Iqbaal diam tak menjawab. Mengatur nafasnya, berusaha juga untuk mengatur emosinya.
"kalo kamu mau aku jelasin, aku gamau kamu sela sampe aku selesai buat jelasin semuanya,"
Iqbaal masih diam.
"gimana?" tanya (namakamu) lagi.
iqbaal berusaha mengatur nafasnya sekaligus emosinya. dan setelah beberapa saat iqbaal mengangguk.
"kita ngomong di ruang tamu aja," ajak (namakamu) kepada semuanya sembari menarik tangan iqbaal untuk mengikutinya.
dian yg awalnya berlutut di lantai bersama rafael segera membantu rafael untuk berdiri. "mana yg sakit?"
rafael memegang pipi dimana iqbaal mendaratkan pukulannya. "tapi gapapa kok. untung iqbaal yg mukul ga kenceng banget,"
"ga kenceng tapi sampe berdarah gitu bibir kamu," gerutu dian.
rafael tidak menanggapi lagi kemudian mengikuti iqbaal dan (namakamu) duduk di ruang tamu. iqbaal, (namakamu) duduk disalah satu kursi panjang, dan rafael dian duduk di kursi disebelahnya.
"bicara," perintah iqbaal tegas.
"iyaa aku tadi pergi dijemput sama rafael, tapi disana aku ga cuma berdua sama rafael. waktu jemput aku didalem mobil udah ada dian. sebelum kamu tanya aku pergi kemana, aku pergi sama dian, rafael, yori, sama danu. aku mau bilang ke kamu tapi hp aku rusak,"
"hp kamu rusak kenapa?" tanya iqbaal datar.
"dua hari lalu, ga sengaja hp aku jatoh dari tas pas aku keluar dari mobil. aku tau hp aku jatoh karena mang jajang yg nemuin dengan kondisi udah ancur karena keinjek mobilku sama mobil kamu yg lewat."
"kenapa ga bilang sama aku?" tanya iqbaal.
"aku lupa, aku minta maaf untuk ini. aku harusnya inget. setiap kamu pulang aku udah ga peduli sama yg namanya hp lagi. yg aku mau setiap kamu pulang kantor ya layani kamu, siapin kamu makan sama ngobrol sama kamu,"
"kenapa rafael yg jemput? " tanya iqbaal melirik rafael.
"karena gw searah sama (namakamu) setelah jemput dian," timpal rafael.
iqbaal hendak mengeluarkan kata-kata tetapi dicegah dengan (namakamu) memegang tangan kiri iqbaal.
"rafael disuruh sama dian buat jemput aku karena jalan dari rumah dian searah sama rumah kita," jelas (namakamu).
"lagian gw juga ga bakalan juga kali rebut istri orang disaat gw udah punya calon istri sendiri," timpal rafael.
iqbaal menatap rafael bingung.
"acara kita kumpul tadi buat gw kasih tau kalian sekaligus kasih undangan pertunangan gw sama dian," lanjut rafael. "soal perasaan gw sama (namakamu) itu udah selesai dari gw bilang ke dia, dan semenjak tu gw pelan-pelan move on,"
iqbaal menatap (namakamu). memohon maaf melalui sorot matanya.
"apa yg diomongin sama rafael bener baal," ucap dian sembari menyodorkan surat undangan pertunangan keduanya kehadapan iqbaal. "itu undangan pertunangan gw sama rafael,"
iqbaal mengalihkan pandangannya ke kertas berbentuk persegi dengan bungkus plastik berukir indah, dengan tulisan 'engagement dian rafael'.
iqbaal kembali menatap wajah (namakamu) yg sedari tadi tak lepas menatap iqbaal.
"percaya?" tanya (namakamu).
tanpa menjawab ataupun mengeluarkan sepatah kata, iqbaal segera memeluk tubuh (namakamu), menyembunyikan wajahnya diceruk leher (namakamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan (completed)
Fanficcerita setelah 1 : they dont know 2 : college perjalanan kehiduapan setelah menikah dan memiliki anak.