19. PETA: Pembela Tanah Air

6.5K 577 203
                                    

Seperti biasa, sebelum baca biasakan VOTE dulu. Putar mulmed yang sudah kami sediakan di atas, karena akan ada hubungannya dengan part kali ini. Semisal masih ada menemukan typo, kami mohon maaf karena manusia tidak luput dari kesalahan.

Trailer BataviLove

Like & Subscribe

Jangan lupa spam comment yak! Happy reading dan MERDEKA🇮🇩

°°°

Nafla kebingungan, dua temannya pun juga. Mendengar nama Negara Korea Selatan disebut oleh Bu Ida, sontak Nafla, Vee, dan Farah menoleh ke Pipit. Di tempat duduknya, Pipit cengengesan menandakan ini benar adalah ulahnya. Pipit mengaku ia bersekolah di Korea Selatan.

Farah dan Vee langsung merapat ke Nafla. Mereka berbisik, dimulai dari Farah. "Weay, kok si Pipit gak bilang-bilang dulu sih, Naf? Gue gak mau Korea, gue maunya di Inggris. Lagian, mana ada Korsel di Benua Eropa, jir! Sejak kapan pindah?"

"Sejak tuyul jadi gondrong! Mana gue tau, anjir! Yaudah, bilang aja lo dari Inggris. Kok repot?"

"Emang bisa?" giliran Vee bertanya.

"Dibisa-bisain aja lah anjim!" jawab Nafla seadanya. Selepas itu, ia kembali berbicara dengan Bu Ida. "Hehehe, nggak Bu. Kami kenalnya nggak di Korea Selatan, tapi pas mau ke Indonesia. Kebetulan senasib, ya jadi kenalan deh. Itung-itung nambah temen."

"Oh, begitu?" Bu Ida mengangguk-anggukan kepala, tidak merasa curiga. Hal itu membuat Nafla, Vee, Farah, termasuk Pipit legah. "Lalu, Nak Nafla sendiri berkuliah di mana?"

"Saya berkuliah di Turki, Bu. Di Istanbul University. Ambil fakultas Kedokteran di sana."

"Wah, Dokter? Hebat-hebat!"

Pengakuan Nafla, dibalas decak kagum oleh Bu Ida yang menoleh ke Soekarno bergantian pula ke besan-nya. Dua orang yang ditolehi itu menanggapi dengan senyuman.

Bukan hanya Bu Ida yang kagum. Hatta juga berhasil dibuat kagum, namun pria itu tidak mengekspresikannya secara terang-terangan. Melainkan di dalam hati. Sama seperti yang lain, Hatta juga baru mengetahui Nafla berkuliah di Turki.

"Emang iya Naf, lo pernah kuliah di sana?" spontan Vee menanyakan kebenaran itu ke Nafla.

"Gak kuliah banget sih, cuma pernah pertukaran pelajar aja ke sana pas semester lima."

"Ohhh,"

Vee yang ber-O ria, tiba-tiba ditanya oleh Bu Ida. Kini giliran Vee yang harus memberi tahu, di mana ia pernah melanjutkan pendidikan perguruan tinggi.

"Kalau Nak Vee?"

"Saya, Bu? Saya di... Di Amerika, Bu!"

"Amerika?"

Vee mengangguk panik. "I--iya. Tepatnya di Harvard."

"Sungguh, Nona pernah bersekolah di sana?" celetuk Ismail tidak percaya bercampur kagum.

"Iya, lah!" balas Vee sedikit ngegas.

Vee tidak mau orang beranggapan ia bohong, padahal memang bohong. Sebenarnya Vee tidak pernah berkuliah di Harvard, melainkan ia hanya pernag berkuliah S1 di Universitas Gajah Mada. Tidak berkuliah di Harvard, tapi Vee pernah mengunjungi Harvard setiap berlibur ke Amerika.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang