didalam kamar mandi, iqbaal langsung menuju wastafel kemudian mencuci muka tampannya. berharap dengan dirinya mencuci muka dapat sedikit meredakan emosi yg ntah dari mana muncul. dirinya menghela nafas beberapa kali sembari memandangi wajah dirinya yg kini terlihat lelah. wajah seorang papa muda dengan tiga orang anak. tak seharusnya dia semarah atau secemburu itu terhadap danu. danu yg notabennya adalah sahabatnya sekaligus sahabat istrinya semenjak mereka sekolah.
iqbaal kembali mengambil air dan dibasuhkan pada wajahnya hingga ujung rambut sedikit basah.
"aku harus minta maaf sama (namakamu)!" gerutu iqbaal kemudian berbalik keluar dari kamar mandi setelah mematikan kran air.
pandangan pertama yg iqbaal lihat ketika dirinya membuka pintu kamar mandi adalah (namakamu) yg kini terlihat tidak nyaman bersandar pada sofa di ruangannya. mata terpejam sang istri tidak menjadikan indikator jika (namakamu) kini tengah tertidur.
secara perlahan iqbaal memperkecil jarak antara dirinya dan (namakamu). berjalan sepelan mungkin karena tidak mengganggu tidur (namakamu). jika dia tertidur.
ketika iqbaal telah berhenti didepan sang istri, tak ada tanda-tanda pergerakan ataupun gangguan dari dirinya yg berjalan mendekati.
iqbaal mengusap perlahan rambut panjang sang istri, tapi masih tak ada respon. mungkin (namakamu) memang tertidur saat ini.
iqbaal menundukkan badannya, membenahi posisi tidur, memastikan (namakamu) mendapat posisi ternyaman. (namakamu) hanya menggeliat sedikit sembari mengeluarkan sedikit rintihan dan memegang perutnya. mendaratkan kecupan pada kening sebelum beranjak dari posisinya.
iqbaal sama sekali tidak mencurigai (namakamu) yg merintih dan memegangi perut karena hingga saat ini. (namakamu) baru merasakan kram pada bagian perut setelah iqbaal cemburu tak jelas dengan danu.
iqbaal mengambil salah satu kotak berisi buah potong yg masih utuh diatas meja, membuka dan langsung memakannya di meja kerjanya. iqbaal memang suka sebelum makan besar dia memakan buah terlebih dahulu. bersamaan dengan membaca berkas, iqbaal sesekali menyuap sembari membaca berkas yg harus dia selesaikan.
pekerjaan iqbaal sedikit terganggu karena suara rintihan yg keluar dari (namakamu) semakin lama semakin sering. awalnya, iqbaal hanya menganggap itu hanya suara mengigau. tapi setelah didengar lebih lanjut, itu berupa rintihan.
iqbaal langsung meninggalkan pekerjaannya ketika (namakamu) memegangi perut bagian bawah dan rintihannya semakin kencang.
"sayang, bangun sayang," ucap iqbaal berusaha membangunkan (namakamu) dengan mengusap kepalanya.
(namakamu) hanya menggelengkan kepala tanpa membuka kedua matanya.
"sayang, kamu kenapa? ada yg sakit?"
(namakamu) perlahan membuka kedua matanya. tersirat rasa sakit melalui tatapan mata (namakamu) kepada iqbaal.
"apa sayang yg sakit?"
"perut aku kram," ucap (namakamu) setelah beberapa saat.
iqbaal yg mendengar itu langsung panik. "kita ke dokter sekarang ya," iqbaal meletakkan tangan pada punggung dan bawah lututnya, bersiap mengangkat tubuh (namakamu).
"sakit!" keluh (namakamu) ketika iqbaal hendak mengangkat.
"kamu kuat jalan?"
(namakamu) menggeleng.
"terus gimana? kamu udah dari kapan kerasa kram? kenapa baru bilang sekarang? adek masih baik-baik aja kan didalem?" tanya iqbaal beruntun.
"semenjak sampe sini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan (completed)
Fanfictioncerita setelah 1 : they dont know 2 : college perjalanan kehiduapan setelah menikah dan memiliki anak.