~ Febriana ~
Saaih halilintar adalah anak ke enam dari sebelas bersaudara, dirinya merupakan seorang anak yang berasal dari keluarga yang sangat mampu, namun sayang sifatnya yang tempramental membuat kakak serta adiknya menjadi sedikit enggan didekatnya, berbeda dengan adiknya yaitu Fateh halilintar. Fateh adalah anak ke delapan dari sebelas bersaudara. Dan merupakan adik Saaih juga, Fateh begitu supel dan sangat sabar ketika menghadapi adik adiknya dan begitu menyayangi kakak -kakaknya.
Karena sifat periang dan supel Fateh membuat adik serta kakaknya menjadi nyaman ketika bersamanya, Saaih yang melihat sifat mudah bergaul Fateh merasa kesal. Karena Saaih merasa dirinya lebih baik layak berada di antara adik dan kakaknya. Suatu hari Saaih berniat untuk membuat kakak serta adiknya membenci Fateh, padahal dia tau bahwa Fateh adalah adiknya sendiri, tapi Saaih telah dibutakan oleh sifat irinya. Saaih masuk ke dalam kamar milik kakak keduanya yaitu Sohwa Halilintar, dirinya mengambil beberapa make up milik kakaknya tersebut dan kemudian merusaknya.
Lipstik, bedak, dan alat make up lainnya sudah tak berbentuk lagi, Saaih segera memasukkan ke dalam wadah make up dan membawanya keluar dari kamar Sohwa lalu beranjak ke kamar Fateh yang hanya beberapa meter dari kamar Sohwa. Saaih perlahan membuka pintu kamar Fateh, dan matanya menilik sekitar memastikan bahwa aman. Saaih pun masuk ke dalam kamar Fateh, kebetulan Fateh tengah tidur pulas disana. Saaih pun meletakkan wadah make up yang berisi alat alat make up yang sudah dirusaknya tadi.
Saaih keluar dari kamar Fateh perlahan agar tak menimbulkan bunyi, selanjutnya Saaih menuju ke kamar Qahtan Halilintar—adiknya paling bontot, Saaih membuka pintu kamar Qahtan yang juga kamar milik Saleha Halilintar—adik perempuan yang paling kecil, tidak ada orang disana. Karena Saaih sempat melihat Qahtan dan Saleha tengah bermain di kolam renang.
Saaih pun membuka lemari mainan milik Qahtan, disana terdapat banyak mainan yang bertemakan dinosaurus, Qahtan memang menyukai barang barang yang berbau dinosaurus. Saaih mengambil sebuah topeng Dinosaurus yang begitu disayangi oleh Qahtan, hampir setiap hari Qahtan memainkan mainan tersebut. Saaih kemudian beralih ke lemari pakaian milik Saleha, disana banyak macam baju princess kesukaan Saleha. Saaih mengambil salah satu gaun bewarna merah muda bergambar Princess Aurora. Dan kembali menutup lemari tersebut.
Diambilnya sebuah gunting yang terletak di atas meja dikamar Qahtan dan Saleha, Saaih mulai menggunting gaun merah muda milik Saleha dan beralih mematahkan topeng Dinosaurus milik Qahtan. Kedua barang tersebut sudah nampak tak layak dipakai, Saaih perlahan keluar dari kamar Qahtan dan Saleha kembali menuju kamar Fateh. Saaih meletakkan kedua barang tersebut dipojok dekat meja, yang jika saja pintu terbuka langsung menampakkan dua benda yang sudah tak berbentuk itu.
Saaih menutup pintu kamar Fateh dan mengibaskan kedua telapak tangannya, tak lupa sebuah senyum miring dibibir Saaih.
"Liat aja teh, sebentar lagi kamu bakal dijauhin sama yang lain," ujar Saaih yang lalu bergegas meninggalkan kamar Fateh dan menuju ke kamarnya, Saaih hanya tinggal menunggu beberapa menit dan akan terjadi sebuah perdebatan.
Benar saja setelah sekitar sepuluh menit menunggu, kini suara Kak Sohwa sudah memenuhi seisi rumah. Saaih tak mau ketinggalan ikut keluar dan menyaksikan perdebatan ini.
"Ihh! Teh ini tuh stoknya masih lama tau! Kenapa dirusak kaya gini?!! Kamu tuh kurang kerjaan banget deh! Liat nih! Semuanya dirusak!" Sohwa sudah mencak mencak didepan pintu kamar Fateh sembari mengeluarkan isi dari wadah make up miliknya.
"Ateh gak ngelakuin itu Kak Sohwa, beneran Ateh dari tadi tidur," ujar Fateh membela diri. Saaih sudah menampilkan senyum kemenangan dan menghampiri kedua saudaranya itu.
"Kalau bukan kamu siapa?!! Orang jelas ini di kamar kamu kok!!" sentak Sohwa yang semakin kesal melihat hampir seluruh make up nya rusak.
"Kak Sohwaaa, baju princess Saleha dimana?" teriak Saleha yang baru saja turun dari tangga. Sohwa tak menjawab karena Saleha tengah berlari menghampirinya, lebih tepatnya menghampiri baju miliknya yang berada di samping Sohwa.
"Kak Sohwaaa kok baju Saleha sobekk!" teriaknya marah.
"Kak Sohwa gak tau, itu tadi di kamarnya Bang Fateh sama mainannya Qahtan tuh!" ucap Sohwa sembari menunjuk mainan Dinosaurus milik Qahtan.
"Haa, QAAHTAAN!! TOPENG DINOSAURUS KAMU RUSAKK!!" teriak Saleha dari bawah, Qahtan pun muncul dari belakang rumah dan menuju kearah Saleha.
"What happen?!!" teriak Qahtan ketika melihat topeng mainannya sudah rusak.
"Bang Ateh! Kenapa dirusak?!" teriak Saleha kepada Fateh yang tengah bingung. Keributan disana membuat kakak serta adik yang lain berkumpul di sana.
"Ada apa sih teriak teriak?" Tanya Sajidah Halilintar.
"Ini liat make up aku, dirusak sama Fateh!" beritahu Sohwa. "Emang udah bener yang rusak Fateh?" tanya Thoriq Halilintar.
"Iya! Ini tadi ada di kamarnya! Sama baju juga mainannya Saleha Qahtan!" ucap Sohwa sembari menunjuk kearah Saleha dan Qahtan yang tengah menangis melihat barangnya rusak. "Beneran teh?" tanya Abqariyah Halilintar.
"Enggak, Ateh dari tadi tidur kak, tau tau bangun Kak Sohwa bilang make up nya rusak," jelas Fateh yang memang tak tau apa apa.
"Teh ngaku aja! Kalau kamu yang ngerusak, pakai bela diri segala," tukas Saaih memperburuk suasana. "Bang, Ateh gak buat itu!" sergah Fateh.
"Trus kalau bukan kamu siapa? Setan?" sahut Saaih membuat Fateh tak bisa berkata kata lagi, Fateh merasa tak pernah melakukan itu semua.
"Udah udah, mending kita liat di cctv aja. Pasti bakal keliatan yang masuk ke dalam kamar Fateh, Kak Sohwa sama Saleha Qahtan," usul Fatimah Halilintar yang kini tengah menenangkan Saleha dan Qahtan.
"Iya, bener kata Kak Fatim," tandas Muntaz Halilintar.
"Ya udah daripada salah paham mending kita liat cctv," ajak Sajidah. Saaih mulai panik ketika saudaranya ingin menuju ruang Cctv, "Eh, buat apa diliat kalau emang Fateh yang salah, orang udah jelas ada dikamar Fateh, pasti Fateh mau ngelak," cegah Saaih, membuat seluruh saudaranya saling pandang. "Tapi bukannya lebih baik kita lihat dulu bang?" tanya Fatimah, membuat Saaih langsung terdiam.
"Mending kita liat dulu, yuk," ajak Thoriq membuat Saaih gelagapan di tempat. Saaih pun akhirnya ikut kesana agar tak menambah curiga. Semuanya melihat rekaman ulang Cctv dan benar saja sekarang nampak siapa pelaku sebenarnya, Saaih sudah berada di belakang sendiri dan menunduk, melihat tatapan kakak dan juga adiknya yang tampak mengintrogasi.
"Saaih! Jadi kamu! Kenapa kamu taruh dikamar Fateh?!" bentak Sohwa, Saaih hanya menunduk. "Bang Saaih! Ini kan baju kesayangan Saleha! Bang Saaih jahat, hiks hiks," ujar Saleha kemudian memeluk Abqariyah.
"I don't believe, bang Saaih," ujar Qahtan sesenggukan dan kemudian dibawa ke dalam gendongan Fatimah, Saaih begitu kesal melihat semua orang kini menyalahkannya, "iya! Emang Saaih yang ngelakuin! Ini semua gara gara Saaih kesel sama Fateh yang selalu aja cari muka di depan kalian!" sentak Saaih.
"Bang Saaih! Fateh gak begitu," bela Fateh. "Alah! Kamu itu selalu aja ganggu Abang kalau lagi sama adik adik atau kakak kakak lain dan mereka selalu aja merhatiin kamu! Udahlah terserah Saaih mau tidur!" ucap Saaih sembari berlalu.
"Saaih! Ini gimana barang kita?!" teriak Sohwa membuat Saaih terhenti, "nanti Saaih ganti!" teriak Saaih kesal.
"Bukan masalah ganti mengganti! Tapi kita gak pernah diajarin sama Abi Umi buat Adu domba orang lain, apalagi ini saudara kamu sendiri Lo ih," jelas Sajidah yang ikut marah.
"Kecewa kakak sama kamu ih," Sohwa kemudian pergi diikuti oleh seluruh saudaranya kecuali Saaih yang masih terdiam disana. Antara merasa kesal dan menyesal.
Semenjak kejadian itu Saaih semakin dijauhi oleh saudara saudaranya. Tak ada lagi yang mau mendekatinya, membuat Saaih merasa semakin kesepian, mungkin memang salahnya keiriannya membuat semua orang semakin menjauhi dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Event; Kumcer
SonstigesEvent cerpen yang telah dilakukan oleh member Feedback Squad. 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙣. 𝙄𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙢𝙖𝙠 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙠𝙪�...