40

8.9K 696 60
                                    

"kamu ga sayang sama aku?" ucap (namakamu) lagi dengan air mata yg masih keluar.

"bukan gitu,"

"terus kenapa? aku mintanya berlebihan?"

iqbaal menghela nafas panjang. haruskan dia mengambil libur hari ini ataukah tetap berangkat ke kantor dengan kondisi (namakamu) yg tengah merajuk seperti ini?

ketika iqbaal hendak membuka mulutnya untuk berbicara, (namakamu) membalikkan badan dan berjalan ke arah walk in closet. tak selang berapa lama, (namakamu) kembali dengan membawa satu stel jas, kemeja dan dasi yg biasa iqbaal gunakan untuk ke Kantor.

"ini bajunya," (namakamu) menyerahkan baju kantor tersebut kemudian berjalan cepat meninggalkan kamar mereka.

"(nam)," panggil iqbaal yg tak digubris sama sekali oleh (namakamu).

iqbaal menghela nafas kemudian mulai mengganti pakaiannya dengan pakaian yg telah diberikan (namakamu).

dasi yg biasanya (namakamu) bantu untuk menggunakan kini hanya dia bawa ditangan sebelah kanan.

"sayang," panggil iqbaal kepada (namakamu) didepan kamar rafka.

terlihat (namakamu) kini tengah memberi asi kepada sang putra di salah satu sofa yg ada di kamar milik rafka. (namakamu) hanya melihat sekilas iqbaal yg berdiri didepan pintu kemudian kembali memperhatikan rafka yg tengah minum darinya dengan memainkan jari tangannya.

"pakein dasi," ucap iqbaal manja.

"aku baru kasih asi," jawab (namakamu) jujur.

iqbaal berjalan kearah dimana (namakamu) berada kemudian membungkukkan badan, mengecup pipi rafka kemudian menatap sang istri yg masih menatap rafka.

"kak arkha kemana?" tanya iqbaal seolah-olah kepada rafka.

"sekolah," jawab (namakamu) tanpa melihat iqbaal.

iqbaal mengusap kepala (namakamu) sebelum berbicara. "ma, aku berangkat ke kantor dulu. meeting pagi ini penting dan aku harus hadiri. nanti setelah semua urusan aku selesai aku janji bakalan langsung pulang,"

"selesainya malem,"

iqbaal menghela nafas. "aku usahain buat sore selesainya,"

(namakamu) diam.

"(nam), please,"

(namakamu) masih diam.

"sayang jangan diem aja," kini iqbaal mulai memelas.

"katanya kamu telat? ini udah jam set 10. kamu ga mau kan meetingnya tambah mundur lagi?" jawab (namakamu) tanpa melihat iqbaal.

iqbaal membawa tangannya ke dagu (namakamu) dan mengangkat kepala (namakamu) agar menatapnya. karena sedari tadi (namakamu) berbicara sembari menunduk.

"kalo bicara liat aku sayang,"

"gamau,"

"kenapa?"

"gapapa,"

"yakin?"

"hmmm," deham (namakamu).

"aku tau kamu baru ngambek kan sama aku?"

"itu tau," rajuk (namakamu). "permintaan aku terlalu berat apa sampe-sampe kamu ga mau ngabulin permintaan aku?"

iqbaal kembali menangkup wajah sang istri yg telah berpindah dari tangannya. "bukannya aku gamau, tapi aku juga punya kewajiban sayang,"

"iyaa iyaa, yaudah sana kamu berangkat. keburu semakin telat," (namakamu) memindahkan kepalanya dan beranjak dari posisi duduknya. berjalan ke arah meja ganti untuk mengganti popok yg rafka gunakan.

Pernikahan (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang