75

7K 751 96
                                    

setelah membelah kepadatan kota jakarta, kini mobil yg dikendarai iqbaal telah memasuki halaman rumah miliknya. memarkirkan mobil yg dia kendarai dibelakang mobil milik (namakamu) dan mematikan mesin mobil.

"pa pa pa, arkha mau ke belakangan dulu yaa buat liat papa pipi pupu pepe sama popo," pamit arkha setelah iqbaal melepaskan seatbelt yg arkha gunakan.

"engga. kakak mandi, terus istirahat dulu,"

"tapi pa,"

"kak!"

"iyaa pa," ucap arkha lemah sebelum turun dari mobil.

"loh ini anak mama kenapa kok pulang sekolah cemberut?" tanya (namakamu) menemui arkha dipintu rumah.

arkha diam langsung melewati (namakamu). memeluk kaki (namakamu) sebagai ganti menyalami sang mama.

"arkha kenapa baal?" tanya (namakamu) menyipitkan matanya. mencurigai sang suami yg kini berdiri didepannya.

"ngambek dia,"

"kamu apain dia?"

"curiganya kamu sama suami sendiri," ucap iqbaal melas.

"yaa gimana ga curiga. kan arkha barusan sama kamu, ketemu aku mukanya udah cemberut gitu,"

"aku tadi cuma larang dia main sama ayamnya langsung. dia tadi aku suruh buat mandi dulu, istirahat baru main sama ayamnya. eh dianya cemberut,"

"oh," ucap (namakamu) mengangguk.

"cuma oh gitu aja?" tanya iqbaal tak percaya.

"terus aku harus gimana?" (namakamu) bingung.

"tambahin gitu kalimatnya. jangan cuma oh aja. kayak di chat baru marahan aja cuma di jawab oh,"

"mending aku jawab dua huruf. dari pada aku jawab Y aja gimana?"

"udah ah, malah bahas apaan sih kita tuh," iqbaal berjalan mendekati (namakamu) kemudian mencium pelipisnya. "kamu gimana hari ini?"

"alhamdulillah adek dikit rewel. cuma daritadi udah kerasa aja kontraksi,"

iqbaal membulatkan matanya mendengar (namakamu). "kontraksi? kita ke rumah sakit sekarang ya? udah lama belum kerasanya? udah kamu catet belum jarak antar kontraksi?"

(namakamu) terkekeh mendengar pertanyaan yg diucapkan iqbaal.

"kamu tu yaa ditanyain serius sama suami malah ketawa,"

"bukan ketawa pa. cuma aku bingung mau jawab yg mana dulu,"

"udah berapa lama kerasa kontraksi?" tanya iqbaal lagi.

"udah dari pagi,"

"kenapa ga bilang sama aku?"

"kan cuma bentar, habis itu ga kerasa lagi,"

"seberapa sering kerasa kontraksi?"

"masih selang beberapa jam. terakhir sebelum keluar aku kerasa,"

iqbaal membulatkan matanya. "sekarang masih?"

(namakamu) menggeleng. "udah engga,"

"kamu kenapa sih bisa sesantai ini? kamu bisa aja tiap saat lahiran!!"

"baal, aku udah lewatin ini dua kali. kata orang kalo setelah hamil dua kali dan jarak antara yg ini dan sebelumnya berdekatan itu bagi ibu bawaannya lebih santai karena masih inget rasanya mau lahiran kayak gimana. kontraksi palsu kayak gimana," jelas (namakamu) mencoba menenangkan sang suami.

"yaudah kamu sekarang istirahat. gausah banyak jalan," perintah iqbaal sembari membungkukkan badan. bersiap mengangkat (namakamu) ke dalam gendongannya.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang