Maaf lama publish. Maklum lah ya, orang masih suasana lebaran, mau seneng-seneng. Okelah, langsung aja baca, tapi kami minta kayak biasa, VOTE & COMMENTNYA DULU!
Happy reading & ALHAMDULILLAH MERDEKA!🇮🇩
°°°
Oek ... oek ....
Suara Guntur yang menangis menambah suasana riuh di rumah Soekarno yang kini sudah ramai.
Hari ini adalah hari bersejarah yang akan Pipit serta ketiga temannya saksikan, yaitu hari proklamasi. Sebelumnya pelaksanaan proklamasi, Sukarni mengusulkan agar dilakukan di lapangan Ikada, namun Soekarno menolak dan lebih memilih dilakukan di rumahnya agar lebih aman dari Dai Nippon.
"Dimana, Bung Karno? Seharusnya dia sudah bersiap untuk hari besar kita semua." Wikana bertanya kepada para pemuda yang hadir di rumah Soekarno, tepatnya di ruang tamu.
"Pak Soekarno lagi sakit. Biarin dia istirahat dulu. Lagian ini baru jam delapan. Nggak usah terburu-buru. Ntar juga Indonesia Raya," Vee yang menjawab pertanyaan Wikana.
"Bung Karno sakit? Sakit apa?"
"Gegana, gelisah galau merana~"
Plak!
"Awh ... Sakit, Pit! Lo pikir tangan lo selembut kain sutra hah?" Vee mendumel pada Pipit.
"Salah lo sendiri lah pelon! Mangkanya kalo ada yang tanya itu dijawab yang bener!" Pipit menatap Sukarni yang tadi bertanya, "Pak Soekarno sakit malaria,"
Setelah mendengar jawaban Pipit. Para pemuda terlihat gelisah. Mereka khawatir semua persiapan yang telah mereka lakukan untuk hari besar proklamasi akan gagal.
"Bagaimana ini? Kita sudah menantikan hari besar ini. Apakah semua rencana kita akan gagal?"
"Kalem, Bosque! Santuy, tadi Bu Fatma udah manggil Dokter pribadinya Pak Karno biar Pak Karno kondisinya lebih mendingan."
Dan benar. Tak lama setelah Vee berujar, Dokter pribadi Soekarno datang. Pipit pun langsung mengarahkan Dokter itu menuju kamar Soekarno sesuai perintah Bu Fatma.
Dentingan jam berganti, menunjukkan seberapa cepat proklamasi akan terlaksana. Sekitar jam sembilanan, Soekarno sudah keluar dari kamar dan berpakaian putih yang nampak rapi. Para pemuda yang melihat Soekarno sudah lebih baik dari sebelumnya itu nampak riang gembira. Akhirnya proklamasi akan terlaksana!
"Bung! Alangkah lebih baik bila kita percepat saja pembacaan proklamasinya, benar begitu kan?" Wikana mencari persetujuan kepada pemuda-pemuda yang lain.
Soekarno menggeleng tegas, "Tidak! Aku akan menunggu Hatta terlebih dahulu. Itu sudah menjadi keputusanku, jangan mendebat."
Para golongan muda diam setelah Soekarno berujar tegas seperti itu. Ingatkan para pemuda bila Soekarno tak mudah digoyahkan. Maka dari itu mereka memilih diam dengan kondisi ketar-ketar menunggu kapan Hatta akan datang.
°°°
Nafla membuka jendela kuno yang memiliki bentuk dua pintu penutup. Begitu dibuka, udara sejuk pagi hari langsung menerpa permukaan kulit Nafla. Nafla tersenyum. Hatinya tenang sekali pagi hari ini. Terdengar kicauan burung yang seakan menyambut hari kemenangan.
Nafla memejamkan matanya. Merasakan hembusan angin sejuk yang menerpa kulit wajahnya.
"Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Nafla mengucapkan kutipan Al-Quran itu perlahan dan dengan suara lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
BataviLove
Adventure🚫DILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA KAMI!!! NEKAT MELANGGAR, AKAN KAMI KASUSKAN KE POLISI!!! KAMI TIDAK SEGAN-SEGAN MEMBAWA KE JALUR HUKUM!!! Cerita dibuat oleh 4 penulis: @nafla080803 @dhiladhsan @pipit_vie @coklatastor 🎖Rank 1 in Merdeka (25 Novembe...