69

6.5K 740 64
                                    

"gw juga kangen sama lo. lo sendiri kenapa disini?" tanya (namakamu).

danu mengangkat tangannya yg kini berada disesuatu seperti amplop.

(namakamu) menaikan kedua alisnya bingung.

"ntar gw kasih tau,"

perempuan yg tak sengaja mendengar (namakamu) dan danu kini semakin curiga. kenapa istri bos besarnya tersebut dekat dengan lelaki lain? mana mereka berada di kantor iqbaal lagi.

belum sempat perempuan tersebut mendengarkan lebih lanjut pembicaraan (namakamu) dan danu, lift yg mereka tumpangi telah sampai di lantai yg dia tuju. (namakamu) dan danu melanjutkan perjalanannya menuju lantai dimana iqbaal berada.

"yori mana kok ga sama lo?"

"dia baru fitting baju, makanya gw yg punya tugas buat anterin ini surat rahasia,"

"harus nurut yaa sama calon,"

"jelas dong. demi malam pertama,"

(namakamu) memukul lengan danu manja, dan bersamaan dengan itu pintu lift terbuka menunjukkan wajah kaget iqbaal.

"(nam),"

"baal,"

ucap (namakamu), danu dan iqbaal bersamaan.

iqbaal yg melihat adengan yg sebenarnya biasa saja terasa seperti ada yg memukulnya pada bagian dada. meskipun tak sakit kenapa terasa sesak.

"kamu mau kemana?" tanya (namakamu) menghampiri iqbaal.

"mau makan!" jawab iqbaal dingin.

(namakamu) mengangkat tangan kanannya yg memegang paper bag sedikit keatas, menunjukkannya kepada iqbaal. "kita makan siang bareng. aku udah masakin makanan kesukaan kamu loh," ucap (namakamu) antusias.

"waah enak nih yg makan siang dimasakin istri," goda danu.

"makanya buruan nikah!" ucap iqbaal dingin.

"wiiiii santai dong pak," ucap danu melihat ekspresi iqbaal yg tak seramah biasanya.

"ngapain lo kesini?" tanya iqbaal lagi. "lo ga nganter istri gw kesinikan?"

"iqbaal," ucap (namakamu) memukul pelan lengan suminya.

"lu baru PMS ya bro? galak banget," ucap danu membulatkan matanya.

"mending kita ke ruangan kamu dulu deh pa, kita bicara disana. ga enak dijalan diliatin karyawan juga," (namakamu) menarik tangan iqbaal untuk kembali ke dalam ruang kerjanya. "ayoo dan," ajak (namakamu) kepada danu untuk mengikuti dirinya dan iqbaal.

iqbaal masih dengan muka dinginnya berjalan mengikuti sang istri masuk kedalam ruangannya. dirinya langsung duduk disalah satu sofa, diikuti (namakamu) yg duduk disebelahnya. ntah kenapa dirinya melihat (namakamu) dan danu tertawa bersama terasa aneh. padahal dia berteman baik dengan danu.

"mau minum apa dan?" tawar (namakamu) ketika danu duduk disofa sebelah dengan sofa yg diduduki iqbaal dan (namakamu).

"biar dia ambil sendiri (nam). dia udah gede, udah ga manja!"

(namakamu) membulatkan matanya mendengar ucapan iqbaal. biasanya iqbaal berkata seperti itu kepada danu dengan wajah atau nada bercanda, tapi saat ini tidak. wajah dan nada bicara iqbaal terlihat serius dan apa yg diucapkannya terasa asing ditelingannya.

"lu mau apa kesini? buruan, gw mau makan!!" lanjut iqbaal.

"(nam), tadi pagi lu kasih makan apa sih suami lo? kok jadi kayak singa yg mau direbut teritorialnya,"

"gausah tanya istri gw. gw makan nasi, bukan makan kaca!!" jawab iqbaal ketus.

"oke oke," danu mengangkat tangannya tanda menyerah, dengan sebelumnya melempar amplop undangan di meja depan. "ini gw kesini cuma mau anter undangan gw sama yori aja. tadi awalnya gw mau ngajak lo makan siang juga, tapi ternyata istri lo udah masakin. jadi skip part itu," jelas danu. "dan karena gw gamau jadi bahan amukan lo lebih lanjut, gw langsung balik ya? gw masih pengen keliatan ganteng buat nikahan besok, bye," danu beranjak dan langsung berlari kecil meninggalkan ruangan iqbaal.

"danu!" panggil (namakamu).

"ngapain kamu panggil dia?!?" tanya iqbaal sedikit menaikkan suaranya.

"kamu kenapa sih baal? ada masalah? atau kerjaan kamu baru ada masalah? atau jangan-jangan kamu gamau aku dateng ke kantor karena kamu malu punya istri yg kayak ikan paus ini, ha?" tanya (namakamu) yg kini sudah tidak dapat menahan emosinya.

"kamu tadi kenapa bisa bareng danu? kamu janjian sama dia?"  tanya iqbaal tanpa menjawab pertanyaan snag istri.

"aku ketemu dia di lift sebelum tadi kesini,"

iqbaal membuang pandangannya kearah lain. seolah tak percaya dengan ucapan istrinya.

(namakamu) tersenyum hambar. "kamu ga percayakan sama omonganku?"

"gimana aku mau percaya?!?"

(namakamu) menarik nafas. emosi berlebihan untuknya saat ini bukan hal yg bagus. ingat dirinya kini tengah mengandung 8 bulan.

"suami mana yg ga cemburu liat istrinya ketawa sama cowo lain?"

bingo, iqbaal cemburu.

"terus aku harus gimana sekarang?" tanya (namakamu) lemah. dirinya tak boleh egosi, menuruti amarahnya bukan ide yg bagus.

"apa perlu aku panggil danu buat dia cerita ke kamu?"

"danu lagi!"

(namakamu) menghela nafas kemudian menyandarkan badannya disandaran sofa, memejamkan matanya untuk mengurangi kram pada perutnya.

"kalo kamu ga percaya sama aku terserah. danu itu temen kamu sendiri, temen aku. dan dia udah mau NIKAH sama yori. temen aku sama kamu juga," ucap (namakamu) tenang dengan mata terpejam.

iqbaal yg tak memandang (namakamu) beranjak dari duduknya kemudian berjalan kearah kamar mandi. sedikit membanting pintu ketika menutupnya.

(namakamu) hanya menggeleng kemudian merebahkan badannya menjadi tertidur disofa.

rasa lapar yg sebelumnya dia rasa kini mendadak hilang. tak ada rasa lapar sedikitpun. yg dibutuhkan saat ini adalah tidur untuk mengurang kram.

biarkan iqbaal dengan emosi yg tak menentu sekarang. percuma menyelesaikan masalah yg seharusnya tak aja jika iqbaal masih emosi seperti saat ini.

~bersambung~

butuh sesuatu yg buat baper biar feelnya dapet 😢

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang