~ Sarah Ababil ~
"Umi. . Gimana kalo abi jualan masker aja, kan sekarang lagi musim virus nah pasti untungnya banyak tu" saran seorang suami kepada istrinya.
"Wah.. Bener tu bi, jualnya jangan mahal mahal biar orang yang gak mampu juga bisa menyelamaykan diri dari virus" sahut si instri.
Umi? Abi? Ya mereka adalah sepasang suami istri yang hidup pada masa corona. Mereka mempunyai seorang anaknyang bernama Ariana Grande yang biasa dipanggil Ana. Ana memiliki orang tua yang biasa ia panggil umi dan abil. Umi nya yang bernama Selena Gomez dan abi nya yng bernama David Dobrik itu adalah orang tua Ana.
"Hah, kalian tu gak nyadar apa kalo kita itu juga enggak mampu" sela Ana yang baru keluar daribkamarnya.
"Malahan pada saat kayak gini itu kita harus banyak untung" dambung Ana lagi.
"Tapi nak, kitakan harus saling membantu" lirih umi.
"Iya, apa salahnya sih kita membantu orang lain" dukung abi.
"Pokoknya Ana gak setuju kalo jual maskernya murah"
Kedua orang tuanya hanya menggelengkan kepalanya setelah anaknya keluar dari rumah. Butuh kesabaran yang berlipat lipat agar bisa mendidik anak seperti Ana. Yang suka membantah orang tuanya, suka menghambur hamburkan uang, dan selalu egois. Tapi bagai manapun ia adalah anak satu satunya yang telah dibesarkan sejak kecil oleh umi dan abinya itu.
"Nih mi, abi udah beli maskernya" suara abi dari luar rumah.
"Memang abi mau jual harga maskernya berapa? " sahut istrinya dari ruang tamu.
"10.000 aja mi perpak isinya ada lima"
"Yaudah bi gak papa"
"Engak enggak, sekarang itu lagi banyak yang butuh masker jadi jualnya 50.000 aja ya" ucap Ana tiba tiba.
"Kok mahal banget nak? " tanya abinya heran.
"ishh.. Udah deh ikutin aja apa kata Ana" lirih Ana kesal.
Ya begutulah sifat Ana, apapun yang ia inginkan akan dilakukan umi dan abinya demi kebahagiaannya. Abibdan uminya hanya bisa sabar dan bersabar setiap harinya.
"Mi.. Bi.. Ana pergi dulu ya"
"Mau kemana nak? "Tanya uminya pelan.
"Mau main sama temen lah"
"Dari pada kamu main terus bantuin abi jualin maskernya ya! "Ucap abinya.
"Yaudah sini mana maskernya" gumamnya sambil mengambil kotak kotak masker.
"Eh.. Jualnya 10.000an aja ya" kata binya lagi.
"Ahhh... Iya iya" serunya.
Sebenarnya Ana tidak ningin bermain bersama temannya, ia hanya bosan berada di dalam rumah karena pekerjaannya diliburkan karena virus. Ia melangkah demi selangkah menawarkan masker dan banyak orang yang membelinya. Mungkin karena mereka membutuhkannya. Tetapi ia menjualnya tidak dengan harga yang telah di tentukan oleh abinya. Ana menjualnya dengan harga 50.000.
Setelah ia sampai di rumah, semua masker sudah habis terjual. Ia memberikan hasil penjualannya dengan harga 10.000 perkotak kepada abinya. Dan siaanya ia simpan yang sudah pasti untuk di hambur hamburkan.
"Ana pergi dulu"
"Mau kemana nak? "Tanya uminya.
"Mau syoping"
"Memang kamu punya uang? "
"Ya punya lah"
Ana langsung menuju ke toko terdekat dengan berjalan kaki. Di tengah perjalanan ia di rampok dengan dua orang pria yang menggunakan motor. Tasnya berhasil di ambil bukan hanya tasnya saja yang diambil, tetapi kakinya jugabtelah di ambil. Saat di rampok ia berniat meminta bantuan tetapi secara tidak sengaja ia tertabrak motor di sampingnya.
Mungkin ini balasan untuknya karena telah berbuat egois semasa hidipnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Event; Kumcer
LosoweEvent cerpen yang telah dilakukan oleh member Feedback Squad. 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙣. 𝙄𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙢𝙖𝙠 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙠𝙪�...