"KAKAK BANGUN, KAKAK JANJI MAU ANTERIN ADEK KE SEKOLAH HARI INI," renggek meera yg kini berusaha membangunkan kakak tertuanya. "KAKAK MAU ADEK KENA MARAH SAMA GURU GEGARA TELAT,"
"ya jangan telat dong kalo gamau dihukum," timpal suara dari balik badan meera.
meera membalikkan badan, mendapati kakak keduanya, atau sering dia panggil abang berdiri bersandar pada pintu.
"KAKAK BANGUN," lanjur meera merenggek kepada arkha. "ADEK GAMAU BERANGKAT KE SEKOLAH BARENG ABANG. ADEK BARU NGAMBEK SAMA ABANG," lanjut meera.
"bener yaa ngambek yaa sama abang? abang tinggal berangkat duluan nih ke sekolah," ucap rafka dengan nada sok mengancam.
"bodo," ucap meera masih berusaha membangunkan arkha. "kak, bangun,"
arkha yg kini mulai terasa terusik membuka kedua matanya. pandangan pertama yg dia lihat adalah wajah memelas meera dengan rambut dikucir kebelakang. wajah manisnya kini hanya dipoles sedikit pelembab, bedak dan lipblam pada bibir yg tengah mengerucut.
"KAK ANTERIN ADEK KE SEKOLAH," renggek meera begitu melihat arkha yg telah membuka kedua matanya.
"abang kemana?" jawab arkha dengan suara serak khas bangun tidur.
"abang nyebelin. adek gamau berangkat bareng abang. lagian kakak hari ini ada jadwal ke kampus kan?"
arkha menatap jam yg ada di nakas sebelah tempat tidur. hari ini memang arkha ada janji dengan dosen untuk melakukan bimbingan skripsi yg baru dikerjakannya. tapi janjian yg dia buat masih nanti jam 9 pagi.
"kakak janjian sama dosen jam 9 dek,"
"yaa kan nanti kakak bisa nunggu bentar di kantin sekolah adek. kakak ga kangen apa sarapan bubur ayam depan sekolah?"
sekolah meera dan rafka saat ini memang sama dengan sekolah arkha dulu ketika menempuh jenjang SMA. meera yg kini kelas 11 sedangkan rafka yg kini telah kelas 12, sering dianggap sebagai sepasang kekasih ataupun kembar oleh banyak orang. hal itu dikarenakan mereka berdua hampir selalu bersama, baik itu di sekolah ataupun di luar sekolah. terlebih lagi dengan meera yg manja dengan rafka ketika sedang baikan.
berbicara tentang meera dan rafka, kini meera berusia 16 tahun sedangkan rafka berusia 17 tahun. rafka tumbuh menjadi lelaki remaja dengan fisik yg tak berbeda jauh dengan arkha, kakak tertuanya. wajah milik rafka adalah gabungan antara iqbaal dan (namakamu). rambut hitam tebal, alis, dan mata adalah warisan yg dimilikinya dari iqbaal. sedangkan untuk hidung mancung dan bibir kecil dia warisi dari (namakamu). dengan tinggi badan 175 cm, menjadikan dirinya sebagai captain tim basket sekolah yg berhasil memenangkan banyak piala.
sedangkan meera, anak ketiga iqbaal dan (namakamu). anak perempuan satu-satunya yg begitu disayang iqbaal dan menjadikannya daddy little girl meskipun dirinya beranjak dewasa. meera tumbuh menjadi anak perempuan yg mandiri ketika berada dilingkungan luar dan manja ketika berada dilingkungan keluarga. meera memiliki tinggi badan 169 dengan rambut panjang bergelombang dan kulit putih. wajah miliknya adalah copy-paste dari milik sang mama. hanya bagian mata dengan tatapan tajam saja yg diwarisi dari iqbaal. badan yg bisa dikatakan atletis dan body goals untuk ukuran perempuan menjadikan dirinya incaran para lelaki sekolahnya maupun diluar sekolahnya.
"mama kan udah masak," jawab arkha menarik selimut hingga sebatas leher.
"mama masak omelette kesukaan kakak, btw," jawab rafka yg kini lewat depan kamar arkha dengan tas punggung dan sepatu.
"WOY JANGAN DIABISIN," teriak arkha setelah mendengar ucapan rafka.
"makanya bangun! ayo sekalian anterin adek ke sekolah," renggek meera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan (completed)
Fanfictioncerita setelah 1 : they dont know 2 : college perjalanan kehiduapan setelah menikah dan memiliki anak.