55

8.2K 783 61
                                    

"pegangan," ucap iqbaal kemudian memacu motor miliknya meninggalkan halaman rumah mereka.

jalanan komplek yg kebetulan sepi tak disia-siakan iqbaal untuk sedikit memacu motor miliknya hingga gerbang masuk komplek.

"baal pelan-pelan," ucap (namakamu) ragu-ragu.

iqbaal hanya menenggok kepalanya sedikit ke kiri, menatap (namakamu) yg kini kepalanya bersandar pada pundak kirinya melalui spion motor. menegakkan sedikit badannya kemudian menepuk genggaman tangan (namakamu) diperutnya.

setelah dirasa jalanan cukup sepi untuk menyebrang, iqbaal kembali menjalankan motornya membelah jalanan kota jakarta.

(namakamu) reflek meremas hoodie milik iqbaal dan sedikit menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan wajahnya dipundak sang suami tetapi gagal. helm full face yg digunakannya cukup menyusahkan pergerakan kepalanya. ditambah helm milik iqbaal yg tegak dan fokus kedepan tidak membantu sama sekali.

ketika iqbaal merasa genggaman (namakamu) pada hoodie miliknya semakin kencang, bukannya memelankan laju motornya, iqbaal malah sebaliknya. semakin memacu motornya membelah jalanan yg bisa dikatakan cukup padat.

manuver cukup ekstrim terkadang harus iqbaal lakukan karena kecepatan yg dia pacu dan jarak antara satu kendaraan dengan kendaraan lainnya yg berdekatan. berjarak beberapa jengkal antara body motor besar miliknya dan kendaraan sekitar sering terjadi. mengerem mendadakpun tak jarang dilakukannya.

"baal, pelan-pelan," renggek (namakamu) manja dengan nada bicara yg iqbaal suka.

senyum tiga perempat andalan iqbaal mengiasi wajahnya dibalik helm full face yg dia gunakan.

untung wajah iqbaal kini tertutup helm, jika tidak bisa dipastikan senyum simpulnya terlihat dan bukan tidak mungkin perempuan diluar sana juga menikmati wajah manis nan menggemaskan iqbaal ketika tersenyum seperti itu.

iqbaal menghentikan laju motor miliknya tepat pada barisan paling depan di perempatan yg tengah menunjukkan lampu merah. menegakkan badannya dan sedikit bersandar pada tubuh sang istri yg kini rasanya seperti seperempat tubuhnya tertinggal dibelakang.

"(nam)," panggil iqbaal meletakkan kedua sikunya pada lutut sang istri.

(namakamu) diam. (namakamu) diam bukan berarti marah, tapi dia diam karena masih sedikit demi sedikit mengumpulkan nyawanya yg baru satu persatu mengumpul.

"(nam)," panggil iqbaal lagi.

"kamu tadi jalan berapa?" tanya (namakamu).

iqbaal sesaat melirik spidometer motornya. "hmmm tadi sih baru 100,"

"100?" tanya (namakamu) tak percaya.

iqbaal mengangguk.

"kayak kura-kura bi-," ucapan (namakamu) terputus karena iqbaal langsung membungkukkan kembali badannya dan langsung melajukan kembali motornya.

untung, (namakamu) reflek kembali memeluk badan iqbaal dan untung juga dirinya tadi tidak sepenuhnya melepas genggaman pada hoodie sang suami. kalo bukan karena dirinya masih menggenggam hoodie sang suami, sudah bisa dipastikan dirinya kini telah terjengkal kebelakang karena gas motor iqbaal yg ganas.

"iqbaaaaalllll," ucap (namakamu) tercekal.

iqbaal melepas tangan kirinya dari stas, menepuk tangan (namakamu) pada perutnya. "pegangan yg kenceng,"

sesuai perintah (namakamu) semakin mengeratkan pelukannya dan menyandarkan seluruh badannya ke badan iqbaal.

momen yg tak (namakamu) duga terjadi. ketika ada satu tikungan dengan kondisi jalan yg cukup sepi, iqbaal melakukan cornering. (namakamu) percaya iqbaal sering melakukannya ketika riding bersama teman-temannya, tapi jarang ketika tengah bersamanya.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang