58

7.2K 745 80
                                    

selamat membaca~ semoga bisa mengisi kegabutan hari ini~

"sayang, kemeja aku yg item dimana?" tanya iqbaal muncul dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yg melilit rendah dipinggangnya.

"dilemari sayang,"

"gaada, aku udah nyari tadi,"

(namakamu) yg kini tengah merias dirinya dimeja rias, beranjak dari duduknya. menuju walk in closet dimana pakaian mereka berada.

"ini apa?" ucap (namakamu) membawa kemeja hitam yg dicari sang suami.

"tadi aku cari gaada," ucap iqbaal polos.

"bilang sayang kalo minta disiapin tuh," (namakamu) membuka kancing kemeja satu persatu kemudian membantu iqbaal menggunakannya.

"yaa kan aku pengen sekali-kali gitu dimanja sama kamu,"

(namakamu) terkekeh mendengar ucapan iqbaal. ucapan yg biasanya diucapkan oleh arkha ketika tengah merajuk. "ga panted tau baal kamu rajuk gitu. inget anak udah mau tiga masih aja kayak arkha," (namakamu) merapikan kemeja yg digunakan iqbaal.

"oh iyaa, gimana keadaan anak papa satu ini," iqbaal menundukkan badannya hingga kepalanya sejajar dengan perut sang istri.

gaun yg digunakan mencetak jelas perut (namakamu) yg kini sudah mulai membuncit.

iqbaal mengecup sembari mengusapkan tangan kanannya. "kamu gimana hari ini sayang didalem? main apa aja, hmm? ga nakal kan?"

"engga dong pa, adek anteng didalem. tadi siang adek pengen martabak. tapi sayang, abangnya yg jual tutup," adu (namakamu).

"aduh kasihan, aduh kasihan, sungguh kasihan," ucap iqbaal dengan nada kartun anak kembar yg semenjak beberapa tahun masih saja kelas TK.

(namakamu) memukul pelan punggung (namakamu).

"kamu emang beli dimana? siapa yg beliin? kamu ga pergi sendiri kan?" tanya iqbaal panik.

(namakamu) tersenyum melihat respon iqbaal. dirinya merasa jika sang suami begitu menyayangi dan tidak ingin dirinya kenapa-napa.

"kamu kenapa sih ga bilang sama aku kalo pengen martabak? atau ga minta tolong mang ujang buat beliin, atau ga pake ojek online kan bisa," lanjut iqbaal tanpa jeda.

"kalo kamu kenapa-napa di jalan gimana? kalo kamu kecapekan gimana? terus belum lagi, anak-anak di rumah sama siapa?"

terkadang iqbaal lupa jika di rumah ada mbak tari dan mang ujang yg setia setiap saat membantu (namakamu) dan iqbaal menjaga dua anaknya.

"baal?"

"kenapa? kamu masih pengen martabak? iyaa? aku beliin sekarang sayang," iqbaal membalikan badannya, berniat mengambil dompetnya yg tergeletak diatas nakas sebelah tempat tidur. tapi gerakannya terhenti karena tangan kanannya dicekal oleh sang istri. "kenapa?"

(namakamu) menggeleng. "aku boleh ngomong?"

iqbaal kembali menghadap (namakamu) sepenuhnya, bersiap mendengarkan sang istri.

"aku tadi beli itu lewat aplikasi gojek, jadi aku seharian ini ga kemana-mana. terus pas aku pesen ternyata warungnya itu tutup dan diaplikasinya lupa dimatiin sama yg jual. makanya tadi aku ga jadi dapet martabak dan anak-anak masih sama aku di rumah," jelas (namakamu) dengan nada sabarnya.

ntah kenapa, pada kehamilannya kali ini (namakamu) lebih sabar dibandingkan sebelumnya. berbanding terbalik dengan iqbaal. semenjak kehamilan sang istri, iqbaal menjadi sangat tidak sabaran dan mudah marah.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang