The Prince and The Poor Girl

10 4 0
                                    

🌻 Karya : Anistya Melyana 🌻

Disebuah negreri yang sangat jauh di pedalaman hutan belantara berdirilah sebuah kerajaan yang amat besar yang bernama kerajaan Khayalan. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana yaitu raja Edward. Raja Edward memiliki permaisuri yang sangat cantik dan baik hati yang bernama ratu Khatia. Raja dan Ratu dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat tampan yang bernama pangeran Alvaro. Selama pemerintahannya, rakyat kerajaan Khayalan hidupnya sangat makmur, kerajaannya aman dan damai. Namun, saat pangeran Alvaro berusia 6 tahun, Raja dan Ratu tewas dikarenakan kecelakaan kapal. Posisi raja untuk sementara waktu digantigantikan oleh adik Raja yang bernama pangeran Robert, posisi ini tentu saja akan berakhir ketika pangeran Alvaro telah berusia 20 tahun, karena pada saat itulah pangeran Alvaro dapat naik tahta.
Selama memerintah, raja Robert selalu bertindak sesuka hatinya. Raja Robert tidak perduli rakyatnya kelaparan, rakyatnya banyak yang jatuh miskin, rakyatnya banyak yang menderita. Yang dipikirkannya hanyalah cara untuk mendapatkan harta yang berlimpah, dan cara agar hartanya tidak akan pernah habis. Selama memerintah, raja Robert sengaja menyekolahkan keponakannya yakni pangeran Alvaro ke negeri tetangga yang jaraknya sangat jauh sekali, hal itu dilakukannya agar dia bebas memerintah dan berkuasa.
.......
Empat belas tahun pun berlalu dengan cepat, kini pangeran Alvaro sudah berusia 20 tahun. Sudah saatnya pangeran naik tahta untuk menggantikan pamannya. Pangeran Alvaro kini sedang menuju ke kerajaan Khayalan, dia telah menyelesaikan study-nya.
Saat diperjalanan pulang, tiba-tibaseorang gadismelintas di depan kereta kuda kerajaan, seketika kereta itu pun berhenti mendadak. Karena penasaran dengan gadis yang baru melintas tadi, pangeran Alvaro pun turun dan berjalan mengikuti arah gadis itu pergi.
Pengeran terus berjalan, sampai ke perbatasan antara pemukiman dan kebun warga. Samar-samar pangeran mendengar percakapan oleh beberapa orang. Pangeran pun bergegas menuju ke sumber suara tersebut, pangeran melihat gadis yang di ikutinya dan ada tiga pria bertubuh besar dan mempunyai otot-otot yang besar juga. Pangeran pun bersembunyi diantara semak-semak dan memperhatikan pergerakan mereka.
“Kembalikan barang-barang yang telah kalian curi tadi kepada pemiliknya.” Kata si gadis tanpa ada rasa takut.
“Hei anak muda! Apa katamu tadi? Kembalikan? Enak saja, kau menyuruh kami mengembalikan barang-barang ini? Tidak semudah itu! Pergi sana, sebelum kami memukulmu!” kata salah satu pria bertubuh besar.
“Kalian pikir aku bakalan takut gitu?” tantang si gadis.
“Gadis ini, benar-benar membuatku merasa muak! Jangan salahkan kami jika wajahmu itu penuh dengan luka kami buat.” gertak salah pria bertubuh besar lainnya.
“Sebelum kalian melukai wajahku, wajah kalian yang terluka terlebih dahulu.”
“Kalau begitu, kita hajar saja gadis ini, agar dia tidak berani lagi berurusan dengan kita.”
Pria bertubuh besar pertama maju ke depan, lalu memberikan pukulan ke arah si gadis. Namun, dengan gesit si gadis menghindar dari pukulan tersebut. Segera ia memasang sikap kuda-kuda dan dengan sigap ia langsung menendang perut pria itu, tidak hanya tendangan, ia juga memberi beberapa pukulan yang sangat kuat. Sehingga, dalam hitungan detik, pria itu terjatuh tak berdaya ke tanah.
Tidak terima temannya di jatuhkan ke tanah, pria kedua dan ketiga pun langsung maju hendak menghajar si gadis dengan bersamaan. Namun, beberapa menit kemudian, kondisi mereka berdua tidak beda jauh dengan pria pertama. Setelah memastikan kondisi para penjahat itu tidak dapat melakukan perlawanan lagi, si gadis langsung mengumpulkan barang-barang yang telah di curi tadi untuk dikembalikan lagi kepada pemiliknya.
Merasa ada yang memperhatikannya,si gadis langsung menolehkan kepalanya ke arah semak-semak belukar yang sedikit bergoyang. Karena penasaran, si gadis langsung menuju ke arah semak-semak itu dan menemukan pangeran yang sedang bersembunyi di sana.
“Ternyata di sini ada seorang pria yang memiliki mental kerupuk.” Sindir si gadis.
“Pria mental kerupuk? Saya yang anda maksud?” tanya pangeran sambil menunjuk dirinya.
“Ya, siapa lagi kalau bukan kamu yang saya maksud. Cuma kamu seorang pria di sekitar sini yang hanya bisa diam menonton seorang gadis yang sedang bertarung dengan tiga pria bertubuh besar serta otot-ototnya yang besar tanpa ada niat untuk menolong si gadis itu.”
“Maaf kan saya, karena begitu terpaku dengan kehebatan anda dalam bertarung, saya hanya bisa menonton tanpa ada niat buat menolong. Sekali lagi, saya mohon maaf.” Pangeran membungkukkan badannya seraya meminta maaf kepada si gadis.
“Ekhm, baiklah. Saya akan memaafkan kamu, tapi dengan syarat, yaitu membawa barang-barang ini.”
“dengan senang hati, saya akan membawanya.” Pangeran pun memngambil barang-barang itu.
Mereka berdua pun pergi membawa barang-barang itu untuk dikembalikan lagi kepada pemiliknya. Setelah barang-barangnya sudah dikembalikan kepada pemiliknya, pangeran mengajak si gadis untuk pergi ke sebuah warung makan, hendak mentraktirnya sebagai permintaan maaf karena hanya bisa menonton si gadis tanpa ada niat buat menolongnya.
“Apa pencurian sering terjadi di kerajaan ini?” tanya pangeran penasaran, si gadis hanya mengangguk-anggukkan kepalanya karena mulutnya penuh dengan makanan.
“Tapi, seingat saya. Sewaktu saya masih kecil, kerajaan ini sangat aman, damai dan tentram. Tidak ada yang namanya pencurian.”
“Kata ayahku, dulu kerajaan Khayalan adalah kerajaan yang paling makmur dibandingkan kerajaan-kerajaan lainnya. Tetapi, semenjak raja kerajaan Khayalan berganti, keadaan kerajaan berubah menjadi 180 derajat. Rakyat  menderita, kejahatan dimana-mana, raja yang baru hanya memikirkan tentang kekayaannya saja. Kami para rakyat kerajaan Khayalan, hanya bisa berharap semoga Pangeran segera menyelesaikan studinya dan kembali ke  kerajaan untuk mengambil kembali tahtanya dan memimpin kerajaan dengan adil dan bijaksana sama seperti ayahnya yaitu almarhum raja Edward.”
Pangeran hanya terdiam, ia berfikir apa yang sedang dilakukan pamannya selama ini, sampai membuat para rakyatnya menderita seperti ini.
“Oh, iya. Kamu hendak kemana setelah ini?” tanya si gadis.
“Saya hendak ke istana.” Jawab Pangeran.
“saya tebak, pasti kamu ini saudagar kaya dari kerajaan tetangga yang hendak menjualkan barang-barangnya ke istana, kan?” tebak si gadis.
“Anda ternyata tidak tahu saya ini siapa. Kalau gitu saya izin pergi dulu.”
“Eh, tunggu. Kita belum berkenalan, namaku Kalila. Nama kamu siapa?”
“Alvaro.” Pangeran tersenyum sebentar lalu pergi meninggalkan Kalila.
.....
Akhirnya, Pangeran tiba di istana. Pangeran disambut dengan bahagia oleh para pelayan istana serta raja Robert pamannya pangeran.
“Akhirnya setelah sekian lama, kamu pulang keponakanku. Bagaimana kabarmu sekarang?” tanya raja Robert sambil memeluk pangeran.
“Saya baik-baik saja paman.”
“Dengar semuanya. Aku ingin malam nanti, diadakan pesta penyambutan kepulangan Pangeran, aku ingin pestanya meriah dan harus sempurna. Mengerti?” tanya raja Robert.
“Mengerti, yang mulia Raja.” Jawab serentak para pelayan istana.
Raja Robert dan Pangeran Alvaro masuk ke dalam istana. Mereka berdua pun pergi ke ruang kerja raja Robert.
“Persiapkan dirimu untuk pesta nanti malam keponakanku.”
“Baik paman. Oh, iya, aku ingin menanyakan sesuatu kepada paman.”
“Apa itu? Tanya kan saja.”
“Apa yang selama ini paman lakukan? Kenapa rakyat kita begitu kelaparan dan sangat menderita, kejahtan pun ada dimana-mana. Apa paman mengerjakan tugas kerajaan dengan sangat baik?” tanya Pangeran yang seketika itu membuat raja Rbert diam dan tak mampu berkata-kata.
“Hmm,.. itu,... Paman sangat merindukanmu dan kepikiran tentangmu sampai-sampai paman terkadang lupa dengan tugas kerajaan, dan kebetulan beberapa tahun belakangan ini , kerajaan kita sedang di landa kekeringan.” Jawab raja Robert dengans edikit gugup.
“Itu tidak bisa dijadikan sebagai alasan paman. Seharusnya, paman lebih tegas dan lebih bertanggung jawab lagi tentang tugas kerajaan. Aku menitipkan semua rakyatku  kepada paman dulu sewaktu aku belum bisa memerintah kerajaan ini, itu semua dilakukan karena aku dan para penasehat kerajaan percaya bahwa paman bisa memerintah dengan sangat baik, tapi ternyata malah menjadi lebih buruk. Maaf jika kata-kataku melukai hati paman, tapi alangkah lebih baik jika aku terus terang kepada paman.”
“Tidak apa-apa keponakanku, aku sadar jika selama ini aku salah. Sekarang lebih baik kamu bersiap-siap untuk pesta nanti dan minggu depan adalah hari penobatanmu.”
“Kalau begitu, aku pamit dulu paman.” Raja Robert hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
Pangeran Alvaro pun pergi meninggalkan raja Robert. Pangeran pergi beristirahat di kamarnya karena terlalu lelah seharian.
Setelah pangeran Alvaro pergi, raja Robert memanggil orang suruhannya.
“Apa yang bisa saya bantu yang mulia?” tanya orang suruhan raja Robert.
“Nanti malam aku mengadakan pesta pemnyambutan keponakanku pangeran Alvaro. Aku ingin kau membunuhnya malam nanti, kau tenang saja, aku pastikan nanti malam penjagaannya tidak terlalu ketat, tapi kau harus berhati-hati juga. Jangan sampai ada yang tahu kalau aku yang merencanakan ini semua. Mengerti?”
“Mengerti yang mulia. hamba izin pergi dulu.” Raja Robert pun menganggukkan kepalanya.
.....
Malam pun tiba, pesta penyambutan pangeran Alvaro pun berlangsung meriah. Pangeran Alvaro tampak mendatangi dan menyapa para tamu kerajaan satu persatu. Setelah menyapa para tamu, pangeran Alvaro izin kepada pamannya untuk pergi menghirup udara segar sebentar di taman kerajaan.
Di taman, hanya ada pangeran Alvaro, tidak ada para penjaga atau orang yang menemani pangeran Alvaro. Saat sedang menikmati pemandangan langit malam, tiba-tiba ada sebuah anak panah yang datang menghampiri pangeran. Karena terkejut, pangeran langsung menghindar secepat mungkin, namun usahanya untuk menghindari anak panah sia-sia karena anak panah itu mengenai tangannya sebelah kanan. Dengan panik, pangeran melarikan diri keluar dari taman kerajaan. Pangeran terus berlari karena dia telah diikutu seseorang yng berbaju serba hitam dan di tangannya ada busur panah. Pangeran terus berlari sampai tak terasa dia telah keluar dari istana, dia berlari terus sampai memasuki hutan, berlari terus sampai dirinya tidak sadar ada jurang di depannya. Alhasil, Pangeran pun terjatuh dan berguling-guling sampai ke dasar jurang.
Orang yang mengejar Pangeran pun kembali ke istana, dan memberitahu raja Robert, karena rencananya untuk membunuh Pangeran telah berhasil.
Raja Robert pun menunjukkan akting sedihnya dengan cara mengerahkan seluruh para prajurit kerajaan Khayalan untuk mencari jasad pangeran Alvaro.
“Akhirnya, aku akan menjadi raja selamanya. Ha... Ha.... Ha.... maaf keponakan tersayang, tapi jika dirimu tidak mati, aku  tidak dapat menjadi raja selama-lamanya.” Kata raja Robert.
.....
Pagi pun tiba, Kalila sedang mencari tanaman-tanaman herbal untuk di ramu ayahnya menjadi obat-obtan, karena ayahnya bekerja sebagai tabib. Saat sedang mencari tanaman herbal, Kalila melihat seseorang yang tergeletak di tanah, dan bajunya di penuhi darah. Karena tidak tega dengan orang itu, Kalila pun mendekati orang itu, betapa terkejutnya ia bahwa orang itu adalah Alvaro, pria yang baru dikenalnya kemarin. Dengan sigap, Kalila menggendong Alvaro dan membawanya pulang ke rumahnya, supaya dapat di obati oleh ayahnya.
Sesampainya di rumah, begitu terkejutnya ayah Kalila melihat anaknya membawa seseorang yang sedang sekarat. Dengan segera ia memeriksa keadaan orang tersebut dan mulai mengobatinya.
“Ayah, apakah temanku akan sembuh?” tanya Kalila dengan berlinang air mata.
“Hmm, kita doakan saja semoga teman kamu ini sembuh.”
“Iya, Ayah.”
Berhari-hari lamanya, pangeran Alvaro belum sadarkan diri juga, Kalila selalu memantau perkembangan dari pangeran Alvaro, setiap pagi dan menjelang malam ia selalu datang ke kamar dimana pangeran Alvaro di obati ayahnya, ia juga selalu berdoa semoga pangeran Alvaro di beri kesembuhan dan cepat sadar.
Setelah lama berharap akan kesembuhan pangeran  Alvaro, akhirnya pangeran Alvaro sadar juga. Kalila yang mendengar berita itu pun langsung menghampiri pangeran Alvaro di kamarnya.
“Kalila?kok kamu ada disini? Dimana saya?” tanya pangeran Alvaro.
“Alvaro, kamu sedang berada di rumahku, aku membawamu ke sini untuk diobati ayahku, karena saat aku menemukanmu dirimu dipenuhi oleh luka-luka dan tidak sadarkan diri.”
“Makasih, atas bantuanmu Kalila. Kalau tidak ada kamu saat itu, mungkin sampai sekarang saya tidak akan sadar-sadar.”
Semenjak pangeran Alvaro sadar, Kalila selalu ada untuk membantu pangeran Alvaro. Dimulai dari makan, menyiapkan keperluannya untuk mandi, mencuci bajunya dan lain-lain. Karena perlakuan Kalila terhadap pangeran Alvaro begitu tulus, sehingga membuat pangeran Alvaro tersentuh dan memendam perasaan terhadap Kalila. Hal yang sama juga dirasakan oleh Kalila.
.....
Setelah beberapa hari, akhirnya pangeran Alvaro dapat melakukan aktivitas atau kegiatannya sendiri. Setiap harinya ia membantu ayah Kalila meramu obat dan membantu Kalila mencari tanaman-tanaman herbal. Saat sedang mencari tanaman herbal dengan Kalila di hutan, pangeran Alvaro bertemu dengan Profesor Ali, sahabat almarhum ayahnya dan penjaga perpustakaan istana.
“Pangeran? Apa benar ini dirimu? Kemana saja kau selama ini Pangeran?” tanya Profesor Ali yang masih terkejut melihat pangeran Alvaro.
“Pangeran? Alvaro, kenapa tuan ini memanggilmu pangeran?”tanya Kalila minta penjelasan.
“Siapa perempuan ini Pangeran?” tanya Profesor Ali karena baru menyadari ada seorang perempuan di samping pangeran.
“Paman Ali, perkenalkan ini Kalila, temanku. Kalila dan ayahnya telah menyelamatkan hidupku. Kalila, ini Profesor Ali, dia sahabatku dan penjaga perpustakaan istana.”
“Pangeran, semua orang-orang di kerajaan Khayalan sudah mengira kalau Pangeran sudah meninggal.”
“Kalau begitu, kamu harus kembali ke istana Alvaro, eh maaf, pangeran Alvaro.”
“Tidak bisa nona.”
“Kenapa tidak bisa paman?”
“Asal kamu tahu, ini semua ulah pamanmu itu. Jika kamu kembali ke istana, kamu akan di bunuh olehnya, apa pun caranya dia akan membunuh pangeran, karena raja Robert ingin berkuasa selama-lamanya.”
“Tapi, raja Robert tidak boleh jadi raja lagi. Karena kami para rakyatnya sudah sangat menderita karena keserakahannya terhadap harta.”
“Aku ada ide, akuingin kalian berdua membantuku melawan pamanku.” Kalila dan Profesor Ali pun menyetujui ide Pangeran Alvaro.
Mereka pun merencankan apa yang akan mereka lakukan nanti malam. Mereka menyiapkan semua barang-barang yang di perlukan.
......
Malam pun tiba, pangeran Alvaro dan Kalila dapat memasuki istana dengan mudah karena bantuan dari Profesor Ali. Mereka menjalankan misinya. Setibanya di ruang kerja raja Robert, pangeran langsung mendatangi pamannya.
“Halo paman, sudah lama tidak bertemu.” kata pangeran Alvaro.
“Alvaro? Bagaimana mungkin kamu disini? Bukannya kamu sudah mati?” tanya  raja Robert ketakutan.
“paman serahkan tahta itu kepada ku secara sukarela dan aku tidak akan menghukum paman.”
“Apa kamu bilang? Menyerahkan tahta? Tidak semudah itu. Kau harus mengalahkanku terlebih dahulu.” Raja Robert pun mengambil pedangnya dan bersiap=siap ingin berduel dengan pangeran Alvaro.
Baik raja Robert maupun pangeran Alvaro mereka berdua sama-sama tangguh dan tidak dapat dikalahkan. Sampai ketika dimana raja robert lengah, pangeran Alvaro pun mengambil kesempatan itu dan dalam sekejap pedang di tangan raja robert berpindah ke tangan pangeran Alvaro, dan pangeran Alvaro langsung meletakkan pedangnya tepat di sebelah leher raja Robert, yang jika salah gerak akan menyakiti dirinya.
“Kau kira, kau dapat dengan mudah mengalahkanku? Kau tidak tahu jika di ruangan ini ada suruhanku, yang setiap saat akan membunuh siapa saja yang mengancamku.”
Tiba-tiba, keluarlah seseorang yang berpakaian serba hitam dan di tangannya ada busur panah.
“Itu, orang yang mau membunuhku di saat malam pesta penyambutanku.”
“Ternyata ingatanmu masih kuat juga. Paman salut pada mu keponakanku. Hei, suruhanku,ku perintahkan kau membunuh keponaknku sekarang.”
Orang suruhan raja robert pun langsung melepaskan anak panah, anak panah melesat dengan cepat dan dengan cepat Kalila melindungi pangeran Alvaro dan seketika itu panah pun menusuk tepat didada Kalila,karena tidak terima, pangeran Alvaro pun membunuh pamannya dan langsung berduel dengan orang suruhan pamannya. Dalam hitungan detik, para prajurit kerajaan datang dan menangkap orang suruhan pamannya dan membawa Kalila ke rumah sakit Istana Khayalan.
Berhari-hari lamanya Kalila tak sadarkan diri. Pangeran Alvaro pun sangat terpukul dan sedih melihat Kalila terbaring lemah. Pangeran Alvaro tidak henti-hentinya memohon kepada tuhan agar Kalila cepat tersadar.
Akhirnya, penantian selama ini pun terbayar sudah. Kalila akhirnya tersadar dan sebentar lagi ia akan sembuh. Pangeran Alvaro pun melamar Kalila untuk menikah dengannya dan hidup bersamanya. Dan, dengan senag hati, Kalila menyetujuinya.
......
Kini, Pangeran Alvaro telah naik tahta dan menjadi raja. Dia juga telah menikah dengan Kalila. Mereka berdua menjadi pemimpin yang sangat adil, bijaksana, dan berhati lembut kepada rakyatnya. Rakyatnya pun kini hidup dengan sejahtera da tidak ada lagi kejahatan di kerajaan Kahayalan, karena kerajaan ini menjadi kerajaan yang paling aman di antara seluruh kerajaan di dunia ini.


TAMAT

Event; KumcerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang