Because of You

41 16 0
                                    

🍯 Juara 2 Event Oktober 🍯
~ Dinda Arsyta Swandy ~

Pagi yang indah, untuk hari yang suram. Hahahah, tidak, tidak! Niana hanya bergurau soal hal itu. Jangan salahkan pendapatnya, pagi ini awan kelabu yang justru menemani. Untung saja ia siap sedia payung yang tersimpan rapih di tasnya.

Sekarang, tepatnya pukul delapan pagi. Niana berjalan diatas trotoar dengan mengenakan dress hitam selutut. Entah apa yang ada dipikirannya. Tapi, yeah, dia lebih cocok disebut sebagai zombie berjalan ketimbang seorang gadis cantik. Didukung pula dengan kantung matanya yang tampak membengkak kehitaman.

Niana menolehkan kepala ke kanan-kiri, matanya awas ketika ia mulai melangkah menyebrangi zebra cross. “Tunggu, ponselku? Hei, dimana aku meletakkannya?!” gerutu gadis itu, ia sudah berada dipinggir jalan dan teringat akan sesuatu, apalagi kalau bukan ponselnya?

“Apa yang kau lakukan?!”

Niana melotot. Seorang pria tua berdiri dihadapannya sambil memegang kacamata jadul itu, dan menatap gadis itu dengan sorot intimidasi. Yang seketika membuat Niana bergidik bersamaan dengan senyum kikuk yang ia suguhkan.

“Saya?” ia terkekeh. “saya sedang mencari ponsel, yeah..” Pria itu bergeleng lalu berdecak aneh. “Kau ini bodoh atau apa?! Jelas-jelas ponsel itu ada ditangan kiri mu!” katanya, sarkas, lalu pergi. Dasar pria aneh.

“Ah, bodoh! Aku kenapa?!”

Niana mengacak rambutnya, kesal. Bukan hari yang suram. Bukan, sungguh! Tapi dia lah yang tengah dilanda kesuraman. Bibir gadis itu terkulum, menahan malu yang cukup menampar. Ia kemudian mendorong pintu masuk cafe dihadapannya, berkacak pinggang, seraya menggantung tasnya di tangan sebelah. “Americano, please!” ujarnya, tersenyum pada pelayan cafe tersebut. Pelayan tersebut menunduk setelah tersenyum manis mengiyakan permintaan Niana.

Niana melirik kearah jendela besar di seberang. Ia tak tertarik untuk duduk, atau sekadar menumpang wifi. Ia justru lebih tertarik untuk cepat-cepat pergi darisana dan sampai di tempat tujuan.

“Terima kasih!” gadis itu tersenyum memperlihatkan gigi rapihnya, sesaat setelah kopi yang ia pesan tiba. Si pelayan membungkuk sekilas, dan kembali membalas senyuman Niana tadi. Mengakhiri pertemuan mereka di pagi yang indah ini.

Gadis berambut sebahu itu akhirnya pergi, berjalan santai keluar. Dengan seonggok barang merepotkan yang ia bawa.

Sampai di sebuah halte, Niana duduk di bagian paling ujung bangku. Sambil menunggu bis, Niana mengulum senyumnya mengingat kejadian semalam. Benar-benar memalukan. Tapi siapa peduli? Niana senang melakukan hal itu, tetap saja, ia hanyalah seorang gadis polos yang sebenarnya tak se-polos itu.

Lalu Niana mengeluarkan kembali ponselnya, tadi ia terlalu repot dengan semua bawaannya dan menyimpan ponselnya kedalam tas. Ia tak akan memainkan benda pipih tersebut. Ia hanya akan mengetikkan sesuatu disana. Sebuah pesan singkat untuk seseorang yang akan ia temui hari ini.

Ekor matanya berkedut saat menangkap bayangan asing yang melintas santai disampingnya. Niana kira ia mengenal lelaki itu, namun nyatanya tidak. Ada sedikit rasa kecewa terlintas dikepalanya. Ah sudahlah!

Tapi jika dilihat dengan jelas, style laki-laki itu cukup klasik dan trendy. Enak dipandang, tak tampak membosankan untuk menatapnya lama. Dan yang pasti, tampan!

Event; KumcerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang