28

8.1K 697 49
                                    

arkha mengangguk mendengar penjelasan iqbaal. meskipun dirinya tidak paham dengan apa yg baru saja dijelaskan iqbaal.

"kakak seneng mau punya adek?" tanya (namakamu) yg akhirnya membuka suara.

arkha masih diam saja, tidak menunjukkan reaksi apapun kepada iqbaal dan (namakamu).

"kak, kakak seneng mau punya adek?" ulang (namakamu).

"adeknya kayak papa?" tanya arkha dengan muka polos. maksud arkha kayak papa adalah adeknya laki-laki.

"belum tau kak, kan adek masih kecil. belum keliatan,"

arkha mengangguk.

"arkha seneng?" tanya iqbaal.

arkha kembali mengangguk. "aka nanti punya temen main, aka ga main sendiri lagi,"

iqbaal dan (namakamu) tersenyum mendengar jawaban arkha. (namakamu) pernah membaca disalah satu artikel, jika anak pertama akan mengalami ketakutan jika akan memiliki adik, terlebih lagi jika jarak diantara keduanya cukup lama. tapi (namakamu) bersyukur, ternyata arkha tidak menunjukkan gejala kecemburuan tersebut.

atau mungkin belum?

"kak, kakak udah mandi?" tanya iqbaal mengalihkan pembicaraan.

"udah paa, aka tadi bangun pagi terus mandiii. kan hari ini aka mau dapet hadiah," ucap arkha antusias.

"hadiah? hadiah apa?" ucap iqbaal pura-pura lupa dengan hari ulang tahun arkha.

"aka ulang tahun,"

"kapan arkha ulang tahun?" 

"sekarang,"

"apa iya ya? kok papa lupa," ucap iqbaal pura-pura.

ekpresi arkha yg awalnya antusias kini berubah 180 derajat. wajah putih arkha kini perlahan mulai memerah dengan air mata mulai keluar.

"papa," ucap (namakamu) memperingatkan iqbaal. "jangan gitu,"

arkha yg mendengar ucapan (namakamu) langsung menangis. arkha yg awalnya berdiri disebelah iqbaal kini beralih mendekat ke (namakamu). mengangkat kedua tangannya, meminta gendong kepada sang mama.

"mamaaaaaa,"

"kaaaan," ucap (namakamu) sembari membungkukkan badannya dan membawa arkha ke dalam gendongannya.

"aku becanda sayang," bela iqbaal. "biar aku aja," ucap iqbaal mengambil alih (namakamu) untuk menggendong arkha.

"iyaa tapi kan-," 

"mamaaaaa," belum sempat (namakamu) menjawab, tangis arkha semakin kencang. "mamaaaaaa,"

"arkha sama papa aja ya," ucap iqbaal mencoba menggendong arkha.

"aka maunya mamaaaa. aka gamau sama papa," ucap arkha disela-sela tangisnya.

"papa gendong yaa kak. kan mama sekarang ga boleh angkat yg berat," bujuk iqbaal.

"gamau. aka maunya sama mamaaaa,"

"udah baay gapapa. lagian cuma bentar," lerai (namakamu).

"tapi kan kamu baru hamil (nam). kamu ga boleh angkat yg berat-berat. arkha sekarang juga udah ga ringan lagi," iqbaal menjelaskan.

"kak," ucap (namakamu) menggandeng tangan arkha kemudian membawanya duduk di sofa di ruang tengah. "cup cup cup cup, kenapa anak mama yg cakep ini nangis," (namakamu) mengusap pipi gembul arkha kemudian dipeluknya.

arkha yg dipeluk langsung menyembunyikan wajahnya di leher (namakamu). 

"kakak, mama punya sesuatu buat kakak," ucap (namakamu) setelah beberapa saat menenangkan arkha.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang