46

7.9K 644 39
                                    

hari ketiga keluarga kecil iqbaal menghabiskan waktu liburan dadakan mereka di bandung, kini iqbaal dan (namakamu) tengah berjalan-jalan disalah satu tempat wisata yg menyajikan keindahan alam. sengaja arkha dan rafka mereka titipkan sementara kepada bunda dan ayah karena iqbaal ingin menghabiskan waktu berduaan layaknya pasangan seusia mereka yg masih berstatus pacaran.

"arkha gimana yaa baal?" tanya (namakamu) ketika keduanya kini mengunggu makanan pesanan mereka disalah satu restoran yg menyajikan nuansa alam yg asri.

"kata bunda sih udah gapapa. udah mainan sama papa papi papu pape papo," jelas iqbaal. iqbaal sebenarnya heran kenapa arkha bisa menamakan salah satu ayamnya bernama papa.

ya, sebelum mereka tadi berangkat, arkha sempat melancarkan aksi ngambeknya karena ditinggal oleh iqbaal dan (namakamu). arkha yg awalnya hanya manja-manja berubah menjadi meminta gendong iqbaal ataupun (namakamu) sepanjang waktu. diletakkan sebentar untuk menggurus rafka saja dia tidak mau.

"rafka gimana?"

"rafka malah kebalikannya dari kakaknya. dia anteng banget sama ayah. malah sampe sampe ketiduran pas main sama ayah,"

(namakamu) mengangguk kemudian kembali memandangi hamparan hutan punus luas yg ada pada sebelah kanannya. lamunan (namakamu) buyar ketika dirinya merasakan tangan kirinya yg berada diatas meja digenggam oleh seseorang. dan langsung (namakamu) mengalihkan perhatiannya ke arah iqbaal yg kini telah berpindah duduknya menjadi disebelahnya. "sejak kapan kamu pindah?"

"semenjak kamu benggong liatin pohon yg lebih menarik dibandingkan wajah ganteng aku,"

"apaan sih baal," kekeh (namakamu). "aku tuh baru liatin itu loh, cewe cowo yg baru pacaran dibawah,"

"kamu mau pacaran?"

(namakamu) mengangguk.

"kan kita sekarang baru pacaran,"

"apa iya?"

"iyaa dong. kan kalo baru berduaan, mesra-mesraan gini kita tuh baru pacaran sayang. masa kamu gatau?"

"engga,"

"yaudah sekarang aku kasih tau kamu. sekarang kamu tau kan?" ulang iqbaal.

(namakamu) mengangguk. "iyaa,"

"terus masih pengen kayak mereka?" tanya iqbaal.

(namakamu) menggeleng.

"kenapa?"

"yaa karena mereka cuma bisa pacaran, pegangan tangan, ketemu dari pagi sampe sore. sedangkan kita bisa pacaran dari pagi sampe pagi lagi. lebih enak pacarannya kita,"

"bener juga yaa kamu," iqbaal memikirkan sejenak ucapan (namakamu). "lagian kalo mereka ga bisa kan deket-deket kayak kita gini? cium-cium gini?" ucap iqbaal mendaratkan ciuman pada pelipis, pipi, turun hingga leher dan dibelakang telinga (namakamu). tempat sensitif istrinya yg selalu bisa langsung membangkitkan 'semangat'nya.

"iqbaal ih," ucap (namakamu) manja.

"kenapa?"

"jangan disini,"

"terus dimana?"

"nanti aja, kalo udah di hotel," ucap (namakamu) berupa bisikan.

iqbaal terkekeh gemas kemudian mendaratkan kecupan pada sudut bibir sang istri.

"ehmmm," ucap seorang pelayan yg kini berdiri disebelah iqbaal membawa nampan berisi pesananan mereka.

iqbaal menyandarkan badannya kemudian mempersilahkan pelayan tersebut untuk meletakkan makanan pesanan mereka.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang