Kampus ITI

29 22 0
                                    


🌱 Karya: Selma Maulida 🌱

Hai namaku Selma. Aku adalah salah satu mahasiswi di Institut Teknologi Indonesia, ITI, Serpong - Tangerang Selatan. Mungkin masih banyak dari kalian yang tidak mengetahui keberadaan kampus ini.

Pasalnya, kampus ini dulu pernah ditutup karena adanya ledakan yang disebabkan oleh para mahasiswa yang sedang melakukan praktikum di ruang laboratorium. Tapi ada juga beberapa kabar lain mengenai ditutupnya kampus ini. Entahlah.

Dan alasan aku berkuliah di sana karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari rumah tempat tinggalku waktu itu.

Dari depan gerbang kampus ini kalian akan disambut dengan banyaknya pepohonan besar yang rindang dan membuat suasana disini sejuk. Dan di dalam kampusnya pun ada banyak sekali pepohonan besar. 

Setiap kooridor dan lorong - lorong disini sangat gelap dan terkesan lembab. Waktu pertama aku masuk kuliah, aku sering merasakan hal aneh dan selalu merasa seperti ada yang mengikuti setiap aku berjalan di lorong menuju lab komputer. Walaupun pada siang hari, suasana di kampus ini selalu sepi. Kecuali di kantin atau di ruang-ruang ujian.

Saat ini aku sedang ada kelas dengan mata kuliah kalkulus. Kalian tahu lah bagaimana rumitnya mata kuliah ini. Aku selalu gagal fokus setiap mengikuti mata kuliah yang satu ini.

Tiba-tiba aku merasa ingin buang air kecil. Lalu aku meminta temanku untuk menemaniku ke toilet. Tapi sayangnya dia menolak dan lebih memilih terus mengikuti mata kuliah yang dianggapnya sangat seru ini.

Akhirnya aku ke toilet seorang diri. Karena tidak ada lagi teman yang bisa aku minta untuk menemaniku. Semua teman sekelas ku adalah laki-laki dan hanya ada dua orang perempuan di kelas, yaitu aku dan temanku yang tadi.

Aku berjalan ke toilet yang berada di gedung E. Toiletnya sedikit kotor bahkan pintu kamar mandinya rusak.

Tak lama setelah aku masuk ke dalam kamar mandi, pintu toilet kembali terbuka dan aku melihat bayangan seseorang dari bagian bawah pintu kamar mandi melintas lalu memasuki kamar mandi di sebelah. Orang itu terdengar mengunci pintu kamar mandinya.

Setelah selesai, aku menarik gagang pintu yang tiba-tiba terkunci. Gagangnya pun patah di tanganku. Aku mencoba memasangnya kembali tapi tidak bisa. Lalu aku mencoba menarik pintunya dan tetap tidak bisa terbuka. Aku mendorong dan menarik-narik pintu yang gagangnya patah itu.

Lalu aku menggedor-gedor pintu berharap ada yang membukakan pintu dari luar.

"Eh, yang di luar tolong dong." Aku tidak tahu sedang berbicara dengan siapa. Tapi aku harap ada yang mendengarku dari luar.

Lalu aku mengetuk-ngetuk tembok kamar mandi di sebelah.

"Yang di sebelah! Tolong dong, pintu gue kekonci." Aku mencoba berkomunikasi dengan orang yang tadi masuk ke kamar mandi sebelah.

Tidak ada jawaban darinya. Tiba-tiba sepi, senyap. Tidak ada suara disana.

"Eh, tolong bukain pintunya dong." Aku terus meminta pertolongan.

Seketika bulu kudukku bangun, aku merinding dan ketakutan.

Akhirnya aku kembali mencoba membuka pintu dengan memasang lagi gagang yang patah. Aku masukkan, putar sana sini ... akhirnya terbuka!

Aku berhasil keluar dari kamar mandi dan melempar gagang pintu itu ke lantai.

Dengan penasaran aku melongok ke arah kamar mandi sebelah yang ternyata pintunya terbuka. Di dalamnya pun tidak ada siapapun. Dan pintu kamar mandi utama masih tertutup seperti saat aku masuk tadi.

Event; KumcerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang