35

9.2K 702 63
                                    

day 1

"maaa," ucap iqbaal berteriak dari dalam kamar mandi.

"kenapa baay?"

"ambilin handuk. handuk di lemari kamar mandi abis," ucap iqbaal dengan kepala muncul dari balik pintu.

segera (namakamu) meninggalkan pekerjaannya membereskan tempat tidur dan berjalan ke lemar, mengambil handuk untuk iqbaal.

"makasih sayang," ucap iqbaal setelah menerima handuk dari (namakamu).

"mamaaaaa," teriak arkha dari balik pintu kamar (namakamu).

"kenapa kak?" (namakamu) berjalan ke arah pintu kemudian membukanya. terlihat arkha menyeret guling miliknya dengan muka bangun tidur.

"maaaa, aka mau mam mam roti," ucap arkha dengan menengadahkan kepalanya.

"kakak mau sarapan pake roti coklat?"

arkha mengangguk.

"yaudah mama beresin dulu yaa rapihin tempat tidur habis itu kita sarapan. oke?"

"oke ma," ucap arkha kemudian mengikuti (namakamu) masuk ke dalam kamar.

"loh ada anak papa jam segini udah bangun," ucap iqbaal keluar dari kamar mandi menggunakan hanya boxer saja.

"udah dong pa, kan aka mau mam mam roti coklat," ucap arkha yg kini duduk di karpet ditengah kamar memainkan mobil-mobilan yg dibawanya.

"papa minta rotinya boleh ga?"

"engga, kan itu buat aka semua,"

"buat bekal papa gitu? kan mama nanti bikin dua, papa satu aka satu,"

sejenak arkha berpikir. dirinya hari ini memang masuk sekolah, dan biasanya (namakamu) akan membawakan bekal ntah berupa makanan ringan, kue buatan (namakamu) ataupun buah potong. "boleh,"

iqbaal menaikkan alisnya. "boleh beneran?"

arkha mengangguk. "tapi aka mau berangkat dianter papa,"

"siaap, nanti papa sama mama anterin kakak berangkat sekolah,"

senyum arkha terukir diwajah bangun tidur. "yeyeyeyeye," teriak arkha sembari loncat-loncat ditengah kamar.

"yaudah arkha sekarang mandi dulu ya, kakak gamau kan telat berangkat sekolah?"

arkha menggeleng kemudian berlari keluar dari kamar. "aka mau mandi sama mbak taliiii,"

iqbaal dan (namakamu) tersenyum melihat sang anak yg kini telah berubah menjadi semangat ke sekolah. berbeda dengan awal-awal masuk sekolah, iqbaal dan (namakamu) harus berusaha membujuk sang anak untuk mau berangkat sekolah.

"maaaa," ucap iqbaal melingkarkan kedua tangannya di perut besar (namakamu).

"yaa,"

"kamu masih marah ya?" ucap iqbaal mengecup pipi dan belakang telinga (namakamu).

"kok marah?"

"aku boleh minta sesuatu ga kalo kamu baru ga marah?"

"apa?" tanya (namakamu) masih dengan membereskan selimut.

iqbaal tidak menjawab pertanyaan (namakamu), melainkan mulai mendaratkan ciuman pada sepanjang pipi hingga ke pundak (namakamu). (namakamu) yg hanya menggunakan tanktop memudahkan iqbaal untuk mencium langsung kulit pundak (namakamu).

"baay," ucap (namakamu) ketika dirinya merasakan tangan iqbaal yg awalnya berada diatas perut (namakamu) mulai meraba bagian atasnya.

"kenapa sayang?" ucap iqbaal melanjutkan tindakannya.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang