29

7.9K 628 30
                                    

selamat membaca untuk kaliaan pembaca setia~

"makasih paaaaaa, aka sayang papa mamaaa," teriak arkha seperti melupakan kejadian beberapa menit sebelumnya.

"buat adek engga?" tanya (namakamu) mengusap perutnya.

arkha terdiam sejenak. "aka gamau punya adek," ucapan arkha barusan sontak membuat iqbaal dan (namakamu) terkejut.

"kok kakak bilang begitu?" tanya iqbaal mendekati arkha.

arkha terdiam. tidak ada niatan untuk menjawab pertanyaan iqbaal sedikitpun.

(namakamu) yg menyadari sang anak yg moodnya tengah naik turun segera mendekati arkha. "kak, mama punya sesuatu lagi buat kakak?"

"apa mam?"

"sebelumnya tanya papa dulu, udah siap belum?"

arkha mengalihkan pandangannya kepada iqbaal. "papa udah siap?"

iqbaal tersenyum. "udah, yuk kita berangkat sekarang,"

(namakamu), iqbaal dan arkha berjalan memasuki mobil hitam yg terparkir tak jauh dari mereka berada.

"pa, aka mau nyetir,"

"emang kakak bisa?" tanya iqbaal memasangkan sabuk pengaman di arkha yg duduk di kursi belakang.

"bisa dong. aka kan udah punya mobil yg sama kayak papa dan aka udah bisa nyetir sendiri,"

iqbaal tersenyum.

"aka mau didepan yaa pa?" pinta arkha.

"arkha kalo didepan mau duduk dimana?"

"disana," arkha menunjuk kursi pengemudi.

"kalo arkha duduk disana, papa duduk dimana?"

"disebelah arkha,"

"mama?"

"dipangku papa,"

iqbaal tertawa. "yaa jangan dong. kasihan mama kalo papa pangku. nanti mama ga nyaman duduknya,"

"arkha dulu sering dipangku mama didepan,"

"iyaa kah?"

"iyaa, terus papa nyetir disebelah mama,"

iqbaal tersenyum. "udah gede dan pinter yaa anak papa sekarang,"

"pa, aka mau duduk sama papa,"

"kalo arkha duduk sama papa, nanti yg nyetir gimana?"

"bisaaaa,"

"susah nanti kak kalo kamu duduknya dipangku papa," timpal (namakamu) yg kini telah duduk di kursi penumpang depan.

"tapi kan aka masih kecil," sanggah arkha.

"loh bukannya kakak udah gede ya. udah mau punya adek loh,"

arkha langsung terdiam mendengar ucapan (namakamu) tentang dirinya yg sebentar lagi akan menjadi seorang kakak.

setelah iqbaal memastikan sabuk pengaman telah terkunci, dirinya kemudian menutup pintu dan berjalan ke arah kursi pengemudi.

"paaa, aka mau ketemu eyang,"

"kakak kangen sama eyang?"

arkha mengangguk.

"eyang kan baru di Australia kak,"

"aka mau eyang,"

iqbaal perlahan menjalankan mobil hitam miliknya menembus pagi Jakarta yg tidak terlalu ramai.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang