~ Rubab M. ~
Pada suatu ketika di hutan tempat Kristen tinggal bersama para kurcacinya, hidup sebagai rakyat jelata yang sehari-harinya mengambil buah dan bernyanyi bersama para burung pipit sambil membuat kue pai. Yap itulah yang dilakukan Kristen sekarang di rumahnya. "Lalaalalala lalalaaaa laaaaa." Hanya lalalalala pun suara Kristen sudah merdu, paras cantiknya juga bisa membuat semua orang jatuh ke dalam pesonanya.
Tapi sayang hatinya tak secantik parasnya. "Para kurcaci bisakah kalian menjaga rumah ini? Aku mau keluar sambil mencari kayu dan bahan untuk makan siang nanti." Para kurcaci serentak menganggukkan kepalanya atas perkataan Kristen. Kristen berjalan menuju pintu setelahnya ia membanting pintu itu suaranya nyariin sekali 7 kurcaci sampai terperanjat kaget dan burung pipit berhamburan keluar dari rumahnya.
Kristen tetap melanjutkan perjalanannya masuk ke dalam hutan yang lebih jauh lagi untuk mencari bahan makanan jujur ia capek hidup susah seperti ini, ia sangat ingin hidup bak putri kerajaan tinggal di istana yang megah dengan puluhan dayang-dayang di sampingnya. Tapi apa yang bisa dilakukannya? Itu bukan takdirnya.
Takdirnya adalah menjalani hidup susah bukan sebagai putri. Kristen meneruskan perjalanannya sambil bernyanyi-nyanyi ria membayangkan dirinya jika menjadi seorang putri. Memetik salah satu bunga mawar dan menyelipkannya di telinga. Tanpa sadar ada seseorang yang mendengar nyanyiannya yang begitu lantang sekaligus indah saat didengarkan.
Seorang pangeran berkuda mengendarai kudanya pelan-pelan sambil mengikuti arah suara itu berasal, suaranya semakin dekat dan benar-benar dekat sampai ia melihat wanita cantik berambut sebahu sedang duduk dengan para kelinci matanya sayu karena bulu matanya yang lentik, kulitnya putih merona dan wajahnya sangat cantik. pangeran sadar bahwa ia tertarik dengan wanita itu. Pangeran mendekat ke arahnya lalu turun dari kusir kudanya sontak itu mengejutkan Kristen karena seseorang Tiba-tiba ada di hadapannya.
"Siapa anda?" Kristen bangun dari duduknya.
"Anda tidak mengetahui saya?"
"Tidak, sama sekali tidak." Ujar Kristen.
"Tahu istana yang berada di sana?" Pangeran itu menunjukkan jarinya ke istana besar yang terletak cukup jauh dari hutan.
Kristen hanya menganggukkan kepalanya pangeran yang melihat itu tersenyum karena tingkah lucunya, belum tahu saja Kristen seperti apa aslinya.
"Itu istanaku," ucap pangeran. Kristen membulatkan Matanya terkejut saat tahu siapa yang ada di hadapannya.
"A-anda pangeran? Maafkan saya yang tidak mengenali anda." Kristen membungkukkan badannya seraya tersenyum bahwa ia menyadari mungkin takdirnya memang menjadi putri.
"Jangan berlebihan, tidak apa-apa? Apa kamu mau menemani saya mengelilingi hutan ini? Akan saya antarkan kamu pulang setelahnya." Kristen hanya mengangguk dan memulai menemani pangeran mengelilingi hutan dengan kudany
"Bagaimana kalau berjalan saja, tidak usah menunggangi kuda?"
"Baiklah." Kristen berkata demikian walau hatinya berkata lain. Tapi dia harus memikat pangeran, pagi ini ia dapat tangkapan bagus.
Mereka menelusuri hutan sampai sore dipenuhi dengan canda tawa dan nyanyian keduanya. Akhirnya Kristen kembali saat malam diantarkan oleh sang pangeran.
"Terimakasih sudah menemaniku." Pangeran terlihat benar-benar bahagia beda dengan Kristen yang daritadi hanya memamerkan senyum palsunya dan bodohnya pangeran itu terpikat dengannya, Dengan begini akan lebih mudah untuk Kristen mendapatkan hati pangeran.
"Sama-sama yang mulia." Sekali lagi Kristen memamerkan senyumnya. Pangeran berbalik dan mulai menjauh dari pandangan Kristen. Ia cepat-cepat masuk ke dalam rumah dan semua kurcaci sedang duduk menunggu kepulangannya.
"Kristen, kau darimana saja?" Sang kurcaci bangun dan langsung mendekati Kristen, mereka khawatir.
"Apa kamu tidak apa-apa?"
"Kenapa pulang larut malam?" Pertanyaan dilontarkan beberapa kurcaci yang lainnya mengangguk-angguk menunggu jawaban Kristen.
"Aku habis mengelilingi hutan dan tebak siapa yang aku temui? Yap seorang pangeran tadi aku habis berkeliling dengannya dan diantar pulang, maaf aku sampai terlambat pulang. Aku masakkan sesuatu dulu untuk kalian." Kristen menjelaskan situasinya pada kurcaci, para kurcaci melirik ke arah satu sama lain bahwa mereka tahu apa yang barus saja terjadi pada Kristen.
Sementara Kristen sedang memasak sesuatu untuk para kurcaci, para kurcaci mendekat ke arahnya dan bertanya.
"Apa pangeran itu jatuh cinta padamu?"
"Aku pikir seperti itu." Para kurcaci mulai membisikkan sesuatu, mereka tahu Kristen bukanlah orang yang baik.
"Kau tidak akan bersikap jahat padanya kan?" Kristen hanya terdiam mendengarnya sedikit terkejut dengan pertanyaannya.
"Tentu saja tidak." Kristen hanya menanggapinya seperti itu.
"Jangan bohong berjanjilah."
"Aku janji." Kristen melanjutkan kegiatan masaknya setelah selesai ia menyajikan itu semua di atas meja makan dan memakannya bersama dengan para kurcaci, entah apa yang ada di pikirannya tapi tadi ia berbohong tentang janjinya. "Maafkan aku para kurcaci tapi aku cukup lelah dengan situasi ini." Ucap Kristen dalam hati.
***
Beberapa hari setelahnya pangeran kembali mengunjungi kediaman Kristen sepertinya pangeran benar-benar jatuh cinta padanya.
"Selamat pagi yang Mulia, apa yang kau lakukan di sini sepagi ini?" Kristen yang saat membuka pintu dikejutkan dengan kedatangan pangeran yang tiba-tiba langsung bersikap manis Dihadapannya.
Pangeran menunjukkan tangan kanan yang disembunyikan di belakangnya dan setangkai bunga mawar pink diberikannya pada Kristen.
"Cantik sekali, terimakasih yang mulia. Akan kutaruh di dalam." Kristen masuk ke
rumahnya dan mengambil pot kosong lalu memasukkan mawar tadi ke dalamnya. Ia bergegas keluar lagi setelahnya. Setelah melihat Kristen telah keluar dari rumahnya pangeran memberikan tangannya untuk digapai oleh Kristen.
Pangeran mengajaknya jalan-jalan lagi.
"Bisakah kamu memanggilku Sam saja daripada yang mulia?" Tanya pangeran.
"Bolehkah?" Tanya balik Kristen.
"Tentu saja." Pangeran hari ini tidak membawa kudanya ia biarkan terikat di depan rumah Kristen. Ia ingin berjalan kaki bersama Kristen supaya waktu yang dihabiskannya akan lebih lama.
"Baiklah, Sam kau mau bawa aku ke mana?" Kristen bertanya karena merasa asing dengan daerah yang sedang di lewatinya dengan pangeran.
"Aku mau membawamu ke tempat rahasiaku." Sam membuat Kristen penasaran, Kristen tidak sabar dengan tempat rahasia yang akan dikunjunginya.
Sam menutup mata Kristen supaya ini menjadi kejutan.
"Sudah sampai." Perlahan Sam membuka telapak tangan yang menutupi pandangan Kristen tadi dan Kristen hanya bisa menganga dengan apa yang dilihatnya.
"Wah tempat apa ini? Aku belum pernah melihatnya sungguh sangat cantik." Kristen melihat sekitar dengan tatapan tak percaya. Rumah Pohon yang dihias sedemikian rupa penuh bunga dan tempatnya cukup terpencil. Ini benar-benar tempat rahasia yang luar biasa. Sam yang melihat reaksi Kristen tertawa dibuatnya. Benar-benar lucu seperti anak kecil.
Kristen mulai menjelajahi rumah pohon itu dengan menaiki tangganya dan masuk ke dalamnya, tataan rumahnya sangat rapih. Sekali lagi Kristen dibuat takjub oleh pangeran. Sebenarnya pangeran belum menunjukkan kejutan yang sebenarnya ia menahan pergelangan tangan Kristen dan membuat Kristen berbalik menghadapnya.
Ia berlutut dan mengeluarkan kotak cincin yang membuat Kristen menutup mulut setelahnya. Pangeran tersenyum dan memasangkan cincin ke jari manis Kristen. Kristen hanya bisa berpura-pura menangis haru bercampur bahagia dalam pelukan pangeran.
"Bodoh kalau begini kan aku tidak perlu mengejarmu." Kristen melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. Pangeran mengajaknya duduk di tepi rumah pohon.
"Ini adalah hari yang membuatku paling bahagia, duduk bersama orang yang kusayangi, melamarnya dan tak sabar untuk tambah mencintainya." Pangeran mengatakannya dengan tulus.
"Aku mencintaimu Kristen." Ucap pangeran lagi yang membuat Kristen hanyut karenanya.
"Aku juga." Kristen memasang senyumnya bersikap tulus tak sabar menunggu hari kehancuran yang akan menimpa orang di sebelahnya.
***
Hari minggu, hari pernikahan pangeran Sam dengan Kristen. Setelah melamarnya dua minggu lalu pangeran mengadakan pernikahannya tanpa menunggu lama-lama. Acaranya berlangsung dengan sangat baik dan semua orang terlihat bahagia kecuali ibu pangeran yang tidak suka sejak awal melihat Kristen diperkenalkan pangeran padanya.
Tapi apa yang bisa diperbuat ibunya sudah saatnya pangeran untuk menikah, ibunya hanya bisa berharap bahwa pangeran menemukan orang yang tepat untuk mendampinginya.
Awal pernikahan pangeran dan Kristen yang sekarang sudah menjadi putri menjalani hari-hari pernikahan dengan bahagia, sampai suatu hari pangeran ditugaskan keluar kota. Ia harus berpisah sementara dengan putri Kristen, tapi pangeran tidak tahu apa yang direncanakan putri setelah kepergiannya.
Putri mulai bertingkah berbeda ia jarang makan dan lebih sering menghabiskan waktunya di kamar. Entah apa yang direncanakannya. Awalnya ibu pangeran berpikir bahwa putri sakit tapi ia sering mendengar ketawa dari dalam kamar.
Akhirnya ia curiga terhadap putri dan mengunjungi salah satu penyihir di kota tersebut.
"Akhir-akhir ini putri bertingkah laku aneh, bisakah kau tahu penyebabnya?" Penyihir itu mengkomat-kamitkan mantranya dan dia mengatakan sesuatu yang membuat sang ibu pangeran terkejut.
Bahwa sang putri itu jahat ia berniat untuk menguasai istana dan sang putri sama sekali tidak mencintai pangeran ia hanya memanfaatkannya. Kecurigaan ibu pangeran terbukti selama ini putri adalah orang jahat.
Ibu pangeran tidak akan langsung membalaskan dendamnya pada putri ia harus bersikap perlahan. Ia ingin membunuh putri Kristen.
***
Terdengar suara ketukan dari luar jendela hal itu membuat putri Kristen terbangun dari tidurnya, ia membuka tirainya dan seekor melati hinggap di depan kaca, terikat sebuah surat di pergelangan kakinya. Buru-buru putri membukanya dan surat itu dari Sam.
Sam mengatakan ingin bertemu putri di hutan tempat tinggalnya, awalnya putri merasa aneh tapi ia bergegas mengganti bajunya dan berpikir bahwa Sam sudah menunggunya di sana.
Kristen pergi ke hutan sendirian tanpa penjaga ataupun para kurcaci, ia menelusuri hutan hingga sampai pada tempat tertera di surat, rumahnya. Ia menunggu tapi Sam tidak kunjung datang sampai sore.
Ia cukup lelah menunggu Sam sampai akhirnya ada nenek-nenek yang mendekatinya apa putri Kristen pernah bilang bahwa ia sangat tidak menyukai rakyat jelata? Ia cukup jijik melihat nenek keriput di hadapannya ini.
Nenek itu memberinya sebuah apel segar, putri bersikap acuh karena tiba-tiba orang yang tidak dikenalnya memberikan sebuah apel, sikap angkuhnya membuat sang nenek tersenyum.
"Terimalah kau pasti lapar menunggu seseorang di sini hampir seharian." Putri menengok ke arah nenek itu dan mengangkat alisnya.
"Bagaimana kau bisa tahu aku menunggu seseorang?" Nenek itu hanya tersenyum tanpa menjawab. Ia memberikan paksa apel itu kepada putri dan berlalu begitu saja. Sikapnya benar-benar mencurigakan.
Putri hanya menaruh apelnya di sebelahnya merasa geli menerima apel dari rakyat jelata, melupakan dirinya yang dulu pernah menjadi rakyat ia merasa bahwa ia memang terlahir sebagai putri dari awal.
Keangkuhan sudah melekat pada dirinya sejak dulu tapi akhir-akhir ini ia semakin menunjukkan sikap buruknya dan jarang menutupinya seperti dulu. Merasa berkuasa karena telah menikah dengan pangeran dan tinggal di istana yang megah serta dayang-dayang di sampingnya memang keinginannya dari dulu.
Dan tidak ada rasa menyesal sedikitpun putri Kristen atas perilaku buruknya terhadap orang lain.
Ia merasakan perutnya bergemuruh rasanya sangat lapar karena sejak pagi ia langsung pergi dan meninggalkan sarapannya, sekarang sudah hampir malam. Ia teringat dengan apel yang diberikan nenek tadi, ia meliriknya kelihatannya cukup lezat karena warna merah segar dari apel itu.
Ia mengambilnya dan melahapnya sedikit dan tanpa sadar ia menghabiskan apelnya. Ia cukup lelah dan memutuskan untuk kembali ke istana ia berjalan walau penerangan sangat minim.
"Aduh." Baju putri tersangkut hingga menyebabkan robek dan ia terjatuh. Ia bangkit lagi badannya terasa lemas dan kepalanya sangat pusing tapi ia berusaha keras untuk tetap berjalan.
Akhirnya ketemu jalan istana, "sebentar lagi sampai pasti ada yang menolongku." Putri bergumam karena hampir tidak kuat menahan rasa sakitnya. Dan brukk. Putri jatuh tepat di gerbang istana prajurit yang melihatnya langsung memanggil prajurit lain untuk membawa putri masuk.
Ibu pangeran yang terkejut bahwa putri bisa kembali ke istana dengan selamat padahal ia sudah merencanakannya kenapa bisa gagal?! Para pelayan sudah membawa putri ke kamarnya dan memanggil penyihir yang bisa mengobatinya. Para kurcaci sudah berkumpul di sekeliling tempat putri tidur. Mereka menatap sendu sang putri.
"Penyihir apa yang terjadi pada putri?" Ibu pangeran bertanya.
"Ia hanya mengalami demam tapi aku mencurigai sesuatu kita lihat perkembangannya besok." Penyihir sebenarnya sudah menduga apa yang akan terjadi tapi ia belum yakin mangkanya ia meminta untuk memastikannya besok.
Semua orang keluar dari kamar itu merasa khawatir dengan keadaan putri kecuali ibu pangeran. "Kenapa bisa gagal?! Padahal aku sudah merencanakannya matang-matang. Apel beracunnya tidak bekerja?! Pokoknya aku tidak bisa membiarkan kristen itu merebut kerajaan ini."
***
Esok paginya putri merasa ia tidak bisa menggerakkan badannya berteriaklah sang putri hingga pelayang dan penyihir langsung datang ke kamarnya. Mereka semua terkejut dengan penampilan putri, sekujur tubuhnya dipenuhi bercakbercak putih khususnya wajah dan telinga.
Penyihir menyuruh semua orang untuk menjauh dan jangan terlalu mendekati putri.
"Ini penyakit lepra!" Penyihir membuat semua orang terkejut dengan perkataannya. "Penyakit ini sangat susah untuk disembuhkan dan dapat menular bahkan bertahun-tahun belum cukup untuk menyembuhkannya. Tidak boleh ada yang mendekat. Ini penyakit kutukan!" Putri yang mendengar itu tidak bisa melakukan apapun ia hanya menangis.
Ibu pangeran merasa senang mendengarnya walaupun ia tidak bisa membunuh putri tapi Tuhan sudah memberikan balasannya pada putri kurang ajar itu. Dengan segera atas permintaan rakyat dan penasihat kerajaan ibu pangeran mengasingkan putri tanpa sepengetahuan pangeran ke pulau terpencil. Dan membiarkan putri sakit sampai mati.
"Tuhan ampuni saya, saya memang jahat ingin menguasai kerajaan itu, saya lebih jahat lagi karena mengkhianati orang yang mencintai saya tolong ampuni saya Tuhan, tolong. AHHHHHhhhhhhh." Badannya terasa tercabik-cabik bahkan jarinya mulai terputus satu demi satu. Mukanya tidak rupawan seperti dulu lagi sudah busuk seperti hatinya bahkan Cacing-cacing sudah mulai memakan sebagian tubuhnya yang membusuk dan setelah ia meminta ampun putri Kristen menghembuskan nafas terakhirnya, sendirian di pulau tanpa ada yang memandikan jenazahnya tanpa ada yang menguburnya, ia mati dalam penyesalan. Itu adalah hukuman terburuk yang diberikan pada Tuhan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Event; Kumcer
RandomEvent cerpen yang telah dilakukan oleh member Feedback Squad. 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙣. 𝙄𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙢𝙖𝙠 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙠𝙪�...