"daritadi kita panggil adek, adek aja. kamu udah kepikiran belum adek mau dikasih nama siapa?" tanya (namakamu) menatap iqbaal.
"gimana kalo namanya rafka aleandra putra dhiafakhri?" tanya iqbaal meminta persetujuan kepada (namakammu).
sejenak (namakamu) memikirkan usul iqbaal tersebut. kemudian (namakamu) menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju. "panggilannya siapa?"
"rafka?"
(namakamu) mengangguk kemudian merengkuh kepala iqbaal.
langsung iqbaal mendaratkan kecupan manis pada bibir manis (namakamu). awalnya ciuman itu hanya berupa kecupan ringan tetapi setelah beberapa saat, ciuman mereka berubah menjadi lumatan yg menuntut. tangan (namakamu) yg berada dikedua sisi kepala iqbaal, kini berjalan menuju belakang kepala, dan meremas lembut rambut iqbaal yg sudah panjang.
"hmmmmm," desah iqbaal dimulut (namakamu).
(namakamu) yg mendengar desahan iqbaal bukannya menghentikan tetapi malah lebih menuntut lagi.
iqbaal dengan senang hati memberi keinginan sang istri. tangan iqbaal yg awalnya berada diatas perut, kini berpindah ke samping perut dan perlahan menggeser tubuh sang istri hingga terdapat tempat untuk dirinya membaringkan tubuh disebelahnya.
"come here," ucap (namakamu) ketika iqbaal sedikit memindahkan bibirnya dari bibir (namakamu).
iqbaal menuruti perintah sang istri dan naik ke atas ranjang, berusaha sebisa mungkin untuk tidak menekan pada perut sang istri yg baru semalam melahirkan.
"I miss you," ucap iqbaal ketika ciumannya berpindah dari bibir ke pipi dan naik hingga ke telinga kanan (namakamu).
"I miss you too babe,"
iqbaal tersenyum ketika mendengar (namakamu) menggucapkan kata 'babe'. karena semenjak mereka pertama kali pacaran hingga menikah, (namakamu) tidak pernah memanggilnya dengan panggilan babe.
(namakamu) menarik wajahnya kemudian menatap iqbaal curiga. "kenapa?"
"gapapa," iqbaal memajukan lagi wajahnya untuk mencium (namakamu) tetapi (namakamu) menggeser kepalanya.
"bilang dulu kamu senyum kenapa?"
iqbaal terkekeh pelan. "lucu aja denger kamu panggil aku babe. dari awal kita pacaran sampe nikah punya dua anak kamu ga pernah panggil aku babe,"
"aneh ya?"
iqbaal menyipitkan matanya. "dikit," tangan kanan iqbaal terangkat dan menunjukkan dengan ibu jadi dan dari telunjuknya.
"yaudah, aku ga panggil kamu babe,"
"terus kamu mau panggil aku apa?"
"papa," (namakamu) menoel hitung mancung iqbaaal. "inget udah punya buntut dua. gausah kayak anak muda yg baru kenal namanya pacaran,"
iqbaal tertawa mendengar ucapan (namakamu). "eh meskipun udah punya buntut dua tapi masih ganteng kan ya?"
"engga," ucap (namakamu) dengan senyum manisnya.
"yakin nih engga?"
"engga, bener,"
"iyaaa aku sekarang udah ga ganteng lagi. tapi setidaknya pesonaku masih bikin cewe klepek-klepek liat aku. buktinya itu perawat liatin aku kayak liatin permen kesukaannya dia,"
(namakamu) yg awalnya tersenyum merubah ekspresinya menjadi cemberut. "perawat yg mana?" ucap (namakamu) ketus.
"yg tadi anterin aku," jawab iqbaal polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan (completed)
Fanfictioncerita setelah 1 : they dont know 2 : college perjalanan kehiduapan setelah menikah dan memiliki anak.