknya. Dan Suho sangat bersyukur, diberi kesempatan untuk hidup sehingga dia bisa menemani Sehun, meskipun Suho harus menerima kenyataan bahwa Sehun sekarang memiliki gangguan kejiwaan, akibat insiden itu.

Event; KumcerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang