41

7.5K 679 54
                                    


hingga jam menunjukkan pukul 18.00, (namakamu) masih belum menunjukkan batang hidungnya ataupun menjawwwab setiap panggilan yg iqbaal lakukan kepadanya.

"kemana sih ini?" keluh iqbaal ntah sudah keberapa kali berusaha untuk menelepon (namakamu).

iqbaal menyerah setelah panggilannya yg keseratus kemudian melemparkan ponselnya asal ke meja kerja didepannya.

ketika iqbaal memejamkan matanya, ponsel yg baru saja dilemparnya berbunyi. segera iqbaal mengambil ponsel tersebut kemudian mengangkatnya tanpa melihat siapa peneleponnya.

"(namakamu), kamu kemana aja? aku daritadi telpon ga diangkat?" ucap iqbaal dengan nada tinggi.

"woy selo bro, ini gw aldy,"

iqbaal menjauhkan ponselnya kemudian melihat nama yg tertera dilayar ponselnya. tertera nama 'adly' sebagai peneleponnya.

"emang (namakamu) kemana?" lanjut aldy yg masih belum mendapat jawaban dari iqbaal.

iqbaal menghela nafas panjang. "gatau, gwww tadi balik dianya udah gaada di rumah,"

"lo udah berusaha telpon dia?"

"udah berbanyak kali. mungkin 100 kali lebih,"

"emang dia ga bilang ke lo mau pergi kemana?" tanya aldy lagi.

"lo lupa gw tadi pagi berangkat kantor dianya marah ke gw,"

"oh iyaaa,"

"gw harus cari kemana ya dy? khawatir banget gw,"

"mbak tari ga dipamiti sama (namakamu)?"

"tadi mbak tari cuma bilang kalo (namakamu) pergi dijemput cowo. tapi gw yakin kalo cowo itu abang-abang gocar," jelas iqbaal.

"lo yakin banget?" tanya aldy memastikan.

"gw tau istri gw dy. gw tau (namakammu) bukan orang yg butuh pelarian ketika dia ada masalah atau ribut sama gw," ucap iqbaal dengan sedikit menaikkan nada suaranya.

"iyaa iyaa, slow. gw juga cuma memastikan aja,"

iqbaal menghe;a nafas, mengatur emosinya. "mending lo bantuin gw cari (namakamu) deh daripada lo ada kepikiran yg enggak enggak tentang istri gw," usul iqbaal.

"cari kemana?"

"kemana aja kek, yg penting istri gw ketemu,"

"lah kan dia istri lo, mana gw tau dia kebiasaannya kemana kemana aja,"

sejenak iqbaal berpikir. kemana biasanya (namakamu) pergi. ntah dulu masih SMA ataupun belakangan ini. hampir setiap (namakamu) pergi pasti iqbaal ikut mengantarkan ataupun menemani. apa mungkin (namakammu) belanja bulanan? tapi kalopun dia belanja bulanan kenapa selama ini? dan kenapa juga dia menggunakan taksi online dibandingkan dengan menyetir sendiri?

"woy, benggong aja," saut aldy lagi.

dan bersamaan dengan itu, terdengar suara mobil yg asing memasuki halaman rumah iqbaal. tanpa menutup panggilannya, iqbaal berjalan kearah jendela yg langsung memperlihatkan halaman depan. dan benar saja, sebuah mobil sedan hitam memasuki halaman rumahnya, berhenti tepat didepan pintu rumah.

"siapa baal?" tanya adly.

tanpa menghiraukan ponselnya, iqbaal melempar ponselnya ke meja kemudian berlari kearah ruang tamu yg berada dilantai satu.

"masuk dulu yuk," terdengar suara (namakamu) mengajar seseorang untuk masuk ke dalam rumahnya.

tanpa menunggu (namakamu) membuka pintu terlebih dahulu, iqbaal mendahuluinya membuka pintu depan. bertapa terkejut iqbaal melihat pemandangan didepan matanya. terlihat (namakamu) kini berdiri dengan menggendong rafka yg tertidur. dan yg paling menyesakkan adalah rafael, teman SMA mereka, yg dulu setelah mengetahui (namakamu) adalah istrinya mengungkapkan perasaannya kini tengah menggendong arkha yg juga tertidur.

"dari mana aja kamu?" tanya iqbaal kini dengan nada tinggi dan wajah merah karena menahan marah.

"kamu udah pulang?" tanya (namakamu) membenarkan rafka yg ada digendongannya.

"kamu dari mana?" tanya iqbaal lagi dengan nada tinggi.

(namakamu) berjalan mendekati iqbaal dan berdiri didepannya, hanya berjarak satu jengkal dari tubuh sang suami yg sudah dikuasai oleh amarah. "kita taruh arkha sama raafka dulu, setelah itu kita ngobrol baik-baik," ucap (namakamu) kemudian berlalu kearah tangga, menuju kamar utama.

"biar gw aja," ucap iqbaal tertahan mengambil alih arkha dari gendongan rafael.

"pelan-pelan," ucap rafael sedikit terkejut dengan iqbaal yg mengambil arkha dengan sedikit kasar. "kasihan dia baal kalo sampe bangun,"

Iqbaal segera membawa arkha kedalam gendongannya dan berjalan menuju lantai atas.

Tak selang berapa lama, iqbaal kembali dengan wajah memerah dan tanpa basa basi, langsung berjalan kearah rafael dan mendorong tubuh rafael. Tubuh rafael yg kaget dengan tindakan iqbaal terdorong hingga beberapa langkah ke belakang. "lo kenapa sih?" ucap rafael bingung.

"lo yg kenapa? Lo udah tau kalo (namakamu) itu istri gw, tapi kenapa lo masih aja deketin dia, ha?" ucap iqbaal kini dengan menggebu-gebu.

"bro, tenang dulu, biar gw jelasin,"

"cepetan," jawab iqbaal langsung dengan kedua tangan mengepal.

"iyaa, gw tadi siang kesini buat jemput (namakamu)," rafael belum sempat menyelesaikkan kalimatnya, sebuah pukulan mendarat dipipi kanan rafael.

"berani yaa lo jemput istri gw disaat gw gaada di rumah," iqbaal menunjuk rafael yg kini terjatuh dihadapannya.

"gw belum selesai ngomong," ucap rafael memegang pipi dimana iqbaal mendaratkan pukulannya.

"lo mau ngomong apa lagi? Udah jelas kalo lo masih suka kan sama (namakamu)?" tuduh iqbaal.

"iqbaal," ucap (namakamu) berlari dari tangga menghampiri iqbaal. "kamu ngapain rafael?"

"rafael," terdengar teriakan dian, yg diam mematung didepan pintu dan berlari menghampiri rafael. "kamu kenapa?" dian menatap iqbaal curiga. "lo kenapa sih baal? Tega bener mukul temen sendiri,"

"gw gaakan tega mukul temen gw sendiri kalo bukan temen gw jalan sama istri gw," ucap iqbaal marah.

(namakamu) menarik tangan iqbaal dan meletakkannya didadanya, berusaha menenangkan sang suami yg ntah kenapa marah-marah seperti ini. "kamu ngomong apaan sih baal?"

Mendengar ucapan (namakamu), iqbaal menatap istrinya heran. "kamu lagi, kenapa kamu lebih memilih pergi sama cowo lain setelah tadi pagi kita ribut? Kenapa kamu ga izin sama aku kalo kamu mau pergi? Kenapa?"

Dari beberapa pertanyaan iqbaal tersebut, (namakamu) sudah dapat menyimpulkan jika pikiran sang suami sudah kemana-mana.

"dan kenapa kamu daritadi aku hubungin ga pernah diangkat? Sengaja?"

(namakamu) menurunkan tangannya kemudian menatap iqbaal. "kamu mau dengerin penjelasan aku dulu ga?"

Iqbaal diam tak menjawab. Mengatur nafasnya, berusaha juga untuk mengatur emosinya.

"kalo kamu mau aku jelasin, aku gamau kamu sela sampe aku selesai buat jelasin semuanya,"

Iqbaal masih diam.

"gimana?" tanya (namakamu) lagi.

~bersambung~

hayoloooh iqbaal mau ga dengerin penjelasan (namakamu)?

btw, makasih yaaa buat kalian kemaren yg udah kasih usul nama anak kedua :3 luvyuall

btw, sorry yaa upnya ngaret, kemaren abis jatoh yg mengakibatkan rada susah buat ngetik :(

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang