🍯 Karya : Roihaanah Mufiidah 🍯
Oktober. Bulan dimana aku menangis sepanjang malam dengan penuh harapan ia akan kembali lagi seperti semula. Berjalan bersama meski para manusia banyak berbicara tentang kita. Selalu memegang kuat tangan ini sambil pergi menuju harga hidup ini. Semua tampak berbeda setelah ini. Masalah yang tak ingin kugapai kembali akhirnya terulang lagi. Setelah dua tahun lamanya aku melupakan kenangan pahit bersama seseorang yang tidak bisa aku ingat kembali. Namun mengapa sekarang ia berubah seperti ini. Mungkin karena cinta. Cinta yang telah lama tidak aku miliki karena putus diri. Pertemuan dimasa SMA yang sangat aku suka. Pertemuan yang menimbulkan rasa.
Plak!!
Satu pukulan melayang dari tangan Nayla ke Pandu. Banyak siswa melihat pertengkaran antara gadis berambut panjang itu dengan seorang Pandu yang dikenal sangat pandai disekolah ini. Entah apa yang terjadi dengan mereka berdua. Memang Pandu dengan diriku sangat dekat. Dekat karena kita harus belajar untuk olimpiade sains bulan depan. Apakah Nayla cemburu dengan diriku dan Pandu. Mungkin
Aku segera menuju lapangan karena Nayla dan Pandu bertengkar di sana adu mulut dengan sangat kencang tak ada yang ingin mengalah. "Stopp!!" Ujarku. Lantas seluruh seisi lapangan sontak mendengar suara ku. "Nay, kamu ada apa?" Aku mencoba bertanya kepada Nayla. "Ga usah banyak tanya Lo." Jawab Nayla dengan sengak kepadaku. Aku bingung padahal aku dan Nayla sedikit akrab. "Udah gaa papa kok." Jawab Pandu dengan penuh kesabaran. "Belain aja terus." Saut Nayla. Nayla sepertinya sangat benci denganku. Mungkin ini ada salah paham diantara kita bertiga.
"Dia yang udah ngehancurin hubungan kita." Jawab Nayla sambil menunjuk ke arah diriku. Lantas seisi lapangan melirik ke arah ku. Aku bingung. Pandu hanya diam, membiarkan Nayla berbicara Pandu sudah ingin memutuskan Nayla dari dulu mungkin ini waktu yang tepat untuk memutuskan hubungannya dengan Nayla. "Kamu lebih suka berduaan sama dia dari pada aku,iyaa kan?" Tanyanya dengan penuh kebencian kepada Pandu. " Nay, kita pergi berdua itu untuk belajar." Jawabku untuk meyakinkan Nayla, tetapi Nayla tak sedikit pun percaya, dia semakin meronta-ronta. "Belajar, ahh belajar katamu, enggak kalian gaa belajar." Jawabannya mengelak. "Udahlah kalo kamu ga percaya ga papa, yang penting aku udah jelasin aku udah ga nyaman sama kamu, kenapa? Karena kamu seperti ini liat dirimu sekarang, aku udah ga nyaman sama kamu dari dulu, sejak kamu Deket sama Rafa dan kamu sering pergi sama dia, aku berusaha percaya namun sekarang tidak." Jawab pandu dengan tegas dan pergi menarik tanganku, membawaku ketempat yang sepi. Aku bingung, sangat bingung. "Panduuu,," sontak Nayla. "Udah kita ga ada hubungan lagi, kita putus." Jawab pandu yang terus berjalan meninggalkan tempat itu.
"Pan, panduuu kita mau kemana sihh?" Tanya ku sambil melepaskan ikatan tangannya yang memegang tanganku dengan kuat. "Udah ikut aja, bawel." Jawabannya sambil meledekku. "Ahh, apaan sihh." Kita sampai di tempat yang sering pandu kunjungi. Aku senang. Susana pandu cerita semuanya, semua tentang masalah hubungan sampai keluarga nya. Sekarang aku mengerti keadaan yang ia alami. Aku mengerti.
Setelah 7 hari kita lalui bersama. Pandu berani mengungkapkan ini semua. Aku dan Pandu sudah kenal dekat. Kita sering jalan berdua, belajar berdua, apalagi kita dulu ikut olimpiade berdua jadi makin akrab. Aku dan pandu sudah kenal dari 1 tahun yang lalu. Saat kita bermain basket. Aku terkejut ketika pandu menyatakan perasaannya kepadaku. "Fan, aku mau bicara serius sama kamu." Suaranya sangat tegang ketika berbicara itu. "Hayoo, mau bicara apa?" Jawabku sedikit meledek yang membuat jantungnya hampir tak berdetak lagi. "Aku kenal kamu udah lama, bahkan lebih lama dari Nayla, aku suka kamu udah lama." Ucapnya dengan raut bibir yang bergetar. "Lah suka aku?,Jan becanda pan." Jawabku dengan sedikit senyuman manis. "Kamu aja baru putus sama Nayla udah suka ma aku" lanjutku. "Aku putus sama Nayla udah lama kali, udah dua bulan yang lalu lagian aku gaa niat amat dia." Jawabannya sontak membuat diriku kaget. Apa benar dia suka kepadaku,ato mungkin dia hanya bercanda entahlah.
"Kamu mau enggak jadi pacar aku?" Tanyanya kepada diriku yang semakin tak terkendali ini. "Pan, kamu serius? Aku kek gini loo, sifatku ga bakal bisa dirubah." Jawabku. " Iyaa ga papa kali, kalo sifatmu itu udah keturunan kali yaa." Sentil Pandu sambil meledekku. "Apaan coba, ga lucu." Aku ketawa melihat wajahnya yang sangat tegang. "Mau?" Tanyanya. "Iyaa mau." Jawabku dengan senyuman manis yang membuat Pandu terpesona.
Oktober mengisahkan cerita. Setelah sekian lama aku kembali memiliki rasa. Rasa ini tidak salah. Kami berdua menghabiskan waktu bersama untuk belajar berdua dan pergi bersama. Akhir bulan ini kita berdua akan berperang. Kami akan dikirim ke Palembang untuk mengikuti olimpiade sains ini. Aku senang akan pergi bersamanya. Kita berangkat dengan naik pesawat menuju Palembang. Setelah lomba kita sempatkan untuk berwisata sekalian di Palembang kita pergi mengelilingi pelembang malam itu dan disana aku sangat terkejut tiba tiba satu kecupan jatuh di pipiku. "Love you sayang." Setelah mengecupku dirinya mengucapkan kata itu. "Iyaa love you too, main kecup aja sembarangan, aku juga mau kecup kali." Jawabku yang setengah membuat dia panik. " Wihh, kirain ga mau aku kecup, sini ini yang ini aja." Sahut pandu sambil menunjuk pipinya sebelah kiri. "Enggak mau, hehehehe." Jawabku sambil lari dan pandu mengejar ku. Kita bermain bersama mengupas penat setelah berfikir setengah mati. Tapi alhasil kita bisa menang meski hanya juara 2 tapi kita bisa.
Menghabiskan waktu bersama selama 10 hari di Palembang adalah kesenangan. Aku senang bersama pandu. Malam ini kita akan pergi ke cafe terkenal di Palembang. Aku segera bergegas setelah semuanya siap kita berangkat hanya aku dan Pandu. Setelah 15 menit mengendarai taxi akhirnya kita sampai disini, cafe yang super ramai, banyak orang yang melihat kami berdua, mungkin mereka tidak mengenal kami karena kami bukan anak Palembang. Tapi aku senang mereka melirik kami untuk menyapa. Orang disini ramah, aku suka. Mungkin betah kali yaa disini. "Duduk sini aja ya?" Tanyaku kepada pacar kesayangan ku itu. "Iyaa, nurut aku yang penting Ama kamu." Jawabannya dengan sedikit ledekan yang membuat diriku malu.
Minum kopi sambil berpose romantis dan berfoto lalu kami unggah di akun Instagram kami. Dan super follow, banyak yang komentar ini itulah tapi pandu tetap mendukungku. Kita sama sama mendukung satu sama lain. Saling cerita satu sama lain jadi ga ada yang namanya kesalah pahaman diantara kami. Setelah lama berbincang akhirnya ada salah satu pasangan mendekati meja kami. "Hai, selamat malam, bukan orang Palembang ya?" Tanya laki lakinya kepada kami Pandu langsung menjawab "iyaa kak bukan orang Palembang, kami kesini ikut lomba sekalian aja liat Palembang." "Ohhh, gitu boleh gabung ga nii?" Tanya nya untuk saling lebih akrab lagi. "Iya silahkan." Jawabku. Kami saling berkenalan, bercakap, bercanda. Akhirnya punya teman orang Palembang. Yang seumuran dengan kami. Waktu menunjukkan pukul 22.00 kami harus segera pulang ke hotel. Kami berpamitan dengan kak Faruq dan kekasihnya kak Sarah.
"Kami pulang dulu ya kak" ucap pandu kepada kak Faruq. "Oh, iya hati hati ya" jawabannya sambil mengulurkan tangannya. "Duluan kak Sarah." "Iyaa dek." Kami langsung pulang dengan senang. Malam ini Palembang sangat dingin Pandu memberikan jaketnya padaku dan menaruhnya di bahuku. Pandu mengerti bahwa aku sedang kedinginan malam ini. Tadi sempat diingatkan untuk bawa jaket sih tapi akunya ga mau. Kami melewati jalan yang sudah sepi dan hanya ada beberapa kendaraan pribadi yang lewat tapi beruntung nya kami ada satu taxi yang lewat dan kami menaiki taxi itu.
Sesampainya di hotel aku langsung masuk di kamarku dan ingin segera tidur besok harus ber beres kami akan pulang besok pagi. "Malam sayangku." Satu kecupan lagi mendarat di pipiku. "Iya, cepat tidur ya, mau aku kecup juga ga?" Tanyaku kepada Pandu untuk membalas kecupan manisnya tadi. "Iya Deh, kalo mau." Setelah mendengar itu aku langsung menciumnya di bagian pipi sebelah kanan. "Udah, makasih." Jawabannya. "Iya, gihh tidur udah malam sayangku." Suruhku kepadanya sambil mendorong tubuhnya untuk masuk kedalam kamarnya. "Siap bos." Sambil masuk kedalam kamarnya karena kupaksa masuk.
Tidur sambil melirik ujung dinding mataku kesana kesini, berfikir akankah aku dan Pandu akan selalu bersama. Aku ga akan pisah dari Pandu. Aku akan mempertahankan ini. Hubungan ini bukan hanya permainan semata tapi harapan untuk menuju masa depan. Semoga kita selalu bersama sampai selamanya. Meski hubungan ini baru berjalan dua Minggu tapi aku yakin dua Minggu ini akan berjalan selamanya. Mataku lelah aku ingin segera memejamkan mata. Ingin menghabiskan penat dan ingin segera bersenang senang kembali. Besok kita akan terbang jam 10 tepat. Jadi aku harus segera tidur.
Setelah lama menghabiskan penat semalaman akhirnya aku bangun dan segera ber beres untuk segera berangkat. Aku dengar dari kamarku pandu sudah siap untuk berangkat. Namun tidak untuk aku, aku belum mandi, belum siap siap. Aku terburu buru tapi aku ingat kemarin aku sudah menyiapkan baju yang akan aku bawa pulang jadi udah beres tinggal mandi. Tok...tok...tok… suara ketukan pintu terdengar. Aku yakin itu pasti Pandu. Aku segera membuka pintu. "Pagi sayang." Sapa ya kepadaku. "Belum mandi ya?" Tanyanya keheranan karena sebelumnya aku ga pernah bangun sepagi ini, biasanya bangun jam 3 dan ini aku bangun jam 06.45 jadi ini bukan kebiasaan ku. Aku ketawa sambil tersenyum lebar. "Aku mau mandi ya? Kamu tunggu di kamarmu." Suruhku. "Iya cepat, mau aku kecup tapi kamu belum mandi, ya ga jadi." Isengnya kepadaku. "Kecup mulu, udah aku mau mandi, sana sana." Usirku.
Aku segera menutup pintu dan Langsung masuk kamar mandi. Aku segera mandi, dandan cantik hari ini aku udah mau pulang meninggalkan Palembang yang penuh kenangan. Kenangan antara aku dan pandu. Setelah selesai mandi pukul 08.15 aku segera membawa koperku keluar dan segera memanggil Pandu untuk makan pagi. Tok...tok..tok… sayang. "Iya bentar ambil koper." Setelah itu Pandu keluar dan kita langsung ke meja makan untuk makan di restoran hotel ini dengan pendamping lomba kami. Setelah selesai makan sekitar 09.30 kita langsung berangkat ke bandara dan tepat jam 10.00 kita sudah terbang dan mendarat sekitar jam 11.30 aku Sampai di Bandung.
Setelah sampai disini kami langsung ke sekolah untuk mendapatkan sambutan meriah dari guru dan teman teman namun tidak dengan Nayla dan beberapa temannya yang sekarang tak suka padaku dan semenjak dia tau hubunganku dengan Pandu waktu aku upload foto kami berdua di Instagram. Semua mengucapkan selamat kepada kami. Penghargaan yang diberikan sangatlah luar biasa. Banyak bullyan yang kudapatkan tak mematahkan semangatku. Aku senang sekarang aku bisa bersama Pandu.
Setelah puas menerima ucapan selamat kami berdua diantar pulang kerumah masing masing. "See you sayang, kiss nya besok ya." Ledekku dan ujarku karena aku turun duluan. "Siap besok Pokoknya." Jawabannya sambil tersenyum. "Enggak ah, ga boleh banyak banyak, hehehehe." Aku turun dan Langsung masuk kerumah. "See you too sayang." Aku tersenyum manis kepadanya.
Pandu🖤/20.33 : Sayang🖤
Fany☺️/20.33 : Iyaa sayangku, udah kangen?😂
Pandu🖤/22.33 : wkwkwk, iyaa lah kamunya sihh ngangenin😙
Fany☺️/22.34 : iyaa aku juga kangen bet
Pandu🖤/22.34 : Besok sekolah kan?
Fany☺️/22.34 : iyalah harus sekolah dong
Pandu🖤/22.34 : sipp, besok Jan lupa ya🤣
Fany☺️/22.35 : lupa apa?
Pandu🖤/22.35 : katanya kiss nya besok
Fany☺️/22.35 : haduh 🤦
Pandu🖤/22.36 : kangen ni
Pandu🖤/22.36 : von/vc?
Fany☺️/22.36 : terserah aja
Tutt..tutt...tutt…
Setelah kami selesai berbicara panjang, lama sekitar 2 jam lebih aku mengakhiri telfonnya.
Pandu🖤/00.34 : kenapa dimatiin?
Fany☺️/00.34 : udah malem sayang, gihh tidur besok lanjut
Pandu🖤/00.35 : iyaa tidur gihh, LOVE YOU SAYANG😙☺️🖤
Fany☺️/00.35 : LOVE YOU TOO
Pagi ini Pandu akan menjemput ku di depan kompleks jam 07.00 aku menunggunya dan akhirnya dia datang dengan motor ninja merah dengan sedikit sentuhan hitam menghampiriku. Aku tau itu Pandu. Dia berhenti di depan ku lalu menyapa aku "Pagi sayangku." Dengan senyuman yang sangat anggun aku menjawabnya "pagi,," aku langsung naik dan berangkat ke sekolah. Setelah sampai disekolah aku bertemu dengan temanku Reeren dia yang selalu ada bersamaku. Tetapi aku tak suka tiba tiba Nayla dan temannya datang dengan raut wajah yang menyebalkan. Aku memandang Pandu. Pandu hanya tersenyum padaku dan berusaha meyakinkan diriku. Aku kembali tersenyum kepadanya. "Sayang, aku ke kelas duluan ya sama Reeren?" Tanyaku ingin pergi ke kelas. "Iyaa hati hati ya, sayang." Serunya. "Tolong jagain bentar ya Reen!" Pintanya kepada Reeren. "Siap." Jawab Reeren dengan senyuman dan anggukan. Aku dan Reeren langsung pergi untuk masuk kelas. Aku meninggalkan Pandu yang sedang menunggu temannya di tempat parkir. Kulambaikan tanganku kepadanya dengan senyuman manis dia menjawab lambaian tanganku.
Bahagia itu sederhana aku bersama dia untuk selamanya saja. Mencintai dirinya bukan untuk meninggalkan nya. Sebelum aku mengenal dirinya aku sangat membencinya namun sekarang berubah dan aku mengerti. Benci untuk cinta. Cinta untuk rindu. Rindu untuk bersama. Bersama untuk satu. Dan satu itu aku dan kamu. Pandu Altar Marta. Fany mauyda.
Oktober telah melukiskan sejarah tentang cintaku dan pandu. Oktober~Palembang terima kasih atas waktu yang telah engkau berikan untuk kami bersama, bersenang senang, dan bahagia. Akan selalu kuingat bulan ini. Oktober… Oktober penuh kenangan. Kenangan yang takkan kulupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Event; Kumcer
SonstigesEvent cerpen yang telah dilakukan oleh member Feedback Squad. 𝙋𝙚𝙢𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙣. 𝙄𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙞𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙢𝙖𝙠 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙠𝙪�...