21

8.9K 683 81
                                    

selamat membaca kalian~

"masuk," ucap iqbaal tegas.

bukan tegas sebenarnya, tetapi marah karena telah mengganggu waktunya berdua dengan sang istri.

"maaf pak, ini ada titipan buat mbak (namakamu) dari satpam didepan," ucap rere muncul dari pintu membawa dua botol jus.

"dari siapa?" ucap iqbaal dengan nada yg telah berubah.

"kata pak satpam tadi ada mas-mas yg nitipin ini di pak satpam. mas-mas itu pake--" belum sempat rere menyelesaikkan ucapannya, iqbaal telah memotong perkataannya.

"mas-mas siapa?" tanya iqbaal dengan nada jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum-sebelumnya.

"mas-mas pake baju ijo-ijo yg biasa banyak dijalan rasa," ucap rere pelan karena baru kali ini iqbaal menaikkan nada suaranya setinggi itu.

"baay," ucap (namakamu) mengusap dada iqbaal. berusaha menenangkan sang suami. "dengerin aku,"

"apa?" bentak iqbaal.

(namakamu) yg baru saja mendapatkan bentakan dari iqbaal terkejut. baru kali ini iqbaal membentaknya. disaat mereka ribt karena masalah, iqbaal tidak akan pernah sedikitpun menaikan nada suaranya. terlebih lagi hingga membentak.

iqbaal yg menyadari apa yg baru saja dia lakukan langsung memeluk sang istri. sungguh diluar kendalinya hingga dirinya membentak seperti itu. 

(namakamu) pernah melihat iqbaal marah, sangat marah malahan. tetapi kemarahannya itu bukan ditujukan untuk (namakamu). tetapi untuk orang lain yg mencoba mengganggu (namakamu) ketika mereka kuliah di melby.

"sayang maaf maaf maaf. aku ga bermaksud buat bentak kamu kayak gitu. sayang maafin aku," iqbaal berulang kali mengucapkan kata maaf.

"hmmm misi pak, ini tadi mas-mas yg mengantar yg pak satpam maksud adalah abang gojek. tadi katanya mbak (namakamu) memesan jus dan diminta diantarkan hingga loby depan," ucap rere menjelaskan. "kalo begitu saya permisi," ucap rere setelah meletakkan keresek berisikan jus yg dibawanya tadi. 

iqbaal terkejut mendengar ucapan rere, dan semakin merasa bersalah karena membentak (namakamu).

(namakammu) masih terdiam diposisinya. dia sungguh kaget dengan reaksi iqbaal barusan.

"sayang," ucap iqbaal lemah.

"sayang jangan diem aja. jawab sayang," rengek iqbaal.

(namakamu) sebenarnya ingin menjawab, tetapi ntah kenapa dirinya hanya diam tak menanggapi sang suami yg terlihat sedih.

"sayang, jangan diem aja. kamu boleh marah-marah sama aku. ngatain aku, pukul aku kalo perlu. tapi jangan diem aja kayak gini," iqbaal yg tadi menjauhkan tubuhnya dari (namakamu) kembali memeluk sang istri. menciumi pucuk kepala, pelipis ataupun pipi sang istri.

"sayang,"

(namakamu) menghela nafas kemudian dengan segenap tenaga untuk menahan agar air matanya tidak terjatuh.

"baal, aku mau berdiri," tiga kalimat yg tidak diharapkan iqbaal untuk keluar dari mulut (namakamu).

iqbaal bukannya melepas pelukannya tetapi sebaliknya. pelukannya semakin erat dan menggeleng.

"baay," 

"sayang maafin aku. aku beneran ga bermaksud buat bentak kamu. maafin aku,"

"baay,"

"maaf sayang," kini suara iqbaal yg awalnya bernada penyesalan berubah menjadi isakan. "maaf sayang, aku minta maaf sama kamu,"

"baay, kamu mau dengerin penjelasana aku?" ucap (namakamu) setelah dengan bersusah payah mengumpulkan tenaganya yg sempat hilang.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang