22. Who is He?

3.8K 532 157
                                    

Kami update lagi! Sebelum baca, biasakan VOTE dulu yok. Jangan lupa spam comment kelen di tunggu selalu. Hati-hati typo bertebaran! Ayok ramein yok! MERDEKA!

Penulis part: coklatastor & dhiladhsan

***

"Vee, bengong aja lo!" Seru Farah yang tiba-tiba udah ada di belakang Vee yang lagi ngelamun. Namanya orang yang asyik ngelamunin masa depan, eaa bahasanya. Vee auto gak nyautin si Farah yang teriakin dia.

"Oi, Veeeee!" Farah menjerit keras, melebihi kerasnya toa Masjid yang digabungin jadi lima.

"Engkau gemilang, malam cemerlang. Du skubidu, du du du duu," Vee bersenandung riang. Bibirnya tersenyum-senyum, jemarinya memetik senar gitar yang asli, Farah juga bingung kapan Vee ngambilnya. Perasaan, tadi pas Farah ke sini, gitar itu belum ada.

"Hiiii," Farah bergidik sendiri. Jangan-jangan Vee beneran murid Hogwarts. Gitarnya dipanggil pake mantra. Farah melangkah mendekati Vee hati-hati. Melirik-lirik tangan Vee dan gitarnya bergantian.

Farah mulai bertindak edan. Baju Vee diketuk-ketuknya, takut jika terdengar bunyi berdenting dari balik baju itu. Bunyi tongkat sihir.

"Woi! Lo ngapain?!" Kesal Vee yang merasa terusik. Vee mendelik ke arah Farah yang cengengesan tak bersalah.

"Vee, lo penyihir ya?"

"What?!"

Vee menjitak kepala Farah kencang-kencang. "Heh! Enak aje! Gue mugle, tahu. Tampang lo tuh, cocok bet jadi penyihir. Nenek sihir tapi," kata Vee watados.

Farah langsung bergumam, "Coba aja gue penyihir beneran. Gue kutuk jadi cacing terbang, baru nyaho lo."

"Aiii, seremnyaa, Centiniii!" Vee berlagak ngeri. Kemudian Vee ngikik saat dilihatnya tatapan Farah yang horor. Meski tak sehoror patung di depan gerbang UGM, sih. Maaf, pak patung. Hihihi.

"Eh, Juleha!" Panggilan Farah sontak menghentikan tawa Vee. Sekaligus membuyarkan bayangannya tentang sosok patung UGM.

Vee menoleh. "Ya, ada apa, nenek gayung?"

"Hish!" Farah ganti menjitak kepala Vee. Seenaknya aja Vee memanggilnya nenek gayung.

"Abis ini lo mau ke mana?" Tanya Farah. Vee tak langsung menjawab pertanyaan Farah itu. Matanya menatap berkeliling, lalu tangannya memasukkan gitar kembali ke dalam tasnya.

Farah juga diam. Menunggu. Setelah satu menit yang terbuang sia-sia, barulah Vee menggeleng sembari mengangkat bahu.

"Lah? Lo gak pergi ama si mas-mas itu? Siapa ya doi? Siapa?" Farah lalu kebingungan sendiri.

"Setres ni orang," Vee membatin.

Untung Farah gak bisa telepati. Kalau bisa, Vee yakin Farah pasti akan balas mengumpatinya. Vee pernah denger, Farah bisik-bisik bilang Vee otak lemot. Spek rendah. Vee pura-pura gak tahu aja sih waktu itu.

Yah, aslinya sih, Vee gak nyadar. Dulu dia kira, Farah lagi ngomongin spek HP. Sekarang, baru dia ngerti. Dan rasanya tuh, seperti anda menjadi pemeran di suara hati istri yang ternistakan oleh suami yang lebih mencintai ternak lelenya.

Sakit, sakit banget.

"Chaerul maksud lo?" Ucap Vee yang risih ngelihat Farah muter-muter kayak orang gila.

"Heo'oh," Farah mengangguk tapi belum berhenti muter-muter.

Vee yang pusing ngelihatin Farah kumat setresnya, menggosok-gosokkan tangan. Mulutnya berkomat-kamit. "Jagat niro jagat geni. Niro segoro, eh, apa ya lanjutannya?" Vee mendadak nge blank.

BataviLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang