36

7.7K 697 105
                                    

selamat membaca~

"baay bangun,"

"please baay bangun," ucap (namakamu) yg kini dengan air mata yg tak dapat ditahannya.

perlahan iqbaal menggerakkan badannya dan berusaha membuka kedua matanya.

terlihat mata iqbaal memerah dan wajahnya kini yg juga mulai memerah. "sayangg,"

"baay bangun, adek mau lahir," ucap (namakamu) kemudian melihat kedua kakinya yg kini telah basah karena air ketuban yg sudah pecah.

iqbaal dengan susah payah membuka kedua matanya yg terasa berat. pusing dikepalanya juga tidak membantunya untuk bertindak cepat.

"baal kamu sekarang istirahat aja dulu. ini aku coba buat hubungi dokter kandungan aku aja ya," (namakamu) berusaha untuk tenang.

tanpa menghiraukan perintah sang istri, iqbaal berusaha keras untuk mengubah posisinya dari tertidur menjadi terduduk. pusing yg dirasakannya bukannya mereda tetapi semakin terasa.

"aaawwww," keluh (namakamu) yg sedaritadi berusaha (namakamu) tahan. 

(namakamu) sebenarnya ingin berteriak tetapi dia tahan karena tidak ingin membuat iqbaal khwatir. perlahan (namakamu) mengingat kelas senam ibu hamil yg diikutinya untuk mengatur pernafasannya ketika saat seperti ini.

"ayo kerumah sakit sekarang," ucap iqbaal lemah dengan wajah merah dan bibir pucat.

"engga, kamu istirahat aja. aku boleh pinjem hp kamu ga buat telpon dokter aku?"

iqbaal menggeleng lemah kemudian berusaha menarik kaki yg masih berada dibawah selimutnya kemudian dengan berpegangan pada nakas ranjang, dia moncoba berdiri.

(namakamu) yg melihat sang suami dalam keadaan seperti itu , menarik tangan iqbaal. berusaha menghentikannya.

"kamu disini aja. aku beneran gapapa aaawww," cengkraman tangan (namakamu) tak sengaja meremas tangan kanan iqbaal.

"engga, kita ke rumah sakit sekarang," ucap iqbaal lemah kemudian berjalan mengambil jaket yg tak sengaja berada di kursi dekat dengan jendela. "aku gendong kamu," ucap iqbaal final kemudian berjalan kembali ke arah nakas dan mengambil minum yg telah disediakan oleh (namakamu) hingga habis. iqbaal berharap dengan dirinya meminum air putih cukup banyak, dapat memberikannya tenaga untuk membawa (namakamu) sampai ke bawah.

(namakamu) yg sedaritadi sudah merasakan nyeri pada bagian perutnya kini meremas selimut dan menggigit bibirnya. berusaha untuk menahan rintihan sakit yg akan semakin membuat panik iqbaal.

(namakamu) sebenarnya tau, didalam diri iqbaal sekarang tengah panik karena iqbaal bukanlah orang yg dapat santai ketika (namakamu) atau arkha tengah kesakitan.

iqbaal meletakkan tangan pada punggung dan belakang lutut (namakamu) kemudian membawanya ke dalam gendongannya.

(namakammu) yg ingin memprotes hanya bisa kembali meremas jaket yg digunakan iqbaal karena sakit yg sedaritadi terus dia rasakan.

panas tubuh iqbaal semakin lama semakin dapat (namakamu) rasakan melalui kaos tipis yg dikenakan iqbaal.

"baal aku jalan aja yaa. aku berat. kasihan kamunya kalo gendong aku," ucap (namakamu) setelah rasa sakit yg dirasakannya mereda.

"engga," ucap iqbaal membuka pintu kamar mereka kemudian berjalan menuju garasi yg berada di lantai satu. "aku ga mau kamu tambah sakit awww," ucapan (namakamu) terhenti ketika rasa sakit yg dialaminya semakin intens.

rasa sakit yg dirasakannya semakin lama semakin intens dan semakin berjarak berdekatan.  hal ini sebenarnya yg ditakutkan oleh (namakamu). karena seingatnya jika rasa sakit yg dirasakannya berjarak berdekatan itu artinya pembukaan yg dialaminya semakin lama semakin cepat.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang