iqbaal semakin panik ketika panggilan yg dia tujukan untuk bunda tak kunjung diangkat. hampir 10x iqbaal mencoba menghubungi tak satupun diangkat oleh bunda.
tanpa membereskan berkas yg ada dimejanya, iqbaal segera menambil jaket yg ada disandaran kursi, melepas jas dan manggantinya dengan jaket kulit yg tadi pagi dia gunakan.
"mitha, tolong bereskan meja saya," ucap iqbaal sambil berlalu menuju lift.
tak menunggu waktu lama, lift datang dan membawanya turun ke basement dimana dirinya memarkir motornya. setelah menggunakan helm, sarung tangan, dan tak lupa meresletingkan jaket, iqbaal memacu motor besar meninggalkan parkiran kantor.
dalan perjalanan pikiran pertama dia harus ke rumah bunda terlebih dahulu. karena sedaritadi bunda tidak dapat dihubungi.
arus lalu lintas sore di jakarta memang menyebalkan. banyaknya karyawan yg baru pulang dari kantor menyebabkan jalanan yg sudah padat menjadi macet. hal ini dapat menyebabkan motor besar milik iqbaal mengalami overheat dan macet ditengah jalan. iqbaal memutar otak untuk mencari jalan tikus agar perjalanannya lebih cepat kerumah masa kecilnya.
setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, motor yg dikendarai iqbaal memasuki halaman rumah orang tuanya dikawasan pondok kopi.
"assalamualaikum," ucap iqbaal memasuki rumah.
"waalaikumsalam," jawab bibi dari dalam rumah. "eh dek iqbaal, tumben pulang kantor kesini?"
"bunda mana?"
"bunda belum pulang dek dari tadi siang,"
"bilang ga bunda kemana?"
"kerumah temennya. katanya ada acara apa gitu dek, bibi lupa,"
iqbaal menghela nafas. kalo bunda memang hanya ada pertemuan dengan temannya, kenapa beliau menelepon sebanyak itu?
"ayah belum pulang?"
"kebetulan ayah baru ke bandung dek, katanya sore ini pulang,"
iqbaal mengangguk kemudian kembali menggunakan helm yg tadi sempat dilepasnya.
"adek gamau istirahat atau minum dulu?" tanya bibi
iqbaal menggeleng sembari membenarkan letak helmnya. "engga, aku langsung pulang. makasih bi, assalamualaikum,"
"waalaikumsalam,"
dan dengan itu, iqbaal langsung menacu motornya meninggalkan rumah masa kecilnya menuju rumah masa kini dan masa depannya.
iqbaal merasa aneh ketika dirinya memasuki halaman rumah tapi tidak ada sambutan ataupun kegiatan bermain yg biasanya dilakukan oleh arkha setiap sore hari.
jam dipergelangan tangan iqbaal menunjukkan waktu 17.59. pantas saja arkha tidak bermain lagi dihalaman.
menurunkan standar motor, melepas kedua sarung tangan, dan yg terakhir melepas helm yg dia gunakan. meletakkan itu semua pada tangki motor yg telah mati. sengaja iqbaal tidak menggunakan balaclava karena tadi dia terburu-buru menuju rumah bunda.
"assalamualaikum," ucap iqbaal memasuki rumah melalui pintu samping.
"waalaikumsalam," jawab mbak tari yg kini tengah menemani arkha dan rafka bermain di ruang keluarga mereka. tv yg ada didepannya menyala, menampilkan kartu kesukaan arkha.
"(namakamu) mana?"
mbak tari bingung harus menjawab apa. dirinya takut kena marah iqbaal karena tidak langsung memberitahu keadaan (namakamu) sedaritadi. tapi dirinya hanya diperintahkan oleh bunda untuk menjaga arkha dan rafka di rumah setelah tadi menjemputnya di rumah sakit. "hmm itu pak, ibu di rumah sakit," ucap mbak tari pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan (completed)
Fanfictioncerita setelah 1 : they dont know 2 : college perjalanan kehiduapan setelah menikah dan memiliki anak.