Jangan Usik Dia!

35 23 0
                                    


🌱 Karya: Asih 🌱

Hari minggu ini anak kelas XI SMA Alorte sedang mengadakan camping di suatu hutan terkenal di Bandung. Namun hutan tersebut konon terdapat wilayah hutan terlarang.

"Weh lo belum pernah tuh cicipin si Vena?" tanya Daren sambil membakar puntung rokoknya dengan korek api.

"Pengin sih, tapi lo kan tau sendiri kalo Vena tuh galaknya minta dicium," jawab Gerin menyambar bungkus rokok yang ada di tanah.

"Ya sama lah, Nevi aja nolak kalo diajak anuan," ucap Daren mulai menghisap rokoknya.

"Etdah lo berdua apa-apaan sih? Jangan rusak anak orang. Lagian emang lo pada mau jadi papa muda?" Fadli menimpali, ia sudah sangat geram dengan aksi dua sahabatnya itu yang selalu gencar memainkan pacarnya.

"Bilang aja lo ngiri! makanya lo cari pacar sana. Lagian tinggal hilangin jejak ae biar kaga ketauan kita abis nganuin tu cewek," ucap Daren terlewat santai. Entah terbuat dari apa otak anak itu.

"Jadi gimana?" tanya Gerin kepada Daren.

"Gimana apanya sat?!" Tiba-tiba Daren ngegas tanpa sebab.

"Ya selo kali Ren. Ini gimana rencananya biar kita bisa cicipin mereka?" tanya Gerin memperjelas ucapannya.

"Gimana kalo kita cicipin mereka malem ini?" ucap Daren dengan sangat antusias.

"Ngga usah macem-macem deh lo Ren! Ini juga kan dihutan. Lo tau kan kalo nih hutan ada penunggunya. Gausah macem-macem," ucap Fadli menimpali. Ia sangat tidak setuju dengan rencana kedua sahabatnya.

"Lo ngga usah bacot ya Li! Ini itu urusan gue dengan pacar gue dan Gerin dengan pacarnya. Lo ngga usah ikut campur. Dan satu lagi, jangan lo bocorin rencana ini!" ucap Daren menatap tajam kearah Fadli.

"Hm, gue ngga janji" ucap Fadli dengan santuynya.

Bugghh

"Bang*** lo Li! Mau lo apa hah?! Lo mau kita giliran? Yaudah ayok. Ntar kita giliran mainnya" ucapan Daren sungguh membuat Fadli naik pitam.

Bugh

"Otak lo terbuat dari apa sih?! Apa otak lo itu bukan otak manusia?! Sampe-sampe lo ngga bisa mikir hah?!' Fadli memberikan beberapa bogeman mentah di area wajah Daren yang sudah tersungkur.

"Berhenti Li! Jangan pukulin dia lagi! Lo mau ngganggu makhluk disini dengan bikin keributan?" Belum sempat Fadli memukuli Daren lagi, Gerin segera menghentikan aksi Fadli.

"Terus lo mau ngganggu makhluk sini dengan ngotorin tanahnya?" tanya Fadli dengan penuh emosi.

"Nggak usah ikut campur urusan kita!" ucap Daren memukul tengkuk leher Fadli dengan kayu hingga Fadli langsung tersungkur jatuh.

"Emang orang songong tuh harusnya diginiin," ucap Daren melempar kayu itu kesembarang arah.

"Balik kuy," ajak Gerin lalu disetujui oleh Daren yang mendahuluinya pergi.

Setelah Ashar, Daren langsung menuju tempat pemandian sederhana yang dibuat oleh panitia camping. Ia membersihkan tubuhnya yang sudah kotor dan bau keringat. 15 menit kemudian ia keluar dari wc lalu menuju tempat perkemahan. Di sepanjang jalan ia merasa sedang diikuti dan diawasi dari belakang. Namun saat menengok ke belakang tidak ada siapa-siapa. Daren mulai berjalan lebih cepat. Namun ...

Hap

Sebuah tangan memegang bahu kiri Daren membuatnya langsung terdiam dan dengan susah payah meneguk liurnya sendiri. Perlahan ia membalikan tubuh namun ternyata tidak ada siapa-siapa.

Event; KumcerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang