17

8.3K 637 63
                                    

selamat membaca~

"sayaaang," ucap iqbaal manja ketika dirinya telah selesai terlebih dahulu dan menunggu (namakamu) menyelesaikan makannya.

"kenapa baay?"

"kamu lebih milih aku minta izin atau minta maaf?"

(namakamu) yg mendengar pertanyaan iqbaal langsung meletakkan sendok dan garpu yg baru dipegangnya kemudian menatap iqbaal. berusaha untuk tidak terlalu serius.

"maksud kamu?" (namakamu) menatap iqbaal intens.

"yaa aku tanya, kamu lebih milih aku buat minta maaf apa minta izin?" ucap iqbaal santai.

"dalam hal apa dulu?"

"dalam hal sesuatu,"

"kamu mau minta apa?" tanya (namakamu) to the point.

iqbaal tersenyum malu karena (namakamu) mengetahui maksudnya.

"kamu ga mau minta izin buat nikah lagi kan?" ucap (namakamu) serius.

"ya Allah sayang gaakan pernah aku minta nikah lagi. mending aku bangkrut dibanding aku nikah lagi. aduh," keluh iqbaal setelah mendapatkan pukulan dilengannya dari (namakamu). "kok dipukul sih?"

"yaa kamu sih sayang, kalo ngomong ngasal."

"iyaa iyaa maaf,"

"terus kenapa?"

"aku tanya gitu ke kamu tadi tuh cuma mau minta izin ke kamu boleh ga aku beli motor?"

(namakamu) menatap iqbaal heran. "kamu kenapa kok tumben tiba-tiba pengen beli motor?"

"gapapa, aku kangen aja naik motor. dulu kan waktu SMA kita sering kan pacaran berdua naik motor. lagian kalo naik motor berangkat kerja juga bisa jadi lebih cepet. ga macet kelamaan kayak pake mobil,"

"tapi kan dirumah udah ada motor matic, kenapa ga pake itu aja?"

"iyaa sih, tapi kan motor itu kadang buat kamu belanja. kalo ga buat mbak pergi belanja juga," ucap iqbaal pelan.

(namakamu) sejenak memikirkan ucapan iqbaal. benar juga ya, motor yg ada dirumah hanya satum dan itupun kadang motor yg berada dirumah digunakannya untuk dirinya ataupun untuk menyediakan mbak tari jika sewaktu-waktu butuh pergi ke warung atau pasar. mbak tari adalah pembantu rumah tangga dirumah iqbaal dan (namakamu) yg telah ikut semenjak mereka berdua awal menikah.

"terus kamu pengen beli motor gitu?" tanya (namakamu).

iqbaal mengangguk dengan muka manisnya.

"terus mobil gimana?"

"mobil tetep ada. kan ga setiap hari juga aku pake motor. kadang kalo aku baru capek aku pake mobil atau bahkan pake supir. tapi kalo kerjaan keburu dan ga hujan bisa pake motor," jelas iqbaal.

"kenapa kamu minta izin ke aku?" tanya (namakamu) polos.

"sayaaang," ucap iqbaal gemas. "kamu itu kan istri aku, jadi setiap aku mau ambil keputusan pasti diskusikan dulu ke kamu. kalo kamu oke baru aku juga oke. kalo kamu ga oke," iqbaal memberi jeda pada kalimatnya. "yaudah gajadi,"

(namakamu) tersenyum. "kita belanja dulu yuk baay. aku udah selesai ini yg makan," ucap (namakamu) mengalihkan pembicaraannya.

"udah?" tanya iqbaal memastikan.

(namakamu) mengangguk. kemudian berjalan menuju kasir untuk membayar makanannya.

"yuk," ajak (namakamu) setelah kembali dari membayar.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang