S2-E12

4K 473 46
                                    

tak terasa waktu berjalan begitu cepat. meera yg hampir setiap hari ada kegiatan les akhirnya telah membuahkan hasil. usahanya selama kurang lebih 10 bulan les kesana kemari, belajar siang malam, akhirnya dia diterima disalah satu universitas negeri di Bandung melalui jalur prestasi.

dan tidak hanya itu, meera juga diterima disalah satu universitas negeri ternama juga di Jakarta melalui jalur prestasi juga. ntah karena meera terlalu pintar atau karena hoki dia yg besar, kedua univeritas dan jurusan yg dia inginkan bisa lolos.

"papaaaa," renggek meera muncul dari balik pintu ruang kerja iqbaal.

"kenapa dek?" iqbaal mengalihkan pandangannya dari berkas didepannya.

"adek ganggu?"

iqbaal menggeleng. sesibuk apapun iqbaal, jika meera yg meminta waktunya, pasti akan iqbaal berikan. "kenapa sayang?"

perlahan meera menghampiri iqbaal dan berdiri disebelahnya. "adek bingung,"

"bingung kenapa?"

"adek mau ambil kuliah yg mana?"

iqbaal tersenyum. dia tau, bagaimana yg dirasakan meera saat ini. jujur, iqbaal masih belum siap jika harus melepas meera untuk kuliah di bandung. tapi dia juga tidak ingin menghambat impian meera untuk mendapatkan pendidikan dengan jurusan yg dia mau.

"adek lebih pengen yg mana?" tanya iqbaal.

"yg di jakarta. tapi adek juga mau yg di bandung pa,"

"papa sama mama menyerahkan sepenuhnya keputusan ini ke adek. kalo emang adek mau ambil yg di bandung, papa sama mama akan dukung. tapi kalo adek mau ambil yg di jakarta, papa sama mama juga bakalan dukung!"

"tapi adek gamau pisah sama mama papa," renggek meera.

iqbaal terkekeh. memang dirinya dan (namakamu) terlalu memanja meera hingga sekarang. tak pernah sedikitpun meera jauh lama dari iqbaal maupun (namakamu). paling lama mereka berpisah saat iqbaal dan (namakamu) pergi liburan berdua ke eropa beberapa tahun yg lalu. itu saja, hampir setiap hari meera menelepon untuk menanyakan ataupun hanya laporan tentang kegiatan hariannya.

"berarti adek ambil aja di jakarta,"

"tapi di bandung ada abang,"

"nanti kalo semisal adek mau di bandung, kalian berdua bisa tinggal di rumah akung uti. akung sama uti pasti seneng,"

meera cemberut. hatinya berkata 51% untuk memilih stay kuliah di jakarta, dan 49% hatinya memilih untuk melanjutkan kuliah di bandung.

"bingung," renggek meera, duduk dipangkuan iqbaal dengan menyembunyikan wajahnya pada dada iqbaal.

"paa," ucap arkha, muncul dari balik pintu membawa beberapa kertas ditangan kanannya. "adek kenapa?"

"adek bingung kak, adek bingung mau kuliah dimana," renggek meera, berdiri dari duduknya.

"bukannya adek udah diterima dijurusan yg adek mau ya?"

"iyaa, adek bingung mau pilih di jakarta apa di bandung,"

arkha terkekeh. dia tau kenapa adeknya merenggek seperti ini. meera belum siap jika harus tinggal jauh dengan papa dan mamanya. meskipun hanya di bandung, tapi mereka hanya bisa bertemu ketika weekend saja.

"di jakarta aja dek. biar almamaternya sama kayak kakak," ya, kampus dimana meera diterima di universitas jakarta, adalah kampus yg sama dimana arkha berkuliah dulu.

"tapi Bandung juga bagus,"

"yaudah ke bandung aja,"

"tapi adek mau disini aja,"

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang