~ Putri Agustina Rahayu ~
Suatu hari Lisa berlenggang menyusuri sebuah jalan, dimana terdapat banyak sekali para menjual dan pedagang yang menjual barang dagangannya, dari mulai makanan hingga pakaian dari ujung kepala sampai ujung kaki semua tersedia di sana, tak luput juga orang orang yang menjual jasanya, entah itu meramal atau memeriksa kesehatan.
Mata Lisa bergerak mencari sesuatu yang menarik untuk dia beli, sampai akhirnya manik matanya berlabuh pada tenda hitam yang berada di ujung jalan, bergegaslah ia menghampiri tenda hitam itu. Ia sungguh merasa sangat penasaran dengan tempat itu.
Lisa menunggu antrian yang bisa dibilang lumayan panjang, sebab inilah mengapa Lisa sebegitu penasaran dengan tempat ini “PERAMAL BUMI” sebuah benner berwarna hitam dengan huruf kapital berwarna putih.
Lisa memperhatikan setiap orang yang keluar, tujuannya adalah untuk memastikan saja jika tempat ini tidak mengecewakan, meskipun sebenarnya Lisa tidak terlalu percaya akan hal seperti ini, namun setiap orang pasti punya rasa penasaran bukan? Sama halnya dengan Lisa, ia sering mendengar cerita dari para sahabatnya ketika mereka mengunjungi seorang peramal di daerah sini, mereka bilang apa yang peramal itu ucapkan akan menjadi kenyataan.
Pada nyatanya saat ini Lisa, seorang siswa SMA yang masih labil dengan seorang diri menghampiri peramal dan akan membuktikannya sendiri kebenarannya.
Saat ini antrian sudah hampir setengah, rasanya Lisa sudah tidak sabar untuk masuk dan mencari jawaban dari rasa penasarannya selama ini.
Giliran Lisa lah saat ini untuk masuk kedalam tenda hitam itu.
Gelap.
Hanya itu yang bisa Lisa ungkapkan saat ini, suasana begitu mencekam, hawa dingin menusuk kulit dan tulang Lisa membuatnya semakin bergidik ngeri.
“selamat datang anak muda, ada yang kamu ingin ramalkan?” ujar seseorang yang terdengar seperti suara seorang wanita.
Lisa menyipitkan kedua matanya, ia menelisik tajam seseorang yang tengan duduk di kursi hitam dengan meja hitam juga di hadapannya serta sebuah kursi hitam lagi yang pasti di sediakan untuk para pengunjung, namun sayang sekali, Lisa tidak bisa melihat wajahnya karena ia mengenakan jubah hitam dengan tudungnya yang di pakai di kepalanya hingga membuat setengah dari wajahnya tertutup, apalagi ruangan ini remang-remang membuat Lisa kesulitan melihat wajah sang peramal itu.
“Silahkan duduk anak muda, kenapa berdiri saja disitu?”
Lisa pun beranjak dari tempatnya berdiri tadi dan mulai duduk di kursi hitam itu.
“Apa yang ingin kamu ramalkan?”
Lisa tampak berfikir, kemudian ada sebuah ide muncul di kepalanya.
“tolong ramalkan berapa anak kucingku? Ah, bukan ramal tapi tebak.”
Sang peramal mengerutkan kedua alisnya.
“apa yang kamu tanyakan? Aku hanya bisa meramal dirimu,kenapa membawa kucing segala?” ujar aang peramal itu dengan nada sedikit kesal.
“Loh, katanya kamu peramal hebat, menebak masa depan saja bisa, kenapa menebak anak kucingku saja tidak bisa?”
Merasa di remehkan, sang peramal tersenyum miring lalu menjawab ucapan Lisa.
“Baiklah, biarkan aku menerawang dahulu.”
“silahkan,” Lisa tampak menompang dagunya menunggu sang peramal itu menerawang.
“Anak kucing dirumahmu ada 3,” jawab sang peramal itu.
“bwahahaha,” Lisa tertawa, tertawa yang benar benar tertawa, hingga sang peramal dibuatnya bingung dan berfikir jika Lisa adalah seorang gadis gila.
“Hey anak kecil, kenapa kamu tertawa seperti itu? Kamu mengejekku huh?” protes sang peramal kepada Lisa.
“kamu bilang kamu seorang peramal, ternyata kamu tidak bisa meramal ya,” ujar Lisa yang memegang perutnya sakit akibat tertawa keras, mungkin para pengunjung luar juga mendengar suara tawa milik Lisa.
“maksudmu apa huh? Kamu mau mempermainkan aku?”
“Bagaimana bisa aku memiliki 3 ekor anak kucing, memiliki seekor kucing saja tidak, hahaha.”
Merasa dipermainkan, sang peramal memanggil seseorang entah itu siapa, ia seorang pria besar dan menyeret Lisa keluar dari tenda hitam itu.
Ia menarik Lisa dengan sangat kasar hingga Lisa sedikit meringis karena cengkraman di tangannya begitu kuat.
“keluar kamu!”
“duh, iya-iya, nggak di seret juga bisa keluar sendiri kali, ini loh kakiku masih utuh, ada dua, masih berfungsi untuk berjalan, mataku juga masih sehat, bisa mekihat dimana pintu keluar berada,” ujar Lisa mengomel pada si pria kasar itu, hingga si pria itu pergi dari hadapannya dan masuk kembali kedalam tenda hitam itu.
“dasar penipu,” ujar Lisa sembari berjalan menuju arah samping tenda hitam itu.
“Bagaimana? Kamu sudah mengambil barang berharga si gadis songong itu?” langkah lisa terhenti kala telinganya menangkap suara wanita yang sedang berbicara dari dalam tenda hitam itu.
“Aku tidak bisa menghipnotisnya, ia terlalu cerewet,” jawab seorang pria.
Lisa menutup mulutnya tidak menyangka, jangan jangan itu suara sang peramal dan suara pria yang menyeretnya keluar tadi.
Lisa masih mematung di tempat untuk mendengarkan apa lagi yang akan mereka bicarakan.
“bodoh sekali kamu, untung saja hari ini kita mendapatkan banyak korban, kehilangan satu saja ku ikhlaskan.”
“jangan jangan yang di maksud itu diriku?” batin Lisa.
“jangan lupa kau bagi denganku, jangan ambil semuanya,” cerca seorang pria yang masih terdengar jelas di telinga Lisa.
“enak saja kau dari tadi tidak melakukan apa apa, untuk apa berbagi denganmu huh?”
Lalu perdebatan merekapun dimulai, hingga Lisa dapat mendengarkan apa kebenaran dari tenda hitam itu.
Ternyata sang peramal itu hanya memperdaya korbannya, ia menghipnotis korbannya dengan kursi yang di sediakan untuk korban korbannya itu, lalu setelah mereka menghipnotis mereka mulai mengambil barang barang berharga milik korban hingga sang korban terperas habis habisan.
Lalu kenapa teman teman Lisa bisa percaya dan tidak menyadari jika barang barang mereka telah tercuri oleh sang peramal itu?
Karena itulah kehebatan dari sang peramal, ia bisa memperdaya ingatan manusia hingga mereka bisa menganggap bahwa barang barang mereka yang hilang itu bukanlah barang milik mereka dan seolah menganggap bahwa ia mendapatkan hal baik setelah di ramal oleh si peramal licik itu.
Namun satu kelemahan mereka.
Jika ada seseorang yang mengetahui kebenaran dari tipu daya mereka, maka kekuatan mereka akan mulai menghilang dan terhapus dengan sendirinya.
Lisa yang mendengarnya menganga lalu menutup mulutnya.
Ia tidak menyangka jika ada manusia yang seperti itu, mereka datang yang seharusnya mendapatkan ramalan yang mereka ingin ketahui, ternyata mereka hanyalah ditipu oleh mereka yang tidak bertanggung jawab. Lisa mulai memikirkan sahabatnya dan merasa kasihan padanya.
Tapi ada satu hal yang aneh.
Kenapa saat Lisa yang duduk di kursi itu justru malah memperdaya sang peramal itu?
Lisa kemudian menggelengkan kepalanya dan dia menyadari jika dirinya terlalu lama disini, terbesit rasa khawatir jika dirinya nanti akan ketahuan tengah menguping percakapan dua manusia licik itu.
Lisa kemudian melangkahkan kakinya untuk segera pergi dan melaporkan hal ini ke polisi karena Lisa sudah merekam semuanya.
Namun naas, kala Lisa melangkahkan kakinya ia menginjak sebuah botol kosong dan menimbulkan suara yang cukup keras.
“kreakk..”
“suara apa itu?”
Mendengar suara itu tanpa aba aba Lisa langsung berlari sekuat tenaga meninggalkan tempat itu agar mereka tidak mengetahui jika itu adalah dirinya.
Usut punya usut memang benar jika ada yang bilang bahwa tenaga lelaki lebih besar dari perempuan.
Lisa hampir terkejar di tepi jalan raya.
Saat lampu merah Lisa terus berlari menyebrang jalan, berharap jika Lisa sudah berada di sebrang lampu lalu lintas menjadi hijau dan mereka tidak bisa mengejarnya.
Saat Lisa sudah sampai di sebrang, ia menoleh kebelakang dan mendapati dua orang itu sudah berada di tengah tengan zebra cross sementara lampu hijau sudah menyala.
Dari arah berlawanan sebuah mobil biru menerjang dua tubuh manusia naas itu hingga mereka terpelanting.
Tubuh mereka hancur bersimpah darah sampai Lisa tidak berani menatap mayat mereka.
Begitulah hukum tuhan, kadang kita sering kali melakukan kesalahan yang hanya menyenangkan untuk sesaat, tidak peduli itu akan merugikan orang lain atau tidak.
Maka tidak heran tuhan akan memberi kita hukuman kapan saja, entah itu kita sudah siap atau belum, yang jelas tuhan akan memberikan yang setimpal atau bahkan lebih dengan apa yang sudah kita perbuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Event; Kumcer
Ngẫu nhiênEvent cerpen yang telah dilakukan oleh member Feedback Squad. 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙣. 𝙄𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙢𝙖𝙠 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙠𝙪�...