25

8.6K 668 54
                                    

dengan susah payah, (namakamu) mengucapkan kalimat yg sedari tadi ingin dia ucapkan kepada iqbaal. "kamu beli motor baru?"

iqbaal yg mendengar perkataan (namakamu) menghentikan apa yg baru dilakukannya sejenak. haruskan dia jujur? tapi darimana (namakamu) tau jika dirinya membeli motor baru? (namakamu) bukanlah tipe perempuan yg kepo isi hp pasangannya. dan iqbaal belum memberi tahu apapun tentang dirinya yg akan membeli motor baru.

"sayang," ucap iqbaal kemudian melanjutkan apa yg sebelumnya dilakukannya.

"aku gamau lanjutin kalo kamu belum bilang,"

iqbaal menghela nafas kemudian menarik dirinya dari atas (namakamu).

"iyaa, aku beli motor baru," ucap iqbaal lemah.

(namakamu) menghela nafas panjang.

"sayang, maaf. aku beli motor ini juga karena buat harian. motor yg kemaren itu kalo buat harian kurang cocok, karena kalo diem atau jalan lambat mesinnya bakalan cepet panas. kalo cepet panas terus overheat, terus kalo overheat bakalan macet. jadi aku memutuskan buat beli motor lagi dengan cc yg lebih kecil. biar kalo kena macet ga cepet overheat kalo kena macet atau jalan lambat,"

(namakamu) mengangguk paham.

"jadi kamu maafin aku kan?" ucap iqbaal lagi

(namakamu) menghela nafas lagi. "aku tau kamu beli motor lagi karena aku liat berkas pembelian motor diatas meja kerjamu. aku nemuin itu aja ga sengaja. pas kamu ke kamar mandi, aku mau beresin majalah nemu berkas pembelian motor itu,"

"terus motornya dimana sekarang?" tanya (namakamu) lagi.

"masih di dealer. baru mau aku sedikit modif lagi,"

(namakamu) membulatkan matanya. ternyata sudah menjadi kegemaran iqbaal ketika membeli motor baru harus ada sesuatu yg diubah sesuai permintaannya.

"sayang, kan katanya lebih baik meminta maaf dibanding meminta izin," ucap iqbaal polos.

"iyaa kalo minta maaf itu kan barangnya udah kebeli, dan istri juga cuma bisa pasrah karena udah terlanjut kebeli. tapi kalo minta izin kan kamu belum beli dan kalo semisal istri bilang engga setuju kan ujung-ujungnya gajadi beli,"

"kok kamu pinter sih?" ucap iqbaal tersenyum.

"terus motor lama mau digimanain? dijual?"

"engga, motor lama masih disimpen. kalo kita jalan ke luar kota aja pake itu, kalo dalem kota pake yg ini," jelas iqbaal. "jadi gimana, kamu maafin aku kan?"

(namakamu) menghela nafas. yaa ketika iqbaal dan (namakamu) tengah berdiskusi seperti ini (namakamu) akan sering menghela nafas untuk mengatur emosinya. terlebih lagi menyangkut hobi iqbaal yg satu ini.

(namakamu) mengangguk. "iyaa aku maafin. lagian udah terlanjur kebeli juga," (namakamu) tersenyum manis kepada iqbaal.

iqbaal yg tidak menduga mendengar perkataan (namakamu) reflek memeluk sang istri. "makasih sayang makasih sayang, makasih,"

"udah ih baay. lagian kan itu uang kamu, jadi kamu ga perlu berterima kasih ke aku,"

"yaa tapi kan uang suami itu uang istri juga. jadinya kalo aku mau apapun harus seizin istri. ga berkah nanti kalo ga izin istri tuh,"

(namakamu) mengangguk.

iqbaal menatap sang istri dengan penuh sayang. sungguh diluar dugaannya perkataan yg baru saja (namakamu) ucapkan. iqbaal kira dirinya harus menjalani lagi hukuman yg sungguh menyiksa. satu bulan tanpa berhubungan dengan sang istri adalah hukuman yg paling berat yg pernah (namakamu) berikan. satu hari tak bermesraan itu seperti satu bulan tanpa es krim.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang