🍁 JUARA 2 🍁
🌱 Karya: Nur Hafidzah A. 🌱Di sebuah desa terpencil di tengah hutan, hiduplah seorang gadis piatu. Gadis yang berusia 13 tahun itu hidup bersama ayahnya di sebuah gubuk reyot yang terbuat dari anyaman rotan. Mereka hidup pas-pasan dengan pekerjaan ayahnya yang menjadi pencari kayu bakar di hutan.
Terkadang, ayahnya bisa pulang sampai tengah malam. Hingga membuat gadis itu sendirian di rumah.
Awalnya itu hanya hal biasa, namun setelah ada rumor bahwa seorang perempuan bernama Gendis gantung diri di hutan karena depresi akan kepergian bayi perempuan yang baru saja di lahirkannya dan menjadi arwah penasaran yang selalu meneror warga desa pada setiap tengah malam, membuat sang gadis merasa takut.
Gadis tersebut meminta sang ayah agar tidak meninggalkannya sendirian di rumah pada tengah malam.
Tiga hari pun berlalu. Sang ayah menuruti kemauan anak gadisnya untuk tidak meninggalkan rumah sampai tengah malam.
Namun pada suatu hari, karena kayu bakar yang didapatkan ayahnya sedikit dan pasti terjual dengan harga murah di pasar, sang ayah pun memutuskan untuk mencari kayu bakar lagi.
Sebelum ayahnya kembali ke hutan, gadis itu berpesan agar sang ayah tidak pulang sampai tengah malam. Setelah mengiyakan permintaan sang anak, ayah pun pergi kembali ke hutan.
Namun hingga hampir tengah malam, sang ayah masih belum pulang ke rumah. Gadis yang bernama Emerald itu pun merasa khawatir akan sang ayah serta merasa takut akan rumor yang beredar di desa mereka.
Tengah malam pun tiba. Sang ayah masih belum pulang. Emerald sangat merasa ketakutan. Apakah rumor itu benar? Atau hanya fiksi belaka yang sengaja dibuat hanya untuk menakut-nakuti saja?, pikir gadis itu.
Emerald mulai mengabaikan ketakutannya tentang rumor tersebut. Dia pun memilih untuk pergi tidur saja. Dengan beralaskan tikar dari anyaman, gadis itu pun berusaha untuk memejamkan matanya.
Hiks... hiks...
Tiba-tiba terdengar seperti suara perempuan menangis. Sepertinya berasal dari luar rumah Emerald.
Keringat dingin mulai membasahi tubuh gadis berambut panjang itu. Dia sangat ketakutan. Otaknya mulai berpikir yang bukan-bukan. Tapi gadis itu tetap berusaha meyakinkan dirinya bahwa suara itu bukan suara orang menangis, melainkan suara daun yang tertiup angin dan saling bergesekan.
Emerald terus berusaha agar tidak membuka matanya. Dia berusaha untuk kembali tidur.
Hiks... hiks...
Suara tangisan itu kembali terdengar. Membuat Emerald membuka matanya dengan spontan. Gadis itu bangkit ke posisi berdiri. Dia harus memastikan bahwa yang di dengarnya hanya suara daun yang bergesekan. Bukan suara perempuan atau apapun itu yang membuatnya menjadi parno.
Dengan langkah yang buru-buru dan terbawa rasa kesal, Emerald melangkahkan kakinya menuju ke ambang pintunya yang tertutup rapat.
Siapapun yang di luar sana. Bagaimana rupanya. Aku tak takut. Akan ku buktikan bahwa hantu itu hanya tahayul. Hanya untuk menakut-nakuti saja!, batin gadis itu kesal.1
2
3Kriettt...
Saat pintu reyotnya terbuka, tak ada apa-apa di luar rumah gadis itu. Yang ada hanya pemandangan hutan yang gelap.
Emerald kembali menutup pintu rumahnya dengan rapat. Kemudian berjalan menuju tikar tempatnya tidur. Gadis itu akhirnya bisa tertidur dengan tenang setelah memastikan bahwa rumor yang beredar di desa itu hanyalah karangan belaka. Hanya untuk menakut-nakuti.
Keesokan harinya, Emerald menceritakan apa yang terjadi pada ayahnya. Dan menanyakan mengapa sang ayah pulang melewati tengah malam.
Sang ayah menjelaskan, bahwa dia pergi ke dalam hutan. Sangat jauh dari rumah sehingga memerlukan waktu yang sangat lama untuk sampai di rumah.
"Lantas, apa yang terjadi saat kamu membuka pintu, nak?" tanya sang ayah.
Emerald tersenyum kemudian menjawab, "Tidak ada apa-apa."
Satu hari berlalu. Kini ayah Emerald kembali mencari kayu bakar sampai tengah malam. Di karenakan pasokan kayu bakar di hutan dekat rumah mereka sudah berkurang. Jadi sang ayah harus mencarinya di dalam hutan.Tepat pukul tengah malam, Emerald masih terjaga. Gadis itu merasa enggan untuk tidur. Dia lebih memilih untuk terduduk di depan rumah gubuknya. Memandang langit malam yang hari ini tidak seperti biasanya. Terlihat suram dan tak berbintang.
Semilir angin menerpa wajah gadis itu. Tiba-tiba saja ada sekelebat bayangan yang lewat begitu saja dengan sangat cepat. Hanya dalam satu kedipan, bayangan tersebut sudah hilang entah kemana.
Emerald berusaha mencari siapa pemilik bayangan yang melewatinya dengan begitu cepat. Gadis itu mengikuti ke arah mana terakhir bayangan itu pergi.
Hingga akhirnya membawa Emerald pada hutan belakang rumahnya. Gadis itu meneguk ludahnya. Merasa agak sedikit takut. Namun rasa penasaran terlanjur menyelimuti benaknya. Dengan tekad, Emerald melangkahkan kakinya memasuki hutan.
Dari dalam hutan, terlihat seorang perempuan berambut panjang dengan gaun merah sedang menyisir di bawah pohon rimbun. Saat posisi Emerald sudah mendekat, sang perempuan menoleh dan menatap lembut Emerald sambil tersenyum.
Emerald kini benar-benar penasaran. Adakah perempuan yang tengah malam memasuki hutan hanya untuk menyisir? Aneh sekali, pikir gadis itu sambil terus mendekati perempuan bergaun merah tersebut.
Saat posisi Emerald sudah sangat dekat, tiba-tiba saja wajah cantik perempuan itu hilang. Diganti dengan wajah mengerikan yang hancur dan penuh darah. Perempuan itu tertawa melihat Emerald yang sudah ketakutan setengah mati.
"Aaaaaa... tolong!!!" teriak Emerald sambil berusaha berlari dari tempat itu.
Namun karena tidak hati-hati, Emerald menabrak salah satu pohon rimbun yang ada. Saat gadis itu hendak bangkit, tiba-tiba saja pandangannya mengarah pada bagian atas ranting pohon. Oh tidak, perempuan dengan wajah mengerikan itu ada disana. Namun posisinya seperti sedang... gantung diri!
Sekali lagi Emerald berteriak. Gadis itu bangkit dengan cepat. Namun saat dirinya berbalik hendak kabur, sosok perempuan mengerikan itu muncul tepat di hadapannya.
Keesokan harinya, Emerald ditemukan mati dengan leher yang diikat dengan tali yang tergantung di ranting pohon. Ranting pohon yang sama saat warga menemukan mayat seorang perempuan bernama Gendis. Ayah Emerald sangat terpukul.
Menurut rumor yang beredar, Emerald mati karena menjadi korban dari arwah penasaran Gendis. Sosok perempuan yang mati bunuh diri karena kehilangan bayi perempuannya. Mereka semua percaya bahwa Emerald dijadikan pengganti dari anak Gendis yang mati itu. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Event; Kumcer
RandomEvent cerpen yang telah dilakukan oleh member Feedback Squad. 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙣. 𝙄𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙢𝙖𝙠 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙠𝙪�...