58. Peresmian BPUPKI

3.3K 459 179
                                    

Sumpah, besok Nafla ujian akhir semester. Jeda tiga hari ujian akhir sekolah. Tanggal 12 april, Nafla UTBK dapat gelombang 1 selama seminggu. Doain nembus PTN ya! Farah dan Vee juga ujian loh. Kalau gini, KITA KETEMUNYA PAS PUASAAA🤣. Makanya kami paksain buat part ini biar jadi penawar kalau-kalau rindu BataviLove. Biasanya kan, BataviLove update 2 hari sekali. Sider... Sekarang lo nyesel kan? Nyesel kan, gak ada kesempatan buat vote dan comment di cerita sebagus ini tiap update.

Okelah! Semisal ada typo, mohon dimaafkan karena manusia tidak luput dari kesalahan. Happy reading & Merdeka🇮🇩

°°°

Jakarta, 28 Mei 1945

Seperti hari-hari biasa setiap ada jadwal berpergian. Selalu Hatta yang lebih dulu siap ketimbang Nafla. Alhasil, pria itu kedapatan jatah menunggu sampai Nafla selesai bersiap. Hatta coba memaklumi. Wanita memang begini. Banyak persiapannya.

"Sudah, Hatta. Ayo, kita pergi."

Hatta menoleh ke sumber suara. Dihadapannya, Nafla sudah siap sempurna. Pakaian wanita itu berwarna merah. Menjadi daya tarik tersendiri di mata Hatta. Namun, ada satu yang Hatta tidak suka. Baju itu membiarkan bagian pundak Nafla terekspos bebas.

 Baju itu membiarkan bagian pundak Nafla terekspos bebas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, ya, saya bawa air minum, Hatta. Kemarin, Jepang tidak memberikan kita air minum. Kalaupun diberikan, kita patut waspada. Bisa saja Jepang memberi racun." ucap Nafla langsung menduga hal buruk. Untuk masalah Jepang, Nafla tidak bisa berpikiran yang baik-baik. Pada dasarnya mereka sudah jahat.

Ucapan Nafla tadi tidak Hatta beri balasan. Hatta malah membuka jasnya. Tindakan Hatta itu menimbulkan lipatan kecil di dahi Nafla. Timbul pertanyaan di otak Nafla. Mau apa Hatta membuka jas?

Pertanyaan Nafla ini tidak berlangsung lama. Jawaban segera Nafla dapat. Jas itu Hatta buka untuk menutupi bagian pundaknya. Nafla membeku di tempat, kala Hatta menyelimuti jasnya itu di pundaknya.

Tepat di telinga Nafla, Hatta memberi tahu. "Kenapa pakai baju yang terbuka begini? Di sana akan banyak pria. Saya tidak suka. Kamu bisa masuk angin."

Dahi Nafla kembali mengernyit. Bingung dengan ucapan Hatta yang menurutnya tidak nyambung. Apa hubungannya banyak pria dengan dia yang bisa masuk angin?

"Pakai ini selama sidang berlangsung. Jangan dilepas sedikitpun." sambung Hatta, menyadarkan Nafla dari lamun kebingungan yang mendera.

Hatta berbalik setelah menutupi pundak Nafla menggunakan jasnya. Sekarang ia tidak perlu cemas. Bagian yang membuat resah tadi sudah tertutupi. Hatta masuk ke dalam mobil lebih dulu, meninggalkan Nafla yang masih dilanda kebingungan. Kejadian tadi membuat pikirannya kacau.

Tin! Tin!

Klakson mobil Hatta baru berhasil menyadarkan Nafla. Sengaja Hatta berbuat seperti itu. Melihat Nafla yang terkisap dan buru-buru berjalan masuk mobil, membuat Hatta sulit mengontrol diri. Wajah panik Nafla, lucu di matanya. Membuat Hatta tersenyum walau samar.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang