Azab Tukang Prank, Waktu Mati Jenazahnya Kena Prank

11 1 0
                                    

Juara 3 Event April
~ Ravena Eka ~

Liam, 25 tahun, lulusan S1 yang saat ini tengah menjadi pengangguran. Hidupnya luntang-lantung kesana kemari tak berfaedah. Hobinya melakukan prank yang selalu membuat resah warga Desa Citrawiji.

Liam mendatangi salah satu rumah ibu-ibu, lalu memberinya sebuah kotak.

"Ini ada hadiah kecil dari ibuku. Katanya, terimakasih karena kemarin sudah mengantarnya," ucap cowok itu mencoba stay cool walaupun ia terlihat seperti sedang menahan sesuatu.

"Ibumu memang baik. Terimakasih ya." Ibu itu hendak membuka kotak yang diberi Liam, tapi sebelum itu Liam mencoba pamit.

DUARRRRR

"AAAAAAAAAAA...." Ibu itu berteriak hingga membuat tetangga sekitar terkejut lalu keluar untuk menengok.

"DASAR BOCAH KURANG AJAR!" Liam, sang tersangka sudah kabur. Ibu itu terus mengumpat. Pasalnya, Liam memberikan kotak berisi kodok mati dan beberapa cacing. Menjijikkan.

Liam yang sudah berlari menjauh terkekeh puas. Lalu memakan tahu bakso yang sebenarnya isi dari kotak itu. Tapi ia makan begitu saja dengan tenang tanpa merasa bersalah.

**

Dari jarak beberapa meter di depannya, Liam melihat seorang kakek tua buta membawa tongkat berjalan. Ah benar, ia sering melihat kakek itu berjalan ke area desanya.

'Sudah tua, mending di rumah kek. Nyusahin orang aja,' begitu batin Liam.

Entah kemana kakek itu pergi. Dengan kondisinya yang seperti itu, terkadang membuat warga menjadi iba dan tak sedikit orang menolongnya, memberinya makan. Tapi, Liam merasa panas akan hal itu. Udah nyusahin, manja lagi.

Terlintas di otak Liam ingin menggoda kakek itu. Sepertinya akan seru. Toh sekali-kali dikasih pelajaran, biar nggak ngelayap mulu.

"Hai kek," sapa pemuda itu sok ramah. Dikira dia pemuda seumurannya, seenak jidat say hai. Ucap salam kek.

"Mau kemana nih? Sendirian aja."

Menggelikan. Plis Liam, ini kakek-kakek. Bukan cewek yang seenak jidat lo sepik.

"Oh mau ke desa Citrawiji, rumah Pak Samat."

"Rumah Pak Samat udah kelewat atuh pak. Mau saya antar sekalian?"

Kakek itu balas mengangguk. Di sisi lain, Liam tersenyum puas karena mangsa kali ini tidak susah.

Liam menuntun kakek itu. Berkali-kali ia merasa gemas karena kakek ini berjalan sangat lambat.

Sampai.

Jangan kalian pikir Liam akan membawa kakek ini ke rumah Pak Samat. Justru Liam memberhentikannya di depan pintu yang tersandar pas di pojok gang yang sempit. Bukan di sebuah rumah.

"Ketuk aja kek, orangnya lagi di dalam." Liam mencoba untuk menahan tawanya. Bagaimana orangnya akan keluar, jika membawanya di gang sempit.

Kakek itu menurut lalu mengetuk pintu yang tersandar itu berkali-kali. Berkali-kali mengucapkan salam dan menyebut Pak Samat, tapi tidak ada yang keluar.

"Mau diketuk berkali-kali juga nggak bakal muncul orang, bego." Liam memasukkan handphone nya setelah merekam kejadian kakek itu.

Kalau di share ke twitter, bisa trending topik nih. Begitu pikir akal jahat Liam. Ia langsung pergi meninggalkan kakek itu begitu saja. Masa bodoh jika terjadi sesuatu pada kakek itu. Mungkin kali ini Liam akan mencoba mencari korban lain.

**

Hujan sangat deras. Liam berdecak tak suka, merasa bosan dan ingin keluar rumah melakukan hal-hal konyol lagi.

Sebuah ide konyol terlintas di otak Liam. Ia mengambil hp nya membuka aplikasi hijau aka gojek. Ngeprank online malah seru.

Ia mulai memesan gofood. Pizza hut 2 kotak. Besar. Tentu saja harganya pasti mahal. Memang Liam akan membayarnya? Tidak. Yang ia inginkan hanya melihat tukang gojeknya menangis karena merasa dirugikan.

"Baik, ditunggu ya pesanannya."

Liam berdecih. "Ogah njir, justru lo yang bakal gue bikin nunggu."

Sekitar 30 menitan Liam menunggu. Ia bahkan sampai terkantuk-kantuk. Ia melirik jendela. Seorang pria dewasa berhelm hijau memakai jas hujan melintas menerobos derasnya hujan. Senyum Liam mengembang. Saatnya, drama dimulai.

Driver gojek berhenti di depan rumah berpagar pintu coklat, menekan bel. Tentu saja bukan rumah Liam, ia memberikan alamat yang salah. Tak lain dan tak bukan adalah rumah tetangganya.

Liam terkekeh. Ia bisa melihat ekspresi panik dari balik derasnya hujan dari driver gojek itu. Pria yang didatanginya justru menolak mentah-mentah bahwa ia tak memesannya. Driver gojek itu yang mulanya merengek lalu pasrah. Ia duduk di gazebo dengan wajah menyendu yang terlihat hampir ingin menangis.

Berkali-kali ia mengecek nama pemesannya. Jelas, Liam menggunakan nama palsu. Gps nya sudah dimatikan, jadi tidak bisa terlacak.

Di sisi lain, Liam benar-benar tertawa puas melihat aksi prank nya kali ini.

**

Kali ini, warga sedang melayat di rumah  Pak RT. Sehingga menyebabkan desa sepi. Liam yang tak punya kerjaan jadi tidak bisa menjahili siapapun lagi.

Terbesit ide konyol di otaknya. Kali ini lebih ekstrim.

Ia berpura-pura mati. Dramanya sih, dia habis terpeleset di kamar mandi sehingga kepalanya terbentur dan mati. Sebagian warga berbondong-bondong datang ke rumah Liam untuk membantu mengemasi mayatnya.

Ibu Liam yang sedari awal tau Liam sudah tergeletak di kamar mandi itu memang sudah mengabari beberapa warga.

Namun salah satu warga curiga. Pasalnya, detak jantung Liam masih berdetak. Orang itu biaa merasakan denyut nadi Liam dari balik selimut.

Tiba-tiba, Liam bangun.

"PRANK! HAHAHAHAHAHAHA..."

Lagi-lagi Liam melakukannya dan membuat warga kesal.

**

Liam berjalan di pinggir jalan. Tertawa puas sambil membawa satu plastik siomay di tangannya. Ia puas setelah mengerjai tukang siomay yang nampak seperti orang idiot hingga Liam dengan mudah membodohinya.

Liam yang keasikan berjalan tanpa sadar ada motor yang lewat hingga menyerempetnya.

Hanya menyerempet. Akan tetapi, Liam jadi terhuyung. Siomaynya terpental. Begitujuga tubuhnya masuk selokan hingga menyebabkan kepalanya berdarah.

Liam dibawa oleh seorang warga yang menemukannya ke rumah. Anehnya, kepalanya tak berdarah.

Warga yang berkerumun jadi merasa curiga lagi. Kali ini ia berpikir Liam sedang melakukan aksi prank nya lagi seperti kemarin.

Semua warga pergi.

Liam tetap tak bergerak. Memang kepalanya tak berdarah, bahkan jantungnya dan nadinya masih berdetak. Itu kuasa Tuhan. Raganya mati tapi terasa seperti masih hidup. Mungkin ini prank dari Tuhan untuknya.

Setelah warga meninggalkannya, beberapa remaja yang masih disana mulai melakukan aksi konyolnya.

Liam berkali-kali membuat warga resah. Mumpung ia diam saja, remaja tadi benar-benar membungkusnya dengan kain kafan. Setelah selesai, ia biarkan Liam begitu saja.

"PRANK! HAHAHAHAHHAHAHA.... KITA BIARKAN SAJA DIA. BIAR SEKALIAN MATI DI SANA, TAPI KASIAN NGGAK ADA YANG MAU NGUBURIN HAHAHAHAH..."

END

Event; KumcerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang