~ Nuraini ~
Anya Falery Anastasya gadis dengan fisik yang tidak sempurna. Anya mempunyai kaki sebelah kanan yang sedikit agak lebih panjang dari pada yang sebelah kiri.Anya bersekolah di SMA Pramudia berkat beasiswa yang dia dapatkan sehingga dia bisa bersekolah di SMA Favorit. Anya hanyalah anak yang lahir dari keluarga sederhana, dia sangat mensyukuri kehidupannya, ayah yang bekerja sebagai petani dan ibu yang bekerja sebagai buruh mencuci pakaian sangat Anya sayangi, ia tak pernah mengeluh dan tak pernah malu akan kehidupannya yang berkecukupan. Anya mempunyai adik perempuan yang masih berusia 7 tahun yang bernama Alya Sasqila. Ayahnya bernama Hermansyah dan Ibunya bernama Leli Agustin.
Pada hari Rabu, tepatnya pada tanggal 8 maret 2020 Anya harus cepat-cepat berangkat sekolah karena ada tugas kebersihan(piket). Anya yang kesusahan berjalan akhirnya sampai didepan gerbang SMA Pramudia setelah melewati perjalanan selama 25 menit dengan mengendarai sepeda kesayangannya yang diberikan oleh kedua orang tuanya saat Anya berulang tahun pada umur ke 15 tahun.
"Huh akhirnya sampai, "dengan napas terengah-engah Anya berusaha memarkirkan sepedanya.
Anya langsung berjalan dengan cepat ke ruangan yang bertuliskan XI-MIPA1. " Eh si pincang jalannya kesusahan tuh, santai aja kali gausah buru-buru, "Anya tak memperdulikan ocehan dari teman sekelasnya itu.Diandra namanya, anak yang suka menghambur-hamburkan uang begitu saja.
Anya lalu mengambil sapu yang ada dibalik pintu dan langsung menyapu ruangan kelasnya, mengapa tidak ada yang membantunya?
Karena tak ada teman yang mau membantunya meskipun sudah tertera bahwa hari Rabu yang piket berjumlahkan 6 orang, tetapi masih ada satu orang lelaki yang mau membantunya menyapu, Angga Prayuda Nata. Lelaki yang baik yang tidak memandang teman dari fisiknya, semua dianggap teman oleh Angga tanpa membedakan mana yang sempurna dan yang buruk.
"Yunda mana? Biasanya bantuin lo. "Ucap Angga sambil terus menyapu. Yunda memang sahabat satu-satunya didalam kelas itu yang membuat Anya masih betah bersekolah di SMA pramudia.
" Mungkin dia datang agak terlambat, "jawab Anya yang hanya diberi anggukan tanda mengerti oleh Angga.
" Pagii Anya, maaf gue agak lama. Gue bantu buang sampah aja ya, "teriak Yunda dari depan pintu kelas yang sebenarnya tidak sejadwal dengan Anya.
Anya hanya menggangguk sambil mengembangkan senyuman dibibirnya. " Eh babang Angga baik banget sih mau bantuin Anya nyapu kelas. "Angga diam tak merespon ucapan Yunda.
" Ehh dasarr badak kutub, "ledek Yunda.
" Udah jangan berantem terus, gabaik loh. "Lerai Anya.
Akhirnya mereka siap karena bekerja sama, semua pekerjaan jika dilakukan secara bersama-sama pasti akan terasa lebih ringan.
Tringg....
07.30 WIB, bel tanda masuk untuk memulai belajar mengajar pun berbunyi.
" Selamat pagi anak-anak, "ucap buk Renata selaku guru Matematika didalam kelas Anya.
" Selamat pagi juga bukkkkk, "serentak semua murid.
" Kalian punya tugas dirumahkan? Sudah selesai? Yang belum maju kedepan. "Ucap buk Renata yang membuat riuh suasana kelas.
" Ih gaada deh buk, ngaco ni ibuk, "ucap Diandra ngeles.
" Iya ada kok buk, tugasnya halaman 198 nomor 1-3 kan buk? "Sambung Anya yang diangguki Bu Renata.
"Nah, Anya aja inget,makanya kalian jangan suka keluyuran sampai lupa tugas sekolah, yang belum siap mengerjakan silahkan maju dan yang sudah siap boleh letakkan dimeja ibu, " Anya yang baru saja ingin mulai melangkah kan kakinya tiba-tiba saja....
Brukk...
"Aww, " rintih Anya
"Makanya kalo pincang jalannya pelan-pelan aja gausah buru-buru. Siapa juga yang mau nyontek punya lo, hahah. " Semua murid menertawakan Anya kecuali Angga dan Yunda.
"Sudah-sudah, berisik kalian semua. Ibu akan menambah hukuman buat kalian yang sudah menertawakan Anya, " tegas Bu Renata.
"Jelas-jelas lo yang jegal Anya, sok ngeles lo, kaya, cantik, tapi kalo gak punya etika buat apa?Punya otak kan? Kalo gapunya pantes aja sikap lo kayak gini orang gabisa mikir. " Cerocos Yunda sambil membantu Anya berdiri.
Angga juga berdiri dan membantu mengambil buku PR Anya, "lo duduk aja, biar gue yang ngumpulin tugas lo. " Angga pun bergegas ke arah meja guru.
"Silahkan maju yang tidak mengerjakan! " Ucap bu Renata dengan suara lantang. Diandra dkk pun langsung maju kedepan.
"Diandra, Velora, Sasa, Clara, kenapa kalian tidak mengerjakan tugas yang ibu berikan! Jawab! " Tegas bu Renata.
"Mager buuukk, "
"Capek bukk, gue sih buk sukanya ngehalu didunia Oranye, bukan ngerjain tugas bukk, "
"Kalo gue buk jalan-jalan sama doi jadi gak sempet bukk, "
"Nah tinggal Clara doang ni buk, Clara tuh buk sukanya ngemil sambil denger musik, seru loh buk, " seketika emosi bu Renata dibuat memuncak oleh keempat anak muridnya.
"Keluar kalian semua, kaki naik satu dan tangan ditelinga, " Diandra dkk langsung keluar kelas. Bukan mengikuti aturan, mereka malah menyandarkan tubuhnya ditembok.
"Ibu bilang apa? Mau dipanggil orang tua atau nurutin perintah ibu!" Diandra dkk hanya cengengesan dan langsung mengikuti perintah walau nanti bakal diturunkan lagi kaki dan tangan ditelinga.
•••
Bel istirahat pun berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas untuk menuju ketempat favoritnya.
"Anya lo gak kantin? "Anya hanya menggelengkan kepala. " Aku gak laper kok Yun, kekantin sendirian gapapa ya? "Anya berbohong demi membelikan kado ulang tahun untuk ibunya.
" Oh oke, gue kantin yaa, entar gue bawain sesuatu deh. Gue yang bayar lo gausah panik, "Yunda langsung keluar kelas yang hanya meninggalkan Angga dkk dan Anya.
Angga berhenti sejenak ketika melewati meja Anya, "nih buat lo, dimakan!" Angga meletakkan sebuah coklat Dairy Milk bertuliskan Keep Strong, lalu berjalan keluar kelas.
"Makasih banyak, " teriak Anya spotan.
Pukul 13.30 WIB, bel tanda pulang sekolah berbunyi. Semua murid berpamitan untuk pulang.
"Anya, lo hati-hati pulangnya, gue uda dijemput mami. Jadi gabisa nemenin lo pulang, "jelas Yunda. " Iya gapapa, kamu juga hati-hati ya, titip salam sama mama kamu, "jawab Anya yang hanya dicungkan jempol oleh Yunda.
" Anya tetap semangat, semua pasti ada balasannya tapi harus nunggu waktu yang tepat.Allah gak tidur Anya. "Teriak Yunda.
Cepat-cepat Anya menuju kearah parkiran untuk mengambil sepeda kesayangannya, tapi Anya baru menyadari bahwa ban belakang sepedanya kempes, dia sudah tau ini perbuatan siapa, tapi Anya tetap memilih diam tanpa melawannya. Alhasil Anya harus menuntun sepedanya sampai ke tukang tambal ban untuk meminta angin.
Tinn.. Tinn.. Suara klakson mobil membuyarkan lamunan Anya.
" Ngapain jalan? "Tanya Angga dari dalam mobil.
" Ban sepedanya kurang angin, "Angga hanya ber-oh ria.
" Yaudah naik, gue anter. "
"Eh gausah, soalnya aku mau mampir dulu ke suatu tempat, "jawab Anya sambil terus mendorong sepedanya.
"Udah gue anter juga, cepetan naik, sepeda lo biar gue yang urus. " Anya hanya menurut dan pasrah.
Saat diperjalanan tak ada yang berani membuka suara, keduanya sama-sama fokus dengan pikirannya masing-masing.
"Emang mau kemana? " Tanya Angga membuka percakapan.
"Mau ke toko baju, beli mukenah buat ulang tahun ibu. " Angga hanya mengangguk tanda mengerti.
Sesampaimya mereka di Toko Mode, Anya turun duluan lalu diikuti Angga dibelakangnya. Anya lalu memilih mukenah yang cocok untuk ibunya, dan tak sengaja dia juga melihat peci yang sangat indah bila dipakai oleh Ayahnya. Tanpa berpikir panjang Anya mengambil keduanya, mukenah dan peci. Anya lalu mengajak Angga untuk ke kasir bahwa waktu memilih sudah selesai.
"Total nya semua Rp250.000 ya mbak, " Anya langsung menegang, ia baru menyadari bahwa uangnya hanya Rp200.000.
"Maaf sebelumnya mbak, jika pecinya tidak jadi dibeli bisa?" Tanya Anya berhati-hati.
"Bisa kok mbak, "
"Kenapa gak jadi dibeli? Kan udah pas tadi milihnya. " Anya yang mendengarkan ucapan Angga hanya menyengir saja, "Uangnya kurang, hehe." Bisik Anya.
"Udah mbak gak jadi, bungkus semuanya ya. Totalnya Rp250.000 kan mbak?" Ucap Angga sambil memberikan uang.
"Ini barangnya mas, terimakasih banyak, semoga barangnya sangat bermanfaat ya dan jangan lupa untuk datang kembali. " Ucap wanita dikasir sambil memberikan dua buah kantung plastik.
Anya hanya diam membisu lalu ditarik oleh Angga untuk menuju ke mobil.
"A-Angga, kenapa dibayarin sih, aku cuman punya uang 200 ribu nih aku ganti, kurangnya aku cicil dulu ya, "ucap Anya sambil menyodorkan uang pecahan, mulai dari 10.000,20.000 sampai 50.000.
" Sesama manusia harus saling membantu, "Angga tak mengambil uang milik Anya karena ia ikhlas menolongnya.
"Sekali lagi makasih Angga, kamu sangat baik, aku nggak bisa membalas kebaikanmu. "
Selama 20 menit melakukan perjalanan akhirnya mereka sampai dirumah Anya. "Kamu hati-hati, sekali lagi makasih,"ucap Anya yang hanya diberikan senyuman.
" Sepedanya masih dibengkel, entar dianterin, "ucap Angga lalu menancapkan gas mobilnya.
•••
" Assalamualaikum, Anya pulang, "
"Waalaikumsalam, " Jawab ibu Leli sambil memasak air.
"Anya ada kejutan nih buat ibu, oiya ayah mana bu?" Tanya Anya.
"Masih bekerja, sebentar lagi pasti pulang. " Anya lalu membuka kantung plastiknya dan memberikan mukenah berwarna putih dengan hiasan bunga sedikit dibagian belakang dan satu buah peci berwarna hitam dengan sedikit ukiran yang memberikan kesan unik pada peci itu.
"Subhanallah ini beneran buat ibu sama ayah? Ibu sangat bersyukur mempunyai anak seperti kamu yang tidak pernah mengeluh akan nasib keluarga kita. Semoga kelak kamu sukses ya nak, tercapai segala impiannya. Aamiin. " Anya hanya memeluk ibunya sambil menangis.
1 Tahun Kemudian...
Mereka semua lulus dari SMA Pramudia dan berhasil masuk ke Universitas yang mereka inginkan. Segala pahit dan manisnya sudah dirasakan Anya saat menjalani pendidikannya hingga Anya membuahkan hasil yang sangat membuat kedua orang tuanya bangga,Anya masuk kedalam lulusan dengan nilai UN terbaik.Anya masuk ke Universitas Indonesia(UI), Angga juga sama seperti Anya masuk ke Universitas Indonesia(UI),Yunda masuk ke Universitas Gadjah Mada(UGM). Anya senang jika orang-orang yang berada didekatnya bahagia, tapi yang membuat Anya sedih karena dirinya harus berpisah oleh Yunda. Yunda tetap menghibur Anya supaya tetap senang, Yunda menyarankan untuk VC jika ada waktu luang. Hubungan Anya dan Angga juga semakin dekat. Tapi bagaimana dengan nasib Diandra? Ayah Diandra yang mengalami kebangkrutan membuat mereka harus hidup secara sederhana kembali, kini Diandra ditinggal oleh teman-temannya karena sudah jatuh miskin.Begitulah hidup kadang diatas dan kadang dibawah, hidup ini seperti roda yang berputar. Dan fisik bukanlah penghalang untuk menuju kesuksesan.
"Jika kita disakiti atau dihina oleh seseorang, janganlah langsung melawannya. Diri kita diam bukan berarti mencerminkan kita lemah. Terkadang kita harus bersikap bodo amat dan tidak memperdulikan ucapan-ucapan orang yang menghina kita,anggap saja itu sebuah motivasi untuk diri kita supaya kita semakin bangkit.Percayalah bahwa pada suatu saat perbuatan mereka pasti ada balasannya dari yang Maha Kuasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Event; Kumcer
AcakEvent cerpen yang telah dilakukan oleh member Feedback Squad. 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙣. 𝙄𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙢𝙖𝙠 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙠𝙪�...